Startup penyedia sistem digital payment enabler Kioson mengumumkan perluasan bisnisnya ke ranah fintech. Memanfaatkan tren peer-to-peer lending (p2p lending) yang mulai dinikmati masyarakat, Kioson mulai menawarkan layanan khusus pinjaman modal usaha untuk mitranya. Fokus Kioson menyajikan layanan ini ialah penyediaan modal, menambah produk dan layanan di aplikasi Kioson, dan menambah jaringan kemitraan di seluruh Indonesia.
Layanan pinjaman modal usaha ini hanya berlaku untuk mitra Kioson dengan plafon hingga 7 juta rupiah, berupa saldo Kioson. Saat diluncurkan awal Juli 2017, tercatat 1.000 mitra sudah mengajukan pinjaman dan 70%-nya sudah disetujui. Dengan adanya layanan P2P ini diharapkan semakin melengkapi Kioson dalam penyediaan instrumen keuangan. Sebelumnya Kioson sudah membuka layanan branchless banking, penjualan produk asuransi dan agen referensi multi-finance.
[Baca juga: Kioson Fasilitasi UMKM Lakukan Pendekatan Digital]
“Sebagai perusahaan aplikasi yang menunjang kebutuhan pemilik usaha kecil dalam meningkatkan penjualan toko/kios mereka, fitur pinjaman modal usaha ini dapat mendorong perputaran biaya sebagai modal usaha di aplikasi Kioson. Bermodalkan kepercayaan serta pemilik usaha yang berkelanjutan, kami yakin bahwa Mitra Kioson dapat memanfaatkan layanan ini untuk mengembangkan usahanya,” sambut CEO Kioson Jasin Halim.
Di sisi lain, saat ini semakin banyak aplikasi yang merambah ke layanan industri fintech, dari mulai crowdfunding, investasi, tabungan, pinjaman cepat, installment dan lain-lain. Hampir semua perusahaan fintech menawarkan produk pinjaman, khususnya p2p perantara bagi pinjam-meminjam dana.
“Kami menargetkan 500 hingga 1000 mitra setiap bulannya untuk dapat memanfaatkan layanan ini. Dari pantauan kami beberapa mitra Kioson menggunakan modal tambahan untuk jasa transfer dana yang juga menjadi salah satu produk unggulan Kioson, kategori e-commerce dan bill payment,” imbuh Jasin.
[Baca juga: Optimis dengan Peluang Besar O2O, Kioson Terus Lakukan Ekspansi Pasar]
Sebelumnya Kioson menghadirkan sebuah skema sistem O2O (Online-to-Offline) untuk memfasilitasi UMKM (seperti warung kelontong atau kios) untuk memiliki sebuah layanan yang mampu digunakan dalam membantu masyarakat melakukan berbagai pembayaran digital. Dari keterangan yang kami terima, saat ini Kioson sudah bekerja di 430 kota di seluruh wilayah Jawa dan Sumatera. Sekurangnya sudah ada 15 ribu mitra Kioson yang melayani sekitar 2 juta pelanggan.
“Kioson kini sudah menjadi kendaraan untuk inklusi keuangan dengan beragamnya layanan dan produk perbankan dan asuransi dari perusahaan/institusi keuangan ternama. Dengan basis mitra kami dan konsumennya yang memang berada di kota lapis kedua, kami optimis bahwa dapat menjembatani kesenjangan digital sekaligus membuka akses inklusi keuangan,” tutup Jasin.