Dark
Light

Jurus Platform Pinjaman Khusus Mahasiswa Cicil Mencegah Pengajuan Kredit Konsumtif

1 min read
March 29, 2017
Tampilan situs Cicil / Cicil

Penyalahgunaan akses pembiayaan oleh debitur menjadi suatu hal yang wajib dimitigasi sejak awal oleh penyedia layanan pinjaman. Semangat yang ingin ditularkan oleh penyedia layanan adalah kredit produktif, bukan konsumtif. Untuk mencegah penyalahgunaan, platform pinjaman khusus mahasiswa Cicil memiliki jurus tersendiri untuk menangkalnya.

Cicil adalah platform pembiayaan khusus mahasiswa untuk membeli kebutuhan kuliah secara mencicil tanpa kartu kredit dari situs e-commerce mana saja di Indonesia. Mereka dapat memilih produk yang ingin dibeli dengan cara meng-copy link produk dan paste link dalam platform Cicil untuk mengetahui jumlah cicilan setiap bulannya.

Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Cicil, mahasiswa dapat mengajukan uang muka dan jangka waktu cicilan mulai dari 12 bulan hingga 24 bulan. Dengan demikian, mereka dapat menyesuaikan besaran cicilan dengan budget masing-masing.

Untuk menangkal kredit konsumtif, pihak Cicil menghindari pembiayaan dana tunai. Dari sini, Cicil mengunci tujuan penggunaan pembiayaan dengan cara membeli langsung produk tersebut sesuai instruksi mahasiswa pemohon kepada layanan e-commerce yang ditunjuk.

Tim Cicil

Selain itu, pihak Cicil juga memiliki data berupa hasil survei tentang produk apa yang dibutuhkan mahasiswa dalam setiap semester, serta menganalisasnya berdasarkan data diri mahasiswa tersebut. Data tersebut menjadi gerbang utama bagi Cicil untuk memastikan fasilitas yang diajukan sesuai kebutuhan.

Kategori produk yang dibeli dan latar belakang dari mahasiswa pemohon menjadi salah satu faktor utama Cicil dalam penilaian dan persetujuan aplikasi fasilitas.

“Kami juga sangat ketat dalam melakukan pengawasan mengenai produk yang ingin dibeli, contohnya kami tidak akan melayani pembiayaan bila produk yang dibeli menyimpang dari kebutuhan kuliah seperti produk rokok elektronik, saat ini sedang marak di kalangan masyarakat,” terang Co-Founder Cicil Edward Widjonarko kepada DailySocial.

Selain menangkal potensi penyalahgunaan, Cicil juga melakukan edukasi untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Cicil melakukan edukasi mengenai personal budgeting dan product financial, dengan menggandeng beberapa pengajar dari universitas ternama untuk mengadakan workshop khusus untuk kalangan mahasiswa.

“Selain mendorong misi kami untuk memberikan akses pembiayaan, kami juga memiliki misi untuk meningkatkan financial literacy di kalangan kampus.”

Target Cicil di 2017

Sepanjang tahun ini, Cicil memiliki sejumlah rencana strategis pasca mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures pada November 2016 lalu, mulai dari ekspansi ke kota lain, bekerja sama dengan merchant agar harga produk yang diinginkan jadi lebih terjangkau, dan meluncurkan aplikasi mobile dalam waktu dekat.

Saat ini Cicil diklaim sudah melayani di 16 universitas. Ketika ditanya mengenai jumlah pinjaman tersalurkan dan total debiturnya Edward enggan membeberkannya.

“Cicil telah menambah layanan lagi bagi para mahasiswa di Jakarta dan melihat kebutuhan yang tinggi dari berbagai daerah, dalam waktu dekat kami juga akan segera memberikan akses pembiayaan bagi mahasiswa di Yogyakarta dan Surabaya,” pungkasnya.

Previous Story

Waze Hadirkan Fitur Order Ahead untuk Permudah Pembelian Makanan dan Minuman

Next Story

Samsung Galaxy S8 dan Galaxy S8 Plus Resmi Diperkenalkan

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah