Sebuah riset yang diadakan oleh KPCB, menyatakan bahwa Indonesia masuk ke dalam top 10 negara dengan pelanggan 3G terbesar di dunia, bahkan Indonesia ada di peringkat 10 diapit oleh Brazil dan Polandia. Daftar ini masih didominasi oleh AS di peringkat pertama dan juga Jepang di peringkat kedua, masing-masing dengan 179 juta dan 117 juta pelanggan.
Indonesia berada di peringkat 10 dengan 27 juta pelanggan, diapit oleh Brazil dengan 28 juta dan Polandia 26 juta pelanggan. Namun bukan hanya itu, tiap tahunnya jumlah pelanggan 3G di Indonesia bertumbuh sebesar 40% dan masih jauh kalah dibandingkan India dengan lebih dari 1000%, China dengan 172%, Turki dengan lebih dari 100% dan Brazil dengan 79%. Sebuah fakta yang menarik bahwa ternyata pertumbuhan di Indonesia tidak terlalu besar dibandingkan dengan negara lain meskipun baru sekitar 12% dari populasi kita yang tersambung ke jaringan 3G.
Fakta lain yang diungkap melalui riset ini adalah bahwa jumlah smartphone yang beredar secara global mencapai 835 juta handset, namun mobile phone biasa (non-smartphone) yang beredar secara global jauh melampaui angka tersebut dengan 5.6 milyar handset. Hal ini membuktikan bahwa pasar non-smartphone benar-benar tidak boleh diacuhkan, meskipun jarak antara smartphone-feature phone makin tipis namun untuk beberapa waktu ke depan ada baiknya anda mengelola strategi untuk pasar non-smartphone.
Dengan rate penetrasi 3G sebesar 12% saja Indonesia sudah cukup menarik di mata investor lokal dan asing, apalagi kalau angka ini bisa naik sampai 20%, tentu banyak kesempatan yang terbuka untuk kita. Peranan pemerintah dan juga pihak swasta sangatlah penting untuk meningkatkan angka penetrasi 3G di Indonesia, masih ada kesempatan untuk Indonesia bisa menjadi pemimpin di industri teknologi informasi dunia.
5,6 milyar handset non-smartphone? wow ..sebuah pasar yg sangat menarik