8 Oktober 2018 kemarin, IGG (I Got Games) meresmikan kantornya di Indonesia. Mereka membuka kantor di Indonesia untuk memastikan operasi yang lebih mulus di sini ujar Sherly Liu, Business Development Manager dari IGG Indonesia.
Richard Chua, Komisaris IGG Indonesia, juga menambahkan “Indonesia adalah pasar yang penting karena di sini adalah pasar terbesar di Asia Tenggara. Kenapa di 2018? Karena sebelumnya kami fokus menggarap pasar AS dan Eropa. Sekarang kami fokus garap Asia, termasuk Indonesia.”
Agni Olimpia, Operation Supervisor dari IGG Indonesia pun menjelaskan bahwa IGG sendiri sebenarnya sudah ada di Indonesia dari 2016. Namun kala itu, baru 1 orang yang ada di sini. Di 2017, IGG menambah personil jadi 4 orang tapi masih harus lapor ke kantor regional Asia Tenggara yang berada di Thailand.
IGG yang punya headquarter di Singapura sebenarnya sudah memiliki beberapa game, namun mereka biasanya lebih dikenal dengan Castle Clash dan Lords Mobile untuk platform Android dan iOS.
Menurut Agni, IGG awalnya didirikan di 2006 namun kala itu mereka masih belum bermain di pasar mobile. Baru di 2013, nama mereka melesat cepat saat merilis Castle Clash. Sedangkan Lords Mobile, yang menjadi game terlaris mereka, dirilis di 2016.
Lalu bagaimana IGG memandang esports, mengingat semakin banyak publisher game mobile besar lainnya semakin marak untuk terjun ke sini?
Richard mengatakan “esports itu sangat menyenangkan, tidak hanya untuk para pemainnya tapi juga untuk para penonton. Sama seperti banyak orang senang menonton pertandingan sepak bola. Tidak semua orang bisa bermain di tingkat kompetitif tapi semua orang bisa menikmatinya saat menonton.”
Sherly juga menambahkan bahwa IGG akan fokus ke esports di game selanjutnya. Sayangnya, mereka belum bisa menyebutkan game seperti apa yang ingin mereka angkat jadi esports nantinya karena memang masih dalam tahap pengembangan.
Richard juga mengatakan hal yang sama. Ia belum bisa mengatakan game mereka yang akan jadi esports karena ada beberapa game yang masih dalam tahap pengembangan. Apalagi, menurutnya, IGG selalu memastikan kualitas game yang ingin dirilis. “Jika game tersebut tidak cukup baik, kami akan membatalkan rilisnya meski sudah jadi.”
“Namun rencananya,” cerita Richard “kami akan fokus ke esports di 2019 atau 2020.”
Jika sejumlah publisher dan developer game melihat esports sebagai alat marketing yang juga dapat memperpanjang umur (life-cycle) game mereka, Richard tidak setuju dengan hal tersebut. Menurutnya, jika game tersebut memang bagus, umur game tersebut memang sudah seharusnya panjang dengan ataupun tanpa esports. Ia pun mencontohkan Castle Clash yang masih dimainkan meski sudah berumur 5 tahun.
Sebelumnya, Lords Mobile sendiri sebenarnya memang sudah ada esports-nya. Namun Agni mengakui bahwa di game-nya sendiri memang belum dioptimalkan untuk itu. IGG harus membuat server dan Kingdom sendiri untuk gelaran kompetitifnya.
Agni juga bercerita bahwa sebelumnya Lords Mobile juga sudah menggelar turnamennya yang berskala internasional, meski masih untuk negara-negara Asia, yang bertajuk Lords Mobile Tournament: Asia di bulan April 2018. Indonesia juga kala itu turut bertanding di sana mewakili kawasan Asia Tenggara. Selain Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Hong Kong, dan Taiwan juga mengirimkan perwakilannya.
Bagaimana realisasi esports-nya nanti? Game seperti apa dari IGG yang akan turut meramaikan maraknya gempita esports di perangkat mobile? Kita tunggu saja kabar selanjutnya dari IGG.