Perusahaan penyedia layanan pembayaran online (online payment) MobilityOne yang berbasis di Malaysia dan terdaftar di Bursa Saham London mengumumkan penutupan bisnisnya di Indonesia dan Kamboja karena terus merugi. Di Indonesia, MobilityOne sempat bekerja sama dengan Telkomsel dan Finnet, keduanya dimiliki oleh Grup Telkom, untuk melakukan layanan remittance (pengiriman uang ke dalam negeri) melalui mobile wallet.
MobilityOne di Indonesia sendiri memang tidak tampak melakukan pergerakan bisnis sejak kegiatan kerja sama dengan Grup Telkom di tahun 2008. Dengan kerja sama ini pengguna Telkomsel dan Telkom Flexi bisa melakukan penerimaan uang menggunakan dompet T-Cash dan FlexiCash, terutama bagi yang memiliki keluarga yang bekerja di negeri tetangga Malaysia. Belum ada informasi apakah layanan ini (masih) akan diteruskan dan siapa partner teknisnya.
Pamornya tertutupi oleh hadirnya penyedia layanan pembayaran online lokal yang lebih fokus ke pasar e-commerce, ketimbang pasar korporasi yang dibidik oleh MobilityOne. Selain bisnis remittance, MobilityOne menawarkan solusi untuk mobile banking dan mobile e-voucher. MobilityOne sendiri memutuskan untuk mempertahankan unit bisnisnya di Filipina sembari memperkuat pasar utamanya di Malaysia. Di Malaysia MobilityOne masih mendominasi dengan menjadi partner bagi hampir semua operator telekomunikasi dan bank-bank besar.
Sebelumnya awal tahun ini anak perusahaan Peruri, PT Peruri Digital Security, mengumumkan kerja sama dengan layanan pembayaran online Malaysia lainnya, GHL Systems, untuk mengembangkan dan memasarkan sistem pembayaran berbasis elektronik di Indonesia. GHL Systems adalah perusahaan publik Malaysia yang baru-baru ini mengakuisisi e-Pay Asia — salah satu pionir sistem pembayaran elektronik di Asia Tenggara.
Meskipun Indonesia sedang menggeliat dalam usahanya menjadi yang terdepan di Asia sebagai pasar berbasis online, nampaknya tak mudah bagi perusahaan asing untuk menembus pasar potensial ini.