Oracle, sebuah perusahaan manufaktur hardware dan software ternama di dunia baru saja merilis hasil laporan survey yang diberi judul “Cloud for Business Managers: the Good, the Bad, and the Ugly”. Dalam laporan yang baru dimumkan hari Kamis (19/6), ditemukan bahwa mayoritas perusahaan-perusahaan di seluruh dunia belum atau bahkan tidak sepenuhnya menerapkan teknologi cloud sebagai solusi penyimpanan data. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Oracle yang dalam survey ini juga dibantu oleh lembaga periset pasar, Dynamics Markets menyasar 1.355 kalangan eksekutif dari berbagai perusahaan di seluruh dunia dengan penghasilan mulai dari USD 65 juta ke atas untuk dilakukan survey terkait hal tersebut. Hasilnya, masih banyak perusahaan di seluruh dunia yang belum mengoptimalkan layanan cloud lantaran masih banyaknya silo-silo operasional yang menghambat kinerja dari cloud itu sendiri. Padahal, penerapan teknologi cloud yang lengkap dan terintegrasi sangatlah dibutuhkan untuk menunjang operasional bisnis dari perusahaan dalam berinovasi.
Hasil laporan yang dirilis oleh perusahaan IT yang berbasis di Amerika Serikat tersebut, mendapati beberapa temuan-temuan penting terkait penerapan teknologi komputasi cloud bagi perusahaan-perusahaan, di antaranya:
Dampak integrasi cloud yang dinilai buruk berdampak pada produktivitas bisnis
Dalam laporan survey tersebut, ditemukan ada sekitar 54% atau lebih dari setengah koresponden menyatakan bahwa telah terjadi dalam pengurangan pegawai dalam departemen mereka selama enam bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh masalah integrasi cloud yang dinilai buruk. Ke-54% koresponden tersebut juga mengatakan sering “kelewatan” deadline dalam enam bulan terakhir akibat masalah yang serupa.
Silo-silo aplikasi terbukti telah menghambat inovasi
Sebanyak 83% responden menyebutkan, mereka merasa tidak mendapatkan manfaat secara maksimal dari penerapan cloud di departemen mereka. Masalah utama yang didapatkan disebabkan oleh buruknya integrasi aplikasi cloud dengan aplikasi dan software-software lain yang dimiliki perusahaan.
Adanya silo-silo bisnis dalam operasional yang menyebabkan sulitnya memanfaatkan layanan cloud secara maksimal
Adanya pemisahan organisasional yang mengatur aplikasi serta proses bisnis dinilai telah menghambat pemanfaatan cloud menjadi tidak maksimal, padahal sebanyak 76% responden atau lebih dari tiga per empat responden menyatakan salah satu alasan mereka menggunakan aplikasi cloud adalah akses software yang cepat, sementara itu sebanyak 47% menyatakan mereka memanfaatkan cloud agar dapat mengakses software yang lebih tepat untuk departemen mereka.
Dunia bisnis kini mencari aplikasi yang terintegrasi dengan lebih baik
Dari laporan ini, kabar baik yang didapat ialah sebagian besar perusahaan kini telah menyadari pentingnya mengintegrasikan seluruh fungsi dan aplikasi dalam operasional bisnisnya. Hal ini ditandai dengan respon dari 81% responden yang menyatakan aplikasi cloud yang saling terintegrasi baik dengan satu sama lain mau pun dengan software lain di dalam satu lembaga yang sama dinilai sangatlah penting untuk kegiatan operasional bisnis perusahaan.
Teknologi penyimpanan data cloud dikenal sebagai teknologi yang mampu memberikan kemudahan dalam urusan menyimpan berbagai jenis data yang dibutuhkan oleh banyak pengguna, salah satunya adalah pihak perusahaan. Akhir-akhir ini, banyak perusahaan yang beralih ke teknologi cloud bukan hanya demi mengubah kebiasaan dalam menggunakan teknologi informasi, namun juga karena manfaat yang bisa didapat dalam menjalankan bisnis mereka.
Berkaitan dengan hal tersebut, Rex Wang, yang menjabat sebagai VP Product Marketing Oracle berujar,“Aplikasi cloud memiliki kemampuan untuk meningkatkan performa bisnis secara drastis sekaligus menghemat biaya operasional. Namun, ini hanya berlaku jika aplikasi tersebut dapat bekerja dengan baik di semua bidang bisnis.” Ujarnya. “Menggunakan layanan cloud sebenarnya cukup mudah, namun kita tetap harus memikirkan cara yang paling tepat agar aplikasi ini dapat diterapkan dengan baik di seluruh perusahaan, termasuk sistem on-premise atau dengan aplikasi cloud lainnya,” tambah Rex dalam press release hasil survey Oracle yang kami terima di redaksi.
Survey yang berjudul “Cloud for Business Managers: the Good, the Bad, and the Ugly” tersebut diikuti oleh 1.355 profesional dari perusahaan-perusahaan di seluruh dunia yang berasal dari negara-negara seperti: Australia, Brazil, China, Prancis, Jerman, Hungaria, India, Italia, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Turki, Uni Emirat Arab, Britania Raya, dan juga Amerika Serikat.
Oracle sendiri juga menyediakan layanan komputasi cloud yang dapat dicoba oleh siapa saja dengan mengunjungi link ini, dan jika Anda ingin mengetahui tentang laporan survey ini lebih lanjut, Anda bisa langsung sowan ke laman ini.
Photo Credit: “Hands Exhibiting the Cloud Computing Symbol” from Shutterstock