Dark
Light

Bank Mandiri dan BCA Siapkan QR Code Sebagai Inovasi Fintech Terbaru

2 mins read
November 16, 2018
Bank Mandiri dan BCA merilis implementasi fitur QR code sebagai inovasi fintech. Masing-masing dalam bentuk Mandiri Pay dan QRku di BCA mobile dan Sakuku
Bank Mandiri dan BCA merilis implementasi fitur QR code sebagai inovasi fintech. Masing-masing dalam bentuk Mandiri Pay dan QRku di BCA mobile dan Sakuku

Dua bank besar lokal, Bank Mandiri dan BCA, merilis fitur QR code sebagai inovasi terbaru di bidang teknologi finansial. Peluncuran ini dilakukan dalam waktu yang tidak terpaut jauh. Bank Mandiri dengan Mandiri Pay diperkenalkan saat perayaan hari jadi perseroan pada 24 Oktober 2018, sementara BCA merilis QRku pada 5 November 2018.

Group Head Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie menuturkan, Mandiri Pay adalah fitur pembayaran berbasis QR Code yang bakal terintegrasi dengan dompet elektronik E-Money, kartu debit, dan kartu kredit. Serupa dengan Yap yang diusung BNI dan diharapkan ke depannya bisa menjadi alternatif bertransaksi pengganti EDC. Bakal ada aplikasi tersendiri yang perlu diunduh nasabah dalam menggunakan fitur QR code ini.

Untuk saat ini aplikasi tersebut belum tersedia untuk publik. Menurut Sunarto, perseroan masih menunggu izin dari Bank Indonesia. Secara prinsip, perseroan sudah menyesuaikan teknologi tersebut sesuai dengan standar BI, walaupun BI sendiri belum menetapkan standarisasinya.

“Bank Mandiri melihat solusi pembayaran dengan QR merupakan sesuatu yang menarik untuk melengkapi solusi pembayaran yang ada. Namun kami menyadari untuk mengadopsi ini perlu beberapa pertimbangan, seperti teknologi yang digunakan, strategi akuisisi nasabah, dan merchant,” terang Sunarto kepada DailySocial.

“Seiring dengan rencana Bank Indonesia menerapkan standarisasi QR, Bank Mandiri mulai menyesuaikan dengan standar tersebut, sehingga produk yang akan kami launching telah sejalan dengan standar BI,” tambahnya.

Sunarto menyebut perseroan merilis aplikasi terpisah khusus fitur QR lantaran aplikasi tersebut diperuntukkan untuk pembayaran saja. Nasabah hanya cukup membuka aplikasi Mandiri Pay dan langsung memindai QR code merchant dari smartphone. Kalau digabung dengan aplikasi mobile banking yang sudah ada dinilai cukup memberatkan karena di dalamnya sudah ada banyak fitur.

“Kita antri di kasir, maunya cepat proses pembayarannya. Yang tadinya pakai kartu dan swipe di [mesin] EDC, sekarang cukup pakai aplikasi dan scan QR.”

Secara terpisah, dikutip dari CNN Indonesia, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan untuk jangka pendek, fitur ini baru menjangkau pembayaran dengan nominal kecil (small ticket items purchase), seperti pembayaran transportasi dan produk ritel.

Dia membuka kemungkinan membuka fitur tersebut untuk pembayaran dengan transaksi berjumlah besar, asal tingkat keamanan dan kecepatan transaksi sudah disempurnakan. Perseroan berencana merilis aplikasi ini pada Januari 2019, sembari menunggu izin keluar dari BI.

Disebutkan saat ini Bank Mandiri memiliki sekitar dua juta nasabah yang menggunakan aplikasi mobile banking. Sekitar 90% transaksi sudah terjadi secara online.

QRku dari BCA

Sementara itu, BCA menghadirkan QRku untuk dua implementasi. Di dalam aplikasi BCA mobile, QRku dikhususkan untuk transfer dana antar nasabah BCA (peer-to-peer payment), bukan sebagai QR pembayaran. Fungsi QRku lebih komprehensif dalam Sakuku, sebab bisa digunakan untuk pembayaran di merchant, selain transfer dana.

BCA tergabung sebagai salah satu peserta pilot project implementasi secara terbatas standarisasi QR Code BI.

Direktur BCA Santoso Liem menjelaskan, QR yang dihasilkan QRku hanya sebagai identitas unik yang menggantikan nomor rekening. Nasabah tidak perlu memasukkan PIN tabungan saat mentransfer dana. Proses pun jadi jadi lebih cepat tanpa harus pencet banyak tombol.

“Biasanya kalau mau transfer cukup repot, harus memasukkan nomor rekening kalau baru pertama kali mau transfer. Belum tentu hafal juga dengan nomor rekeningnya. Kalau sudah rutin transfer memang bisa disimpan rekeningnya ke daftar transfer. Jadi kami mengembangkan QR jadi seperti ID rekening menggantikan nomor,” ujar Santoso kepada DailySocial.

Strategi ini, menurutnya, masih bersifat soft lauching untuk memberikan pendekatan yang berbeda kepada para nasabahnya. Perbedaan fungsi antara BCA mobile dan Sakuku adalah strategi awal perseroan agar lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan standarisasi QR BI yang masih ditunggu kehadirannya. Pasalnya standarisasi QR untuk pembayaran dan transfer itu berbeda.

“Setiap produk yang kami rilis itu sudah ada persetujuan dari BI. Kami siap untuk melakukan penyesuaian standar QR dari BI apabila aturannya sudah terbit. Untuk sementara kami pakai QR private BCA.”

Disebutkan saat ini ada 8 juta nasabah BCA yang bertransaksi lewat aplikasi mobile banking dari total nasabah sekitar 18 juta. Volume transaksi online mendominasi sekitar 97%, sisanya dilakukan lewat kantor cabang.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Razer BlackWidow Lite Adalah Keyboard Mekanis untuk Bekerja Sekaligus Bermain, Bukan Sebaliknya

Next Story

Aplikasi Google Maps Kini Bisa Dipakai Chatting dengan Pemilik Bisnis

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah