Honda Motor tampaknya mulai tertarik untuk mendukung ekosistem esports di Indonesia. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah dengan mendukung diselenggarakannya ESL Jagoan Series – Free Fire.
Secara global, perusahaan asal Jepang itu telah menunjukkan ketertarikannya pada esports dengan menjadi sponsor dari salah satu tim terbesar, Team Liquid pada awal tahun ini.
Dukungan yang diberikan oleh Honda Motor dalam ESL Jagoan Series – Free Fire berupa motor yang akan diberikan pada atlet yang berpretasi. Tidak hanya itu, penonton yang hadir di Grand Final yang diadakan di Mall of Indonesia pada 10 Agustus nanti ini juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan motor.
“ESL Indonesia bangga bisa bekerja sama dengan Honda membesarkan ekosistem esports di tanah air karena Honda adalah brand yang tak hanya besar di Indonesia tapi juga di tingkat internasional,” kata General Manager ESL Indonesia, Felix Huray.
ESL Jagoan Series – Free Fire menawarkan total hadiah sebesar US$20 ribu. Selain hadiah uang, tim yang menang juga akan mendapatkan Golden Ticket untuk bertanding di Free Fire Indonesia Master 2019 Grand Final.
Turnamen tersebut disponsori oleh Indofood, Chitato, Good To Go, dan Popmie dan mendapatkan dukungan dari CBN, Logitech, Matrix, Indomaret, NimoTV, dan Mall of Indonesia.
Belakangan, semakin banyak merek non-endemik seperti Honda Motor yang tertarik untuk menjadi sponsor esports. Menurut laporan Nielsen, pada 2018, 49 persen dari total sponsor di industri esports adalah merek non-endemik, alias merek yang tidak ada hubungannya dengan gaming atau teknologi.
Semakin banyaknya merek yang tertarik untuk menjadi sponsor membuat nilai industri esports terus naik. Menurut studi yang dilakukan oleh Newzoo menunjukkan bahwa nilai industri esports tahun ini mencapai US$1,1 miliar, naik 26,7 persen dari tahun lalu.
Kontribusi terbesar pendapatan industri ini adalah sponsorship dengan kontribusi sebesar US$456,7 juta atau sekitar 34,3 persen dari total pendapatan industri secara keseluruhan.
“Jumlah audiens dan pertumbuhan penonton yang hebat di esports adalah hasil dari pengalaman menonton yang interaktif tanpa terikat dengan media tradisional,” kata CEO Newzoo Peter Warman dalam situs resmi Newzoo.
“Banyak liga dan turnamen esports sekarang yang memiliki banyak penonton, jadi perusahaan kini mencoba untuk memonetisasi para Esports Enthusiasts. Ini memang mulai terjadi pada tahun lalu, tapi pasar ini terus tumbuh dengan belajar dari kesalahan awal.”
Memang, jumlah penonton esports terus naik. Jumlah penonton turnamen esports di Indonesia diperkirakan mencapai 44,5 juta. Sementara di tingkat global, diduga ada hampir 1 miliar orang yang menonton pertandingan esports.
Dari segi penyelenggara, ESL kembali berusaha menunjukkan bahwa mereka mendukung sistem esports terbuka dengan mengadakan ESL Jagoan Series – Free Fire.
Sistem turnamen terbuka memungkinkan tim-tim amatir untuk bertanding melawan tim profesional di kompetisi resmi. Walau saat ini, babak kualifikasi ESL hanya digelar di tiga kota, yaitu Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.
“Mimpi kami di ESL yang ingin menyediakan perjalanan from zero to hero juga tercapai lewat Jagoan Series kali ini karena ada tim-tim berskala komunitas yang melaju ke Grand Final dan juga diakuisisi organisasi-organisasi esports besar di Indonesia,” kata Stefano Adrian, Project Manager Jagoan Series ESL Indonesia.
Alasan ESL mendukung sistem esports terbuka adalah agar dunia esports di Indonesia tidak hanya didominasi oleh tim-tim besar yang memang sudah mendapatkan dukungan dari berbagai sponsor.
Dengan membuat turnamen bersistem terbuka, ESL berharap bahwa komunitas yang ada di berbagai kota di Indonesia bisa ikut serta dalam pertandingan kelas internasional.
Selain itu, ini juga bisa jadi ajang bagi para pemain dan tim amatir berbakat untuk unjuk gigi. Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan para pemain atau bahkan tim tersebut diakuisisi oleh tim yang lebih besar.
–
Disclosure: Hybrid adalah perwakilan Media Relations untuk ESL Indonesia Championship Season 2