Capcom baru saja mengumumkan laporan keuangannya untuk Q1 tahun fiskal 2020. Dalam triwulan yang berakhir pada 30 Juni 2020, pemasukan bersih Capcom mencapai 23,72 miliar yen (sekitar Rp3,3 triliun), naik 32 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Tak hanya itu, pendapatan operasional Capcom juga mengalami kenaikan sebesar 30 persen, dari 7,7 miliar yen (sekitar Rp1,06 triliun) pada Q1 2019 menjadi 10,71 miliar yen (sekitar Rp1,48 triliun) pada Q1 2020. Sementara keuntungan Capcom mengalami kenaikan 44 persen dari tahun lalu, menjadi 7,81 miliar yen (sekitar Rp1,08 triliun).
Salah satu alasan mengapa pendapatan Capcom naik pesat pada tahun ini adalah berkat penjualan game digital mereka yang melonjak naik. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, penjualan game digital Capcom naik 53,7 persen, menjadi 21,48 miliar (sekitar Rp2,97 triliun) pada Q1 2020. Secara spesifik, Capcom menyebutkan bahwa penjualan Resident Evil 3 “cukup baik”. Memang, selama beberapa bulan belakangan, berbagai perusahaan game melaporkan bahwa penjualan game digital mereka naik.
Dalam laporan keuangannya, Capcom juga menyebutkan, ada beberapa game mereka yang jumlah pemainnya terus bertambah. Dan hal ini membuat total pemasukan mereka naik. Salah satu game yang Capcom sebutkan adalah Monster Hunter World: Iceborne, yang dirilis pada September 2019 untuk konsol dan tersedia untuk PC pada Januari 2020. Selain itu, mereka juga menyebutkan Resident Evil 2 yang diluncurkan untuk PC, PlayStation 4, dan Xbox One pada Januari 2019.
Sayangnya, meskipun penjualan game digital Capcom mengalami kenaikan, tidak begitu dengan bisnis arcade mereka. Karena pandemi, banyak pusat arcade yang tutup. Dan hal ini menyebabkan pemasukan divisi arcade Capcom mengalami penurunan yang signifikan. Pada Q1 2020, pemasukan divisi arcade Capcom hanya mencapai 1,18 miliar yen (sekitar Rp168 miliar). Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, pemasukan Capcom dari arcade mencapai 2,71 miliar yen (sekitar Rp3.74 miliar).
“Banyak pusat arcade yang terpaksa harus ditutup karena terkena dampak COVID-19,” tulis Capcom dalam laporannya, menurut Dot Esports. “Dan meskipun pada akhirnya pusat arcade tersebut kembali dibuka, bisnis mereka tidak pulih seperti sebelum pandemi. Bisnis arcade mengalami penurunan yang signifikan, baik dalam penjualan dan laba.”
Sementara itu, Capcom tidak melakukan perubahan apapun pada perkiraan keuangan mereka untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2021. Mereka memperkirakan, untuk tahun fiskal itu, mereka akan mendapatkan pemasukan bersih sebesar 85 miliar yen (sekitar Rp11,73 triliun) dan pendapatan operasional sebesar 25,5 miliar yen (sekitar Rp35,2 triliun).
Sumber: Dot Esports, TweakTown
Sumber header: GameRant