Funding Societies, induk usaha Modalku, mengungkapkan telah merealisasikan penyaluran pinjaman secara kolektif sekitar Rp500 miliar hingga Juni 2017 untuk 650 pinjaman UKM di Asia Tenggara.
Funding Socities beroperasi di tiga negara yakni Singapura, Indonesia (dengan nama Modalku), dan Malaysia. Dari total penyaluran pinjaman, kontribusi dari Singapura diperkirakan sebesar Rp280 miliar, Indonesia sekitar Rp207 miliar, dan sisanya Rp10 miliar dari Malaysia.
Pencapaian tersebut membuat perusahaan optimis untuk meningkatkan kinerjanya sampai akhir tahun ini dengan mendorong Indonesia sebagai kontributor bisnis utamanya lewat anak usahanya Modalku.
Salah satu cara untuk mencapai target yakni lewat ekspansi bisnis ke beberapa kota lainnya di Indonesia. Saat ini, Modalku baru beroperasi di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.
Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan kajian untuk ekspansi ke dua sampai tiga kota baru. Dia memastikan, kota yang bakal disasar nantinya harus dapat scaling dengan baik, agar berpengaruh pada dampak yang dihasilkan.
“Mungkin [tambah] beberapa kota dulu, yang penting bisa scale dengan baik. Sehingga kalau masuk ke kota baru bisa langsung kasih impact. Indonesia akan jadi fokus yang sangat besar [bagi Funding Societies], dari segi volumenya saja sudah hampir mengejar Singapura,” terang Reynold, Senin (10/7).
Reynold enggan membeberkan target penyaluran pinjaman yang ingin dikontribusikan Modalku untuk Funding Societies sampai akhir tahun ini. Ia mengungkapkan bila mengacu dari kinerja Modalku diklaim sudah tumbuh tiga kali lipat dalam enam bulan terakhir di tahun ini. Mengasumsikan pencapaian yang sama, diharapkan bakal tumbuh lebih besar lagi.
Masuk dalam daftar Fintech 250
Modalku tercatat dalam daftar Fintech 250 dari 23 negara yang diselenggarakan oleh CB Insights. Dalam daftar tersebut berisi perusahaan terbaik kelas dunia dengan terobosan inovasi di bidang fintech, beberapa nama di antaranya adalah Stripe, Ant Financial Services, Funding Circle, Dianrong, dan lain-lain.
Di dalam daftar tersebut, seluruh perusahaan telah memperoleh pendanaan investasi sebesar Rp187 triliun pada tahun lalu. Inovasi yang ditawarkan mulai dari bidang asuransi, pinjam meminjam, pembayaran, sumber daya manusia, real estate, dan lainnya.
“Dunia layanan keuangan akan mengalami lebih banyak perubahan dalam 10 tahun ke depan. Transformasi ini dipicu oleh sekelompok perusahaan startup non konvensional yang cerdas. Fintech 250 berisi perusahaan fintech terbaik di dunia, mereka mengadopsi teknologi terkini dan model bisnis baru ke industri keuangan. Inovasi mereka akan membawa perubahan permanen terhadap cara masyarakat menangani keuangan dan menjalankan bisnis,” terang CEO CB Insights Anand Sanwal.