Jikustik punya Twitter? Wess, hebat ya. Jikustik merupakan band pelopor yang menggunakan Twitter sebagai media untuk komunikasi dengan penggemar – penggemarnya. Selama ini memang belum banyak kalangan seniman atau selebriti tanah air yang mampu menggunakan media internet secara efektif, sebenarnya saya cuma tahu @pandji dan @jikustik saja sih.
Ayo, yang punya account Twitter segera follow @jikustik , kalau belum punya ya silahkan buat account dulu dong :p
Berikut isi wawancara dengan Dadikz ( gitaris ) melalui email semalam.
1. Sejak kapan punya Twitter, dan tau Twitter darimana?
Pake twitter baru dua minggu ini mas. Kita tau dr @Thomasarie yang blogger juga. berawal dari senengnya saya nulis di blog saya sendiri ( http://annuryah.com ) berlanjut kearah pemikiran lain. Kenapa ga aku ajak aja anak2 buat ramein di onlinenya. Toh selama ini anak2 juga ol terus 24 jam, tapi khan mereka masih buat seneng2 aja olnya (ym, FB, etc). Ya sudah, aku mitingin ini ke anak2, mereka sangat setuju untuk serius garapnya. Akhirnya ya jalan sudah.
2. First impression about Twitter?
Awalnya asing aja. Trus berfikir “Tapi khan masih sangat sedikit yang pake twitter”. Tapi ada sedikit pertimbangan lain yang membuat kita memutuskan pake twitter, yaitu disaat melihat bahwa pengguna twitter ini memang bukan “orang2 baru”, dimana kita beneran bisa mencari sahabat dan teman yang “selangkah lebih maju” dibandingkan yang lain. Sedangkan untuk kegiatan promo yang langsung ke penggemar musik Indonesia kelas pembeli kaset dan pendownload RBT masih kita jalankan dengan sistem2 yang konvensional (tv, radio, jumpa fans, etc).
3. Kenapa memutuskan untuk menggunakan Twitter?
Waduh, berarti jawaban yang atas kebanyakan tadi wkwkwkkw. Intinya kita pengen punya temen dan komunitas online. Twitter sangat membantu kita untuk mewujudkan itu. Karena kita liat pengguna twitter itu orang2 yang profesional dan dengan kepedulian yang tinggi, yang kritis juga tentunya. Berapa yang mengikuti kita bukan menjadi target utama sekarang. Yang menjadi tujuannya adalah “BERBAGI”.
4. Beda-nya sebelum dan sesudah pake Twitter?
Bedanya sekarang kita lebih menghargai yang namanya dokumentasi. Hal ini menurut kita menjadi musuh dari banyak band ataupun seniman lainnya. Minim dokumentasi… Walaupun ada yang bilang telat cuma kita tetep akan jalani. Yang selama ini cuma kita aja yang mempunyai dokumentasi jikustik, mungkin sekarang waktunya kita share ke temen2 apa yang kita jalani selama ini.
5. Siapa yang biasa nge-Tweet? Anggota band, manajer, or siapa aja?
Nah ini dia yang paling seru… Sekarang yang nge-Tweet itu semuanya. Dari personil, manajemen, kru, semua terlibat. Ini lagi pada sibuk2 install twibble di hp masing2 hehehehheh.
6. Selain Twitter, media Internet apalagi yang digunakan Jikustik?
Kita sedang menyiapkan satu program kerja untuk tahun depan mas, 80% program itu kita fokus di internet. Sekarang sedang dalam proses penggodokan semuanya, penyempurnaan di banyak sisi brand and i-marketing untuk jikustik dan musik Indonesia.
Target kita sekarang sudah bukan lagi album kita laku, tapi lebih ke arah mencoba memberikan sebutir beras di tengah sawah industri musik Indonesia. Mudah2an saja beras ini akan berkembang baik hingga jadi sawah yang sangat besard dan bermanfaat buat industri musik Indonesia.
Meski gw gk ngefans Jikustik, strategi ini patut dikasih acungan jempol. Semoga komunitas online Jikustik bisa berkembang lebih jauh dan semoga Jikustik tetap menganggap anggota komunitas ini sebagai teman-teman dan bukan sekedar objek marketing.
BTW, situsnya tuh perlu disentuh kayaknya. Harus jadi markas di dunia online seperti yang bisa dibaca di sini
Ram, gw gk niat spam lo 😀
Meski gw gk ngefans Jikustik, strategi ini patut dikasih acungan jempol. Semoga komunitas online Jikustik bisa berkembang lebih jauh dan semoga Jikustik tetap menganggap anggota komunitas ini sebagai teman-teman dan bukan sekedar objek marketing.
BTW, situsnya tuh perlu disentuh kayaknya. Harus jadi markas di dunia online seperti yang bisa dibaca di sini
Ram, gw gk niat spam lo 😀
Halo halo…
Bukan bermaksud membela atau apa, memang penggunaan teknologi semacam ini sama sekali bukan untuk mennjadikan audiense sebagai objek marketing kok.
Kebetulan saya kemarin ikut dalam agenda jalan mereka, dan memang konsepnya nggak untuk jualan-jualan, approach-nya beda. Saya dengar banyak tentang apa yang akan/ingin dicapai, dan saya juga terlibat diskusinya.
Lebih kepada memanfaatkan teknologinya.
Soal situsnya, sepertinya bersabar sebentar lagi. Karena dari yang saya dengar, sedang dilakukan beberapa hal ke arah situ. Ada sedikit hambatan teknis yang semoga bisa segera diatasi.
Catatan: saya juga bukan fans berat. Saya terlibat juga bukan soal selera musik saya, tapi lebih ke hal-hal diluar itu. 😀
Maap kalo komentarnya panjang, tapi moga-moga juga bisa nambah info.
Halo halo…
Bukan bermaksud membela atau apa, memang penggunaan teknologi semacam ini sama sekali bukan untuk mennjadikan audiense sebagai objek marketing kok.
Kebetulan saya kemarin ikut dalam agenda jalan mereka, dan memang konsepnya nggak untuk jualan-jualan, approach-nya beda. Saya dengar banyak tentang apa yang akan/ingin dicapai, dan saya juga terlibat diskusinya.
Lebih kepada memanfaatkan teknologinya.
Soal situsnya, sepertinya bersabar sebentar lagi. Karena dari yang saya dengar, sedang dilakukan beberapa hal ke arah situ. Ada sedikit hambatan teknis yang semoga bisa segera diatasi.
Catatan: saya juga bukan fans berat. Saya terlibat juga bukan soal selera musik saya, tapi lebih ke hal-hal diluar itu. 😀
Maap kalo komentarnya panjang, tapi moga-moga juga bisa nambah info.