Jirnexu, induk perusahaan agregator finansial KreditGoGo, mengumumkan perolehan pendanaan Seri A senilai $4,5 juta (hampir 60 miliar Rupiah) yang akan digunakan untuk mengakselerasi pengembangan dan implementasi solusi teknologi di pasar prioritasnya, yaitu Malaysia dan Indonesia. Putaran pendanaan kali ini dipimpin investor terdahulu DMP, dengan partisipasi investor baru Gobi Partners dan OSK Ventures International Berhad.
Selain fokus melalui RinggitPlus di Malaysia dan KreditGoGo di Indonesia, Jirnexu mengembangkan produk whitelabel XpressApply yang diharapkan juga bisa ditawarkan ke solusi-solusi di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA).
Data Swiss Re Institute menunjukkan bisnis berbasis komisi untuk produk perbankan ritel dan produk asuransi di Asia Tenggara $25 miliar per tahun.
Jirnexu sendiri tak cepat puas dengan pendanaan kali ini. Dalam pernyataannya mereka sudah siap mencari pendanaan Seri B yang diharapkan diperoleh di awal tahun depan. Pendanaan Seri B ini akan fokus untuk meningkatkan positioning RinggitPlus sebagai yang terdepan di Malaysia.
Di Indonesia sendiri KreditGoGo bisa dibilang masih tertinggal jika dibandingkan CekAja dan Cermati yang memiliki bisnis serupa.
Secara keseluruhan, kedua layanan tersebut memiliki 550 ribu konsumen dengan lebih dari satu juta kunjungan per bulan.
“Jirnexu saat ini mencari jawaban mengapa kebanyakan konsumen Asia Tenggara tidak memiliki akses ke layanan kredit dan tidak memiliki asuransi atau asuransi yang dimiliki belum mencukupi. Platform teknologi dan analitik data konsumen kami memposisikan Jirnexu untuk menyelesaikan masalah fundamental dengan inklusi finansial,” ungkap CEO Jirnexu Yuen Tuck Siew.
Studi McKinsey tentang konsumen ASEAN menyebutkan 40-50% responden mengidentifikasi mereka mempertimbangkan membuka akun dengan bank tanpa jaringan fisik, dalam hal ini kantor cabang.