Dark
Light

Lima Startup Terpilih di Gelombang Pertama Gojek Xcelerate

1 min read
October 14, 2019
Gojek Xcelerate memilih lima startup dalam program akselerasi gelombang pertama mereka, yaitu Qlue, Travelio, Peto, Izy.ai, dan Crewdible
Gojek Xcelerate memilih lima startup dalam program akselerasi gelombang pertama mereka, yaitu Qlue, Travelio, Peto, Izy.ai, dan Crewdible

Sebanyak lima startup tampil dalam demo day program Gojek Xcelerate. Mereka adalah Qlue, Travelio, Peto, Izy.ai, dan Crewdible.

Startup tersebut punya latar belakang industri yang berbeda-beda. Crewdible misalnya bergerak di bidang pergudangan logistik, Izy di industri perhotelan, Peto di perawatan hewan peliharaan, Travelio di pemesanan akomodasi, dan Qlue di solusi smart city.

Rencananya program ini akan berjalan hingga Maret 2020 dengan target 20 startup terpilih dalam lima gelombang. Digitaraya, Google Developers Launchpad, McKinsey & Co., dan UBS menjadi mitra Gojek dalam program ini.

VP Public Affairs Gojek Siti Astrid Kusumawardhani menjelaskan, kelima startup itu terpilih dari 1.050 pendaftar dalam gelombang pertama program Gojek Xcelerate. Astrid menuturkan startup-startup tersebut dipilih karena dianggap akan makin kuat dengan implementasi machine learning.

“Mereka paling berpotensi tumbuh cepat dengan machine learning dan menciptakan sosial serta memecahkan masalah yang nyata di masyarakat seperti halnya Gojek,” kata Astrid.

Hadiah yang bakal diterima lima startup tersebut dari program ini bukan dalam bentuk pendanaan. Astrid mengatakan, pihaknya memberikan pengetahuan akan machine learning, akses ke mentor kelas dunia, jejaring komunitas, dan kesempatan bergabung ke platform besar Gojek.

“Itu yang nilainya sangat tinggi khususnya bagi startup-startup early stage dan ada juga kesempatan bergabung ke platform Gojek,” imbuhnya.

Crewdible sebagai peserta dalam program ini mengaku tertarik ikut karena program machine learning yang ditawarkan. Founder Crewdible Dhana Galindra mengaku dalam waktu dekat sulit mengimplementasi machine learning ke dalam sistemnya. Akan tetapi menurutnya penguasaan machine learning menjadi penting ketika kondisi sudah mengharuskan.

“Karena ini tergantung industrinya. Kalau Gojek mungkin lebih kepada volume data yang besar dan real time. Kita volume data besar tapi tidak terlalu real time, dalam arti decision making enggak terlalu real time,” ucap Dhana.

Berbeda dengan Crewdible, Peto dan Izy terang-terangan mengaku alasannya mengikuti program akselerasi ini untuk masuk ke dalam platform besar Gojek. “Betul, ini salah satu tujuan kita ikut,” pungkas CEO Peto Ditya Nandiwardhana.

Previous Story

The Importance of Mental Health Through the Lens of Gojek and East Venture

Mengubah Suara ke Teks
Next Story

[Panduan Pemula] Cara Mengubah Suara Jadi Teks Tanpa Install Aplikasi

Latest from Blog

Don't Miss

PUBG Mobile dan Gojek Buat Kolaborasi. Ini Misi-Misinya

Jika sebelumnya PUBG Mobile banyak berkolaborasi dengan banyak artis seperti

[Tekno] Kolaborasi Electrum, Pertamina, Gogoro, dan Gesits Percepat Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Berkat segala kelebihan yang ditawarkannya, kendaraan listrik diprediksi bakal menggantikan