Masih ingat layanan berbayar YouTube yang bekerja sama dengan Sundance Movie Festival? Ya, kerjasama ini merupakan salah satu kerjasama YouTube yang merupakan salah satu program trial mereka untuk menghasilkan laba serta menemukan model bisnis berbayar ala YouTube.
Seperti yang dilansir oleh The New York Times hari Selasa kemarin, ternyata program YouTube ini cukup mendapat respon lumayan, setidaknya untuk sebuah program coba-coba. YouTube dikabarkan menghasikan pemasukan sebesar $10,709.16.
Program kerjasama ini merentalkan 5 buah independent film yang terdiri dari The Cove, One Too Many Mornings, Homewrecker, Children of Invention, dan Bass Ackwards yang jika dijumlahkan secara total menghasilkan jumlah views sebanyak 2,684 views, dengan sistem sewa sebesar $3,99 per film.
Dari keterangan ini sebenarnya memang perjalanan YouTube masih sangat jauh, terutama jika dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan layanan sejenis atau jika YouTube memang berencana benar-benar menjadikan sistem ini sebagai salah satu sumber pemasukan.
Tapi seperti pihak YouTube sendiri merasa senang dengan perkembangan ini dan kemungkinan besar akan menjalankan program dengan sistem serupa. Perkembangan baik, seperti yang dikatakan oleh YouTube adalah bagi para independet film maker karena akan membantu memperluas distribusi komersil film mereka. Sistem distribusi film gaya lama, diklaim YouTube sudah tidak dengan perkembangan film indie jaman sekarang.
Sistem rental ala YouTube ini akan terus berkembang, apalagi YouTube juga berencana menggaet pihak major film untuk menjalankan sistem serupa, jadi nantinya tidak hanya film indie saja tapi juga film-film keluaran major label.
Dengan perkembangan internet yang bisa juga terintegrasi dengan sistem pemasaran gaya lama, yang dalam istilahnya Hermawan Kartajaya disebut sebagai legacy marketing, sepertinya memang peran internet harus terus dimaksimalkan untuk gaya pemasaran baru, yang disebut sebagai new wave marketing, saya pikir salah satu contohnya adalah sistem rental ala YouTube.
Jika melihat peta persaingan dengan berbagai layanan serupa seperti Netfilx, iTunes, Amazon video memang akan sangat menarik, apalagi ini baru start awal bagi YouTube, dan tentu saja ini bisa jadi salah satu contoh kasus bagi industri film disini, meski pemetaan untuk pangsa pasar Indonesia memang harus dilakukan terlebih dahulu.
Bagaimana pendapat anda, apakah sistem rental ala YouTube ini akan memberikan kesuksesan lain bagi YouTube, atau malah akan kalah bersaing dengan layanan serupa yang sudah lebih dulu ada dan sudah berkembang? Mari share pendapat anda pada kolom komentar.
Sumber: The New York Times
I stopped reading after you said an income of $10,709 is “lumayan” for a site as big as YouTube. Seriously dude?
it's very small indeed, that way di paragraf selanjutnya saya bilang perjalanan YouTube masih sangat jauh, lumayan itu sebenarnya didasarkan pada ini program coba-coba mereka dan hanya 5 film, itu juga film independen…
begitu bro…
Rasanya ga bakal berhasil kalo mau head to head competition sama Netflix dll. Gue rasa kekuatannya Youtube ada di film indienya dan film-film yang dibuat sendiri n disubmit sama user. I think mustinya mereka leverage poin itu
Kenapa harus nyemplung di pasar yang udah saturated. Ada banyak unmet demand di luar sana yang menciptakan small but ubiquitous niches. Tinggal gimana caranya youtube nemuin niche-niche tersebut dan dihubungkan dengan youtube yang bersifat sebagai aggregator