HOOQ, layanan video-on-demand (VOD), menargetkan jumlah pengguna di Indonesia sampai tahun depan dapat menyentuh angka 5 hingga 10 juta orang. Adapun posisi sekarang ini hampir mencapai angka satu juta pengguna. Target tersebut diharapkan bisa membawa Indonesia sebagai pengguna HOOQ terbanyak yang saat ini masih diduduki India.
Perlu diketahui, HOOQ baru menginjak enam bulan beroperasi di Indonesia. HOOQ pertama kali diluncurkan di India pada Mei 2015, kemudian secara berurutan tiba di Thailand dan Filipina. Singapura dan Vietnam disebutkan masuk ke pipeline negara berikutnya yang bakal disambangi.
Meski Indonesia adalah negara yang terakhir disambangi, namun persentase pertumbuhan pengguna yang pesat menjadikan HOOQ ingin bergerak agresif di pasar ini. Hal ini terlihat dari sejumlah rencana kerja sebelum menginjak usia pertamanya di Indonesia.
Dalam wawancara dengan DailySocial,CEO HOOQ Peter Bithos menerangkan Indonesia memiliki banyak kelebihan dibandingkan negara berkembang lainnya yang sudah HOOQ sambangi, termasuk jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat, kualitas internet yang mulai membaik, partnership yang kuat dengan sejumlah perusahaan telekomunikasi, dan budaya orang Indonesia yang social media oriented.
HOOQ juga mengklaim memiliki data film Indonesia terbanyak dibanding layanan VOD lainnya. Hampir 70% dari 3596 film Indonesia ada di database HOOQ.
“Kami sangat optimis jumlah pengguna HOOQ di Indonesia akan menempati posisi pertama, mengalahkan India di 2017,” ujarnya, Senin (17/10).
Dalam waktu dekat, HOOQ siap menggelontorkan dana pemasaran agar layanan VOD ini bisa dikenal di seluruh Indonesia, salah satunya dengan meluncurkan iklan televisi.
“Ada tiga tujuan dari peluncuran TVC ini. Kami ingin menyasar keluarga Indonesia karena konten kartun kami yang cukup lengkap, bagaimana dampak HOOQ dalam kehidupan sehari-hari, dan mengapa harus berlangganan HOOQ. Kami ingin melakukan pendekatan tersebut secara emosional dengan menerbitkan TVC,” terang Ravi Prakash Vora, CMO HOOQ.
Umumkan layanan freemium
Sekaligus dalam rangka menjaring pengguna baru, HOOQ juga mengumumkan layanan tanpa iklan berbasis freemium. Pengguna yang sudah memakai layanan free trial HOOQ selama tujuh hari dapat berkesempatan menggunakan layanan tersebut untuk menonton episode pertama serial TV yang tersedia di database tanpa ada iklan yang bakal mengganggu mereka.
Bithos mengklaim layanan ini adalah pertama kalinya hadir di ASEAN. Pengguna yang tertarik dengan suatu serial TV lewat menonton episode pertamanya bisa dipastikan akan lebih mudah ditarik menjadi pelanggan tanpa harus mengunduh episode setiap serial secara ilegal.
“Kami bersemangat untuk memperkenalkan hybrid model ini karena memberikan keleluasaan kontrol kepada konsumen atas keputusannya sebelum menjadi pelanggan HOOQ.”
Menurutnya, hybrid model ini adalah hasil yang telah dilakukan oleh tim riset HOOQ selama setahun belakangan mempelajari pola konsumen dan bagaimana keinginan mereka terhadap layanan VOD.
“Kami percaya model ini adalah win win solution baik untuk konsumen dan bisnis kami sendiri. Kami jadi memiliki banyak kesempatan untuk re-engage konsumen setiap ada konten baru setelah masa free trial mereka berakhir.”
Lakukan redesign aplikasi
Tak sampai di situ, HOOQ juga menyiapkan tampilan aplikasi baru untuk smartphone yang siap didistribusikan merata pada pekan ini. Redesign aplikasi ini dilakukan karena hampir 80% pengguna HOOQ mengaksesnya dari smartphone. Tampilan baru HOOQ merupakan gabungan beberapa media sosial yang umumnya dipakai oleh pengguna, dari Facebook, Instagram, bahkan tampilan video yang bisa di-minimize seperti YouTube.
Ada fitur real time content feed yang cukup di-scroll, poster yang menarik seperti Instagram, bisa menyimpan konten dalam kolom favorit, melihat daftar film apa yang sudah ditonton oleh teman, fitur pencarian yang lebih mudah, dan wish-list.
“Redesign ini bertujuan agar pengguna tidak memerlukan banyak klik. Kami mudahkan seluruh fitur, bahkan untuk menonton film hanya butuh satu klik saja.”
Ke depannya, HOOQ akan menambahkan fitur baru seperti parental control.
“Kami tahu sebagian besar pengguna HOOQ mengaksesnya lewat smartphone, jadi ini hal yang natural bila kami memutuskan ingin menambah kualitas layanan situ. Banyak fitur yang lebih user friendly guna menambah experience pengguna jadi lebih baik dan ada fitur lainnya siap menyusul untuk smartphone,” pungkas Guntur Siboro, Country Head HOOQ Indonesia.