Rakuten, pemain e-commerce terbesar di Jepang telah tiba di Indonesia. Rakuten melakukan joint venture dengan MNC Group untuk membawa perusahaan dotcom yang mengalahkan Amazon itu ke Indonesia (rakuten.co.id?). Di Jepang sendiri Rakuten merupakan penguasa, mengalahkan pemain global Amazon Japan yang memiliki traction hanya setengah dari Rakuten.
Di Jepang, Rakuten sangat populer dengan penjualan konten digital, satu hal yang tidak dimiliki oleh pesaingnya Amazon Japan. Dengan diferensiasi yang cukup kuat inilah Rakuten dapat terus melenggang hingga sampai ke negeri China. Dengan partnershipnya bersama Baidu, Rakuten makin dekat untuk mengklaim positioning sebagai ecommerce terbesar di dunia.
Rakuten sendiri memang seperti cukup terobsesi untuk menyebarkan layanannya secara internasional, mulai dari mengakuisisi startup LinkShare asal US, hingga membuka kantor Rakuten US di Boston. Rakuten Taiwan, Rakuten Europe yang bermarkas di Luxembourg sukses didirikan tahun 2008 lalu, dan Rakuten Travel juga telah berekspansi hingga ke Korea, Guam, Thailan dan China.
Melihat tingginya potensi pasar di Indonesia, sangatlah masuk akal jika Rakuten mulai beroperasi di Indonesia. It’s a perfect move for Rakuten untuk masuk ke Indonesia, dan bukan tidak mungkin akan mulai mengakuisisi beberapa startup lokal yang berpotensi menjadi ancaman bagi Rakuten.
Keep your friends close, keep your enemies closer.
Rakuten, 歓迎と幸運! Banzaii!
Strategi Rakuten masuk ke Indonesia cukup pintar, dia menggaet konglomerat media lokal (Global MediaCom). Tadinya sy kira dia akan coba gaet startup lokal kita.
Bagaimana jadinya nasib startup ecommerce lokal? Apa bisa berkompetisi dengan duo company bermodal besar?
Waktu pertama launch Tokopedia, kami mengusung tema jualan kaos “Kami Tidak Takut”. Sekarang prinsip kita juga masih tetap sama KAMI TIDAK TAKUT 🙂
Hai Rakuten semoga kalian mau meng-akuisisi Kaijin Dictionary (Software offline kamus Jepang-Indonesia) milik saya..
hihihi…
http://topan.web.id/kaijin
wups.. mo pencet Reply, jadi Like :p
Di 2006, 2007 kemarin sepertinya MNC mulai coba-coba untuk masuk ke ranah daring dengan beberapa unit bisnis baru mereka. Dengan kelahiran seperti Sindo (online) dan okezone. Serta penyegaran wajah di dalam corporate-2 site yang mereka kelola.
Sedang di 2008 MNC mulai mencoba berjalan dengan beberapa perusahaan web..
Ada beberapa yang diajak kerjasama, ada beberapa yang diakuisisi.
Salah satu langkah yang cukup menonjol di ranah online adalah okezone, dan berlanjut ke classifieds site yang mereka beli (dan beberapa yang juga mereka buat custom sendiri).
Dari beberapa kali kiprah unit bisnis mereka di ranah daring, dan melihat pertumbuhan yang cukup sukses, bisa diprediksi bahwa MNC ke depannya di ranah daring terdapat peluang bisnis yang baik 🙂
Jika saat ini mereka memilih untuk bekerjasama dengan Rakuten, (semestinya) ini sudah diikuti dengan perhitungan secara bisnis; model bisnis, revenue share, business forecast. Sehingga mereka berani melakukan langkah ini.
Kalau buat aku pribadi, mungkin lebih ke arah bertanya-tanya motivasi MNC.
Kalau mereka secara grup lebih kuat di ranah media, kenapa memilih ecommerce, yang corenya bukan di media?
apakah sekarang Indonesia sudah menjadi negara yang konsumtif? kenapa akhir-akhir ini banyak 'pedagang' yang berdatangan ke Indonesia dengan dalih 'tingginya pasar di indonesia'?
apakah sekarang Indonesia sudah menjadi negara yang konsumtif? kenapa akhir-akhir ini banyak 'pedagang' yang berdatangan ke Indonesia dengan dalih 'tingginya pasar di indonesia'?