Dark
Light

eFishery Perluas Cakupan Bisnis, Hadirkan Layanan Distribusi dan Permodalan

1 min read
January 21, 2020
Produk Distribusi dan Permodalan eFishery
Penerapan perangkat eFishery di salah satu tambak milik mitranya / eFishery

Tahun 2019 berjalan cukup membahagiakan bagi eFishery. Selanjutnya, startup pengembang perangkat pakan ikan berteknologi IoT ini bakal lebih fokus mengembangkan ekosistem akuakultur secara menyeluruh. Sepanjang tahun eFishery mengklaim berhasil membukukan pertumbuhan bisnis hingga 300%, didukung ekspansi ke 120 kota di Indonesia.

“Tahun 2019 merupakan tahun yang penting buat kami. Produk utama kami tumbuh cepat, didukung berbagai inisiatif dan produk baru yang mulai diperkenalkan. Kami berhasil tumbuh lebih dari 300% dan mengembangkan bisnis ke 120 kota. Beberapa produk baru yang kami kenalkan yakni eFisheryFresh, eFisheryFund dan eFisheryFeed,” ujar Chief of Product eFishery Krisna Aditya.

Di Indonesia sendiri startup yang bergerak di bidang akuakultur belum begitu banyak, eFishery adalah salah satu yang konsisten mengembangkan produk dan layanannya. Untuk saat ini ada dua alat yang dikembangkan, yakni eFisheryFeeder for Fish dan eFisheryFeeder for Shrimp.

Keduanya merupakan alat yang sejenis. Intinya membantu pembudidaya ikan dan udang untuk bisa memberikan pakan secara otomatis yang bisa dikontrol menggunakan smartphone. Automasi bisa dilakukan dengan mengatur jadwal, lengkap dengan dosis yang disesuaikan. Dari dua alat ini harapannya bisa mendatangkan efisiensi waktu dan pakan yang dibutuhkan.

Mengenalkan kanal distribusi dan permodalan

Akhir 2018 eFishery berhasil mengamankan pendanaan seri A senilai Rp58 miliar dari Wavemaker, 500 Startups dan sejumlah investor lainnya. Startup bermarkas di Bandung ini kini tidak hanya ingin dikenal sebagai pengembang alat pemberi makan ikan/udang saja, melainkan ingin mengembangkan platform digital untuk membantu proses bisnis tambak dari hulu ke hilir.

Lebih detail Krisna bercerita, eFisheryFund dan eFisheryFresh salah satu upaya yang kini tengah dioptimalkan. Dua produk itu dikembangkan berdasarkan masukan dan riset mengenai permasalahan yang kerap dihadapi petani ikan/udang.

Misalnya produk eFisheryFresh, inovasi ini berangkat dari masalah distribusi. Setelah pembudidaya panen, mereka cukup sulit untuk menjual produk dengan nilai tawar yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kanal penjualan yang efisien.

“Kami menyerap hasil panen berbagai komoditas perikanan langsung dari pembudidaya ikan lokal, kemudian kami pasarkan ke berbagai konsumen, baik yang memiliki kebutuhan partai besar hingga rumahan. Melalui eFisheryFresh, kami berkomitmen untuk menghadirkan produk ikan segar dan berkualitas,” imbuh Krisna.

Pihaknya juga sudah meluncurkan solusi untuk menyelesaikan isu finansial pembudidaya ikan, dalam hal ini soal permodalan. Melalui eFisheryFund para petani bisa terhubung dengan institusi rekanan eFishery untuk mendapatkan pinjaman guna meningkatkan pengembangan bisnisnya.

Perlahan tapi pasti, eFishery yang berangkat dari keahlian di bidang IoT mulai mengincar peluang untuk memberikan manfaat lebih banyak lagi bagi para pembudidaya. Dua solusi terbarunya diyakini dapat menjadi modal awal untuk membuat perusahaan semakin besar, secara nilai bisnis dan cakupan.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Siap Bereksperimen Jadi Kunci untuk Jadi Sponsor Esports

Next Story

Nike Bekerja Sama dengan Vodafone Giants

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup akuakultur eFishery tutup pendanaan Seri C dipimpin Temasek, SoftBank, dan Sequoia Capital India, segera ekspansi ke Thailand di tahun ini

Cerita Delapan Tahun eFishery Pelopori Startup Akuakultur di Indonesia

Kepercayaan diri eFishery yang mampu menutup pendanaan Seri C menjadi kisah