FireEye sebagai perusahaan keamanan, baru-baru ini mengeluarkan hasil risetnya mengenai serangana siber yang ada di Indonesia. Dalam laporan tersebut ditemukan bahwa 36 persen perusahaan yang disurvei di Indonesia menjadi target serangan di semester kedua tahun 2015. Bahkan hasil observasi FireEye menyebutkan setidaknya ada empat kelompok penyerang profesional yang terus menargetkan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Chief Technology Office FireEye Asia Pasifik Bryce Bolan dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa ada kesenjangan keamanan siber di Indonesia yang patut menjadi perhatian dan harus segera ditangani, terutama yang terkait dengan perekonomian dan keamanan nasional.
“Di tengah ketegangan geopolitik yang terus meningkat di seluruh kawasan ini, penting untuk menyadari bahwa ketegangan ini juga tercermin di dunia cyber,” kata Bryce.
Ia juga menjelaskan bahwa serangan siber tingkat tinggi atau yang dilakukan kelompok profesional bisa menimbulkan banyak dampak negatif, seperti gangguan operasi, kerugian finansial, rusaknya reputasi dan tuntutan hukum. Menurutnya, penting bagi perusahaan di sektor yang krusial untuk memadukan kemampuan ahli keamanan yang dimiliki perusahaan dan dari luar perusahaan dan juga membangun intelejensi serangan.
Dari data observasi yang dilakukan FireEye, di wilayah Asia Pasifik, sektor industri yang paling banyak mendapatkan serangan APT (Advance Persistent Threat) di enam bulan terakhir tahun 2015. Selain industri, berbagai sektor tercatat juga mendapatkan ancaman, sektor lain tersebut meliputi pemerintahan federal (45 persen), hiburan/media/rumah sakit (38 persen), high-tech (33 persen), manufaktur (29 persen), energi (29 persen), pemerintahan negara bagian dan lokal (28 persen), jasa/konsultasi (25 persen) dan jasa keuangan (20 persen).
Khusus Indonesia, FireEye mengungkap pada bulan April 2015 ada kampanye cyber espionage atau kegiatan spionase siber selama satu dekade terakhir oleh pelaku cyber threat yang berasal dari Tiongkok. Fokus mereka antara lain pemerintahan, bisnis, dan jurnalis – yang memegang kunci politik, ekonomi, dan informasi militer tentang Asia Tenggara dan Asia Selatan. Analisis FireEye terhadap kelompok malware ini menghasilkan petunjuk bahwa kelompok tersebut menyasar Indonesia.