Sekarang, battle royale jadi salah satu genre populer, apalagi di esports. Padahal, PlayerUnknown’s Battlegrounds alias PUBG awalnya tidak lebih dari mod untuk game zombie survival, DayZ. Namun, PUBG langsung diminati oleh banyak orang setelah ia dirilis sebagai game mandiri di Steam Early Access pada 2017.
Sejak saat itu, berbagai developer membuat game dengan konsep serupa. Tentu saja, tidak semua game battle royale sukses. Kini, selain PUBG, hanya ada beberapa game battle royale yang bertahan, seperti Free Fire, Apex Legends, dan Fortnite.
Daya Tarik Game Battle Royale
Di industri game, banyak tren yang datang dan pergi. Menariknya, walau PUBG dirilis enam tahun lalu, genre battle royale tampaknya masih tetap diminati sampai saat ini. Creative Director, PUBG, Dave Curd mencoba untuk menjelaskan apa yang membuat genre battle royale begitu populer.
Menurut Curd, alasan utama mengapa game battle royale memiliki banyak fans adalah karena tema yang diusung — yaitu “survival of the fittest” — merupakan tema yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Selain itu, konsep dari game battle royale itu sendiri sederhana: pemain hanya harus bertahan hidup sampai akhir, dengan cara apapun.
Terakhir, game battle royale menawarkan kesempatan bagi para pemain untuk menjadi yang “terbaik”. Hal ini menjadi godaan yang sulit ditolak bagi sejumlah gamers, khususnya mereka yang memang punya jiwa kompetitif yang kuat.
“Game battle royale seolah-olah menantang pemain: ‘Apakah Anda lebih baik dari 99 pemain lainnya?'” kata Curd pada Kotaku. “Saya rasa, tema survival of the fittest memang sesuatu yang bisa dipahami oleh banyak orang. Setiap orang hanya fokus ke dirinya sendiri di dalam dunia yang keras.”
Genre battle royale menjadi semakin unik karena tema survival of the fittest tidak bisa dihadirkan oleh game shooter lain. Pasalnya, game-game shooter lawas — yang biasanya memiliki genre FPS — punya keterbatasan dalam jumlah pemain yang bisa memainkan game itu di waktu bersamaan.
“Saya ingat era ketika game yang bisa menawarkan mode 6v6 saja sudah terasa hebat,” ujar Curd. Sementara PUBG dan kebanyakan game battle royale kini bisa menampung hingga 100 pemain.
Gameplay yang sederhana justru jadi daya tarik dari game battle royale, menurut Curd. Di game battle royale, untuk bisa menang, satu-satunya hal yang pemain harus lakukan bertahan hidup. Sementara itu, kebanyakan game shooter punya tujuan dan mekanisme yang berbeda-beda. Terkadang, sebuah game mengharuskan pemain untuk menjaga wilayah. Kali lain, pemain harus memasang atau menjinakkan bom.
Walau premis dari game battle royale sederhana, situasi dan musuh yang harus dihadapi oleh para pemain akan selalu berbeda dalam setiap pertandingan. Dengan begitu, momen dan pengalaman yang pemain rasakan di setiap match pun tidak akan sama.
“Ada banyak momen menyenangkan dan menyedihkan,” kata Curd. “Di PUBG, ada banyak cerita konyol dan seru dari para pemain, seperti bagaimana mereka menjungkirbalikkan mobil atau melakukan headshot dari jarak satu kilometer. Semua ini memacu adrenalin banyak orang.”
Efek Positif dari Konten Gaming
Momen unik dan menarik yang muncul saat gamers bermain game battle royale tidak hanya membuat game seru untuk dimainkan, tapi juga menarik untuk disimak. Memang, tidak semua orang suka untuk menonton orang lain bermain game. Namun, Curd menyebutkan, banyak pemain PUBG yang memutuskan untuk terus menonton pertandingan sampai akhir, bahkan setelah mereka kalah.
Curd mengaku, dia sendiri biasanya tidak suka menonton orang lain bermain. Tapi, lain halnya dengan PUBG. “Sebelum saya menemukan PUBG, saya fokus di Call of Duty selama lima tahun,” ujarnya. “Dan saya tidak pernah tertarik untuk menonton pemain lain bermain. Karena, saya sendiri ingin main.” Dia bercerita, dia mulai tertarik untuk menonton game streamers setelah dia bergabung dengan komunitas PUBG. Dan pada akhirnya, dia menjadi tertarik dengan narasi yang disajikan.
“Tiba-tiba, saya tidak keberatan untuk makan siang di meja saya agar saya bisa melihat apakah streamer yang saya tonton bisa masuk dalam 10 besar. PUBG adalah game pertama yang membuat saya ingin menonton orang lain,” aku Curd.
Tak terbatas pada gamers, game battle royale tampaknya juga bisa menarik non-gamers sebagai penonton. Karena game battle royale punya aturan yang sederhana, orang-orang yang tidak pernah memainkannya pun tetap bisa mengerti apa yang terjadi dalam game.
Sementara bagi gamers, menonton streamers bisa membantu mereka untuk bermain dengan lebih baik, atau mencoba hal-hal seru. Curd mengatakan, pemain battle royale yang menonton streamer melakukan hal-hal unik biasanya akan mencoba untuk melakukannya sendiri dalam game.
PUBG di Masa Depan
Tren di industri game datang dan pergi. Walau genre battle royale tetap populer selama beberapa tahun, hal itu bukan jaminan bahwa genre ini akan terus populer di masa depan. Tentu saja, PUBG juga akan punya peran dalam membuat popularitas genre battle royale bertahan.
Saat ditanya tentang masa depan PUBG, Curd mengatakan, salah satu rencana mereka adalah untuk menurunkan barrier to entry. Dengan begitu, para newbie akan bisa belajar bermain game dan beradaptasi dengan lebih cepat. Demi membuat game yang lebih newbie friendly, Curd menceritakan, segmen tutorial dari PUBG akan dirombak. Selain itu, PUBG juga akan menambahkan sistem baru, seperti sistem revival yang dapat menghidupkan kembali rekan satu tim yang telah mati.
Tentu saja, keputusan PUBG untuk menambahkan sistem revival bisa diprotes oleh sebagian fans. Meskipun begitu, sistem revival justru bisa membuat gameplay PUBG menjadi lebih kompleks. Karena, sistem revival hanya akan efektif jika para pemain tahu bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan fitur tersebut.
Selain itu, Curd mengatakan, PUBG juga akan melakukan penyesuaikan pada senjata dan gears dalam game. Sekarang, kebanyakan gamers cenderung untuk memprioritaskan senjata daripada gears. Karena, gears belum tentu bisa berguna. Alhasil, developer PUBG tampaknya akan melakukan penyesuaikan pada gears dalam game.
Sumber header: TechRadar