Kami mempelajari bahwa Akazoo, yang merupakan suatu platform musik secara mobile, akan melakukan ekspansi ke 12 negara di tahun 2012, termasuk Indonesia. Akazoo dimiliki perusahaan mobile marketing InternetQ yang berbasis di Inggris dan saat ini telah menambah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Kenya ke dalam area layanannya selama kuartal pertama 2012. Indonesia, Vietnam, dan Filipina merupakan negara-negara yang akan disambangi hingga akhir tahun ini. Akazoo sebelumnya fokus untuk pasar Eropa.
Akazoo sendiri bisa dibilang kurang dikenal di sini, seperti halnya Spotify ataupun Pandora. Meskipun mengusung kata-kata “mobile”, situs Akazoo sendiri tidak kompatibel dengan mobile browser. Saya juga belum menemukan aplikasi mobile yang mendukung layanan ini. Menurut situsnya, Akazoo sendiri memperoleh pendapatan berdasarkan skema langganan, dengan biaya paling murah EUR9.99 (sekitar 121 ribu Rupiah) per bulan yang mendapatkan 3000 token. Kami belum mendapatkan info berapa banyak lagu bisa diunduh menggunakan token sebanyak itu.
Menurut laporan keuangan InternetQ, pendapatan Akazoo di tahun 2011 mencapai EUR6 juta (72 miliar Rupiah). Jumlah ini tentu bukan angka yang besar mengingat para pesaingnya memperoleh pendapatan yang jauh lebih besar. Ini yang mendasari ekspansi mereka ke pasar Asia dan Afrika untuk memperoleh exposure yang lebih besar. Selain Akazoo, Deezer yang berasal dari Perancis juga menyatakan akan berekspansi ke pasar negara berkembang (termasuk Indonesia), tetapi sampai sekarang gaungnya belum terasa.
Kami harapkan Akazoo dapat memberikan solusi alternatif bagi penikmat musik di tanah air yang menginginkan kemudahan mengunduh lagu atau album secara digital dengan kualitas prima dan harga yang terjangkau.