Bagi sebagian besar orang, pengalaman pertamanya mengenal mechanical keyboard kemungkinan besar melibatkan switch yang dibuat oleh Cherry MX. Perusahaan asal Jerman itu memang adalah yang paling terkenal, dan desain switch-nya juga sudah menginspirasi banyak produsen lain di bidang ini. Alternatifnya, Anda juga bisa memproduksi mechanical switch sendiri menggunakan 3D printer, dan dengan rancangan yang amat unik.
Dilansir Hackaday, seorang pengguna GitHub dengan nickname “famichu” belum lama ini membagikan blueprint dari switch bernama MagLev Switch MX. Sepintas switch tersebut kelihatan mirip seperti switch Cherry MX, dengan bagian stem berbentuk tanda plus yang membuatnya kompatibel dengan semua keycap yang didesain untuk switch Cherry MX. Karakteristiknya pun linear, kurang lebih mirip seperti yang ditawarkan switch Cherry MX Red yang begitu populer.
Namun satu perbedaan yang sangat mencolok adalah, MagLev Switch MX tidak punya per (spring) sama sekali. Secara umum, di dalam switch Cherry MX selalu ada sebuah per yang akan menjadi penentu bobot aktuasinya. Di sini, peran switch itu sudah digantikan sepenuhnya oleh sepasang magnet neodymium; satu di bawah stem, satu di bagian dasar dari housing switch (di balik sebuah PCB kecil).
Di antara kedua magnet tersebut, bernaung sebuah sensor efek Hall. Tugas sensor tersebut adalah mengidentifikasi lokasi dari magnet dengan cara mengukur elektron yang berpindah dalam gaya elektromagnetik magnet. Jadi ketika tombol dengan MagLev Switch MX ditekan, sensor efek Hall tersebut akan mendeteksi perubahan gaya magnetik, yang kemudian diterjemahkan menjadi input.
Dibandingkan dengan switch Cherry MX biasa, keuntungan yang bisa didapat dari rancangan switch semacam ini ada dua. Yang pertama berkaitan dengan ketahanan dan usia pakai: berhubung tidak ada bagian logam yang saling bersentuhan atau bergesekan, MagLev Switch MX diyakini bisa punya umur yang lebih panjang ketimbang mechanical switch tradisional.
Yang kedua, MagLev Switch MX memiliki titik aktuasi yang dapat diubah-ubah, yang berarti pengguna bebas menentukan seberapa dalam tombol (switch) harus ditekan sebelum bisa terbaca sebagai input. Ini mirip seperti fitur yang ditawarkan keyboard macam SteelSeries Apex Pro dan Wooting Two He. Bedanya, switch yang satu ini bebas Anda buat sendiri di rumah dengan 3D printer berjenis SLA atau DLP, serta dengan bahan-bahan pendukung yang relatif mudah didapatkan.
Sumber: Ars Technica.