Memperingati hari jadinya yang pertama, platform bike-sharing JogjaBike perbarui aplikasi. Diumumkan hari Minggu (27/10), saat ini layanan juga sudah dimonetisasi. Pengguna dikenakan biaya Rp5.000,- untuk menggunakan sepeda selama satu jam. Selain itu jumlah sepeda akan ditambah hingga 50 unit.
“Pengisian saldo bisa dilakukan lewat mobile/internet banking, ATM, hingga dompet elektronik seperti Dana dan LinkAja. Pengguna juga bisa menggunakan voucher fisik yang bisa dibeli dari operator JogjaBike,” terang Business Development Speeda Muhammad Reza.
Selain itu, sepeda dan mekanisme peminjaman juga turut diperbarui. Saat ini JogjaBike telah dilengkapi bike-lock yang terintegrasi dengan stasiun sepeda dan aplikasi “Speeda” sebagai anak usaha Gamatechno. Pertamina Foundation turut mendukung inisiatif ini.
“Aplikasi JogjaBike terbaru dilengkapi dengan GPS Tracking yang akan memudahkan pengguna untuk mengetahu rute bersepedanya. Selain itu, operator juga bisa memantau sejauh mana pengguna menggunakan sepedanya,” imbuh Reza.
Pengguna tidak bisa sembarang melakukan pemberhentian perjalanan. Mereka hanya bisa mengakhiri perjalanan di stasiun yang tersedia di sepanjang jalan Malioboro.
General Manager Technology, Business, & Innovation Gamatechno Saga Iqranegara menambahkan, dalam pengembangan platform baru seperti ini perusahaannya sangat menghitung terkait durability. Layanan baru tetap jalan, namun tidak merusak hal-hal lain di sekelilingnya.
“Durability yang paling penting, jangan sampai saat menggunakan di perjalanan sepeda malah rusak,” papar Saga.
Di Indonesia, komoditas bike-sharing memang baru menjangkau di area spesifik. Umumnya diimplementasikan di lingkungan khusus, misalnya universitas seperti yang dilakukan Banopolis, Telkomsel dan Huawei tahun lalu; atau di area wisata seperti yang dilakukan JogjaBike atau Gowes di beberapa titik.
Sementara GrabWheels hadir dengan jangkauan akses arena yang lebih luas melalui layanan skuter elektrik, tawarkan model penggunaan yang serupa melalui aplikasi.