Dark
Light

Mandiri Capital Pimpin Pendanaan Seri A Untuk Platform P2P Lending Amartha

2 mins read
March 7, 2017
Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro, CEO dan Co-Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra, dan Direktur Keuangan MCI Hira Laksamana / DailySocial

Mandiri Capital Indonesia (MCI) mengumumkan pendanaan seri A untuk platform P2P lending Amartha dengan nilai sekitar US$2 juta (sekitar lebih dari 26 miliar Rupiah). Investor baru yang turut bergabung dalam pendanaan kali ini adalah Lynx Asia Partners. Dua investor lainnya yang telah bergabung dalam pendanaan sebelumnya, yakni Beenext dan Midplaza Holding.

Sejauh ini, MCI telah mengumumkan dua kali pendanaan yakni Moka sebesar Rp26 miliar dan Amartha sekitar US$2 juta. Bulan depan pihak MCI akan kembali mengumumkan pendanaan lainnya, kali ini untuk startup fintech di sektor sistem pembayaran.

Dalam pipeline, MCI berencana untuk menambah tiga hingga empat startup fintech masuk ke dalam portofolio investasi sepanjang semester I dan II 2017. Diharapkan total perusahaan baru yang mendapat investasi dari MCI sepanjang tahun ini menjadi 8-10 perusahaan.

Adapun segmen startup yang bakal diincar MCI bergerak di sistem pembayaran, lending, dan SME solution. Ketiga segmen ini diharapkan dapat menopang proses bisins Bank Mandiri beserta anak usaha Grup Bank Mandiri lainnya.

“Model bisnis Amartha sangat penting bagi perekonomian kita karena mampu memberikan solusi untuk menyentuh masyarakat unbanked. Dengan pengalaman lebih dari tujuh tahun di segmen pembiayaan mikro, jaringan yang kuat di pelosok daerah, dan tim leadership yang tangguh, Amartha mendukung visi Bank Mandiri untuk meningkatkan inklusi keuangan ke seluruh Tanah Air,” kata Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro, Selasa (7/3).

CEO dan Co-Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan Amartha dapat memberi tambahan value sebagai salah satu portofolio investasi MCI. Mengingat, Amartha telah memodernisasikan segmen mikro sehingga menciptakan segmen pasar baru yang memungkinkan masyarakat di lapisan piramida terbawah untuk memperoleh alternatif sumber permodalan bagi bisnis mereka.

Bentuk sinergi dengan Bank Mandiri

Dengan adanya sinergi dengan Bank Mandiri, Amartha bakal menggunakan kesempatan tersebut untuk pengembangan produk, mulai dari peningkatan kapabilitas credit scoring, mempelajari karakter kredit macet seperti apa, penanganannya seperti apa, dan lain sebagainya.

Rencananya Amartha ingin menambah jumlah agen sebagai perpanjangan tangan perusahaan bisa bertambah antara dua hingga tiga kali lipat dari saat ini sekitar 100 orang. Tak hanya itu, apabila kondisi memungkinkan Amartha dapat ekspansi ke luar Pulau Jawa.

“Kami juga sedang memikirkan dengan Bank Mandiri, bagaimana bisa membuat peminjam yang masih unbanked menjadi bankable. Sebab, selama ini seluruh proses penyaluran dan pembayaran masih dilakukan secara tunai karena mereka belum memiliki rekening bank. Itu yang sedang kami coba pecahkan solusinya,” ucap Taufan.

Sistem pembayaran yang masih tunai membuat Amartha melakukan resep tersendiri untuk mencegah terjadinya kredit macet. Amartha memiliki agen tersendiri yang tersebar di Pulau Jawa. Mereka bertugas untuk membantu para peminjam saat ingin mengajukan aplikasi pinjaman, menyalurkan pinjaman, dan menerima pembayaran angsuran.

Setiap agen memiliki tugas untuk bertemu setiap peminjam yang terbagi-bagi menjadi kelompok. Satu kelompok biasanya terdiri dari 20 peminjam. Lewat resep ini, Amartha mengklaim berhasil menekan laju kredit macet tetap berada di angka 0%.

Hingga kini, total pinjaman yang sudah disalurkan Amartha telah menembus di angka Rp68 miliar kepada 30 ribu pengusahan mikro perempuan dengan tingkat kredit macet 0% selama tujuh tahun berturut turut.

“Percaya enggak percaya, kredit macet kami masih 0%. Ini membuktikan segmen mikro itu tidak seburuk yang dibayangkan, mereka itu credit worthy bila pendekatannya tepat mereka akan tanggung jawab dengan pinjamannya. Sistem pinjaman per kelompok terbukti berhasil minimalisir kredit macet. Kalau ada masalah NPL, bukan agen Amartha saja yang turun, tapi berbarengan cari solusinya.”

Mengingat Amartha masih memiliki agen untuk pendekatan, makanya perusahaan menerapkan sistem komisi yang ditarik dalam setiap transaksinya, untuk peminjam maupun pemilik dana. Untuk peminjam (borrower) komisi yang ditarik sebesar 5%-10% per transaksi tergantung risiko dan besaran pinjaman, sementara untuk pemilik dana (lender) sebesar 1%-3%.

Adapun besaran dana yang bisa diberikan untuk peminjam mulai dari Rp3 juta hingga Rp10 juta, dengan tenor 3/6/12 bulan. Untuk imbal hasil yang ditawarkan kepada pemilik dana mulai dari 10% hingga 15% per tahun.

Previous Story

Xiaomi Janjikan Desain Tanpa Bezel di Mi MIX 2

Next Story

Facebook Mulai Tandai Berita Hoax

Latest from Blog

Don't Miss