PT Pegadaian (Persero) mengaku masih mengkaji rencana dan pengelolaan investasinya terhadap sejumlah perusahaan fintech menjelang akhir tahun ini.
VP Digital Business Development & Partnership Pegadaian Herdi Sularko mengatakan bahwa pihaknya masih mendiskusikan rencana investasi sebagai investor institusional secara internal.
“Begitu juga rencana investasi sebagai pemberi pinjaman institusional. Saat ini masih dikaji secara intensif bersama dengan pihak regulator,” tutur Herdi kepada DailySocial.
Ia juga belum dapat berkomentar terkait skema pengelolaan investasi, seperti melalui pembentukan corporate venture capital (CVC) atau menjadi Limited Partner (LP).
“Soal itu, kami belum bisa disclose lebih lanjut ya,” tambahnya.
Seperti dilansir CNBC, Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan akan berinvestasi di sektor fintech dengan dana maksimal Rp10 triliun. Segmen yang diincar adalah p2p lending, baik pinjaman konsumtif maupun produktif.
Mengingat sudah penghujung tahun, perusahaan menyiapkan investasi tahap awal senilai Rp500 miliar untuk disuntik ke 3-5 perusahaan, termasuk di antaranya LinkAja.
Kami sempat mengonfirmasi rencana investasi ini kepada Kuswiyoto. Namun, eks Direktur Corporate Banking BRI ini membantah investasi senilai Rp10 triliun.
“Saya tidak pernah bilang ada investasi Rp10 triliun ya,” ucapnya lewat pesan singkat kepada DailySocial.
Sementara dihubungi terpisah, CEO LinkAja Danu Wicaksana juga belum dapat menyebutkan nilai investasi termasuk porsi saham yang akan disuntik oleh Pegadaian.
Diketahui, setelah resmi meluncur menjadi platform pembayaran, sejumlah perusahaan BUMN mengincar porsi saham LinkAja. Beberapa di antaranya adalah Pegadaian, Garuda Indonesia, Jasa Marga, Angkasa Pura, hingga Kereta Api Indonesia.