Lemonilo dikenal sebagai startup new economy yang menghadirkan alternatif produk makanan sehat. Berawal dari mie instan, dalam satu terakhir varian produk yang ditawarkan mulai meluas, dengan tetap mengusung konsep sajian makanan sehat.
Kepada DailySocial, Co-Founder & Co-CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia mengungkapkan, meskipun hingga saat ini produk mie instan sehat masih menjadi favorit, namun Lemonilo juga memiliki produk seperti keripik hingga kue, yang diklaim memiliki demand cukup besar.
“Untuk produk mie instan sehat sendiri rencananya kami juga akan mengeluarkan pilihan rasa baru kepada pelanggan. Namun kami juga mulai memperkenalkan varian produk lainnya di luar produk favorit kami yaitu mie instan.”
Hingga kini Lemonilo sudah meluncurkan lebih dari 40 jenis produk, mulai dari mi instan, camilan, dan bahan esensial lainnya. Semua produk ini dijual di platform digitalnya sendiri serta tersedia di lebih dari 100 ribu titik distribusi di berbagai wilayah Indonesia — termasuk memanfaatkan jaringan reseller yang dimiliki.
Produk pertamanya, Mi Instan Lemonilo, saat ini sudah tertanam kuat di benak masyarakat sebagai mi instan hijau sehat dan mendorong pembicaraan di media sosial untuk kategori mi instan dengan 49% SOV (share of voice).
“Area yang masih mendominasi sebagian besar pelanggan Lemonilo adalah pulau Jawa. Target Lemonilo hingga akhir tahun ini bisa menambah lebih banyak varian produk untuk pelanggan,” kata Shinta.
Pendanaan Seri B
Seteah tahun 2018 lalu telah mengantongi pendanaan dari Alpha JWC Ventures dan Unifam Capital, tahun ini Lemonilo menerima pendanaan tahap berikutanya di seri B yang dipimpin oleh Sequoia Capital India. Lemonilo berencana menggunakan modal tambahan ini untuk ekspansi serta memperkuat jaringan distribusi produknya di Indonesia, menambah jumlah tim, mengembangkan dan meluncurkan produk baru, juga pengembangan teknologi untuk melayani penggunanya dengan lebih baik.
“Kami sangat senang menyambut Sequoia Capital India ke dalam keluarga besar Lemonilo. Kami berterima kasih atas dukungan dari Sequoia Capital India untuk mewujudkan ketersediaan produk sehat di mana saja dan untuk siapa saja,” tambahnya.
Didirikan pada tahun 2016 oleh Shinta Nurfauzia (Co-CEO), Ronald Wijaya (Co-CEO), dan Johannes Ardiant (Chief of Product & Tech), Lemonilo memiliki misi untuk membuat gaya hidup sehat dapat diakses oleh siapa saja.
Lemonilo ingin mengisi market gap antara produk sehat impor berharga tinggi dengan perusahaan FMCG yang ada di pasar. Setiap produk yang dikembangkan oleh Lemonilo memiliki tiga pilar: sehat, praktis, dan terjangkau. Dengan standar ini, setiap produk Lemonilo dipastikan bebas dari 100+ bahan berpotensi bahaya (seperti pengawet, penguat rasa, dan aneka bahan sintetis) yang kerap ditemukan pada produk consumer goods lainnya.
Program wirausaha “Wiranilo”
Untuk memberdayakan ibu rumah tangga dan pelajar putri, Lemonilo meluncurkan program wirausaha yang bernama Wiranilo. Melalui program ini, masyarakat umum yang tertarik bisa bergabung menjadi reseller dan menjual semua produk Lemonilo yang bisa dibeli dengan harga grosir oleh anggota Wiranilo.
Selain mendapatkan harga lebih murah, mereka juga memiliki kesempatan menentukan sendiri produk yang diinginkan oleh pembeli mereka dengan melakukan pembelian di Lemonilo. Selain berkesempatan mendapatkan komisi, Lemonilo juga melancarkan loyalty program kepada anggota.
Program Wiranilo diinisiasi berdasarkan data Lemonilo melalui platform digitalnya, yang menunjukkan bahwa pembeli produk Lemonilo terbanyak adalah pelanggan tetap yang membeli dalam jumlah besar untuk kemudian dijual ke komunitas lokal di sekitar mereka.
Melalui Wiranilo, Lemonilo dapat menjangkau audiens yang lebih luas untuk produk terbarunya sekaligus membina komunitas Wiranilo sebagai promotor nilai-nilai kesehatan Lemonilo. Awalnya program ini diluncurkan untuk menjawab demand dari pelanggan Lemonilo sekitar 6 bulan lalu, melihat besarnya permintaan, Lemonilo akan meneruskan program ini menjadi program yang permanen.
“Kami sangat bersyukur karena bisa membantu banyak orang untuk mendapatkan pendapatan tambahan di waktu yang sulit ini. Dari sisi inovasi produk, kami menyusun ulang prioritas pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan dengan cepat sejak pandemi,” tutup Shinta.