Hemat.com secara resmi luncurkan layanan mereka. Hemat.com menawarkan potongan harga dari berbagai merchant, saat tulisan ini ditulis, setidaknya ada dua promo diskon yang ada tampil di situs mereka, yang berhubungan dengan makanan serta layanan body spa.
Seperti juga layanan daily deals lainnya, Hemat.com memberikan penawaran diskon dari berbagai merchant, pengguna bisa mendapatkan informasi tentang penawaran yang disediakan lewat web, Facebook, Twitter atau email. Pengguna bisa membeli kupon dan mencetaknya untuk digunakan. Ada jumlah kuota yang harus dipenuhi sebelum penawaran potongan harga aktif, yang menandakan bahwa mereka lebih mengarahkan penawaran diskon pada pembelian secara grup.
Dari penjelasan situs mereka, terdapat juga program referral dimana pengguna bisa mengajak teman mereka untuk ikut membeli kupon yang ada di Hemat.com. Akan ada insentif atas proses ini yang bisa dilihat pada kolom wallet di halaman akun pengguna.
DailySocial cukup banyak membahas tentang layanan daily deals ataupun group buying, tingkat persaingan tentu saja cukup tinggi, apalagi kini Groupon secara jelas telah memasuki pangsa pasar Indonesia dengan mengakuisisi Disdus. Groupon menjadi layanan dengan ekspansi yang sangat luas di dunia, termasuk di Asia, beberapa waktu lalu mereka telah mengakuisisi berbagai clone di wilayah Asia. Isitilah Groupon clone juga mencirikan bahwa mereka adalah layanan group buying terbesar.
Hemat.com hadir hampir bertepatan, minimal di hari yang sama, dengan akuisisi Disdus oleh Groupon, entah mereka telah memprediksikan hal ini atau tidak, kalau melihat dari status akun Facebook mereka, rilis situs mereka untuk publik ini diumumkan sekitar 4 jam yang lalu.
Sau hal yang pasti, tentunya akan menjadi menarik untuk melihat bagaimana strategi masing-masing layanan untuk bersaing dengan Groupon, apakah mereka akan melebarkan sayap untuk mengembangkan layanan lain, atau menjadikan layanan daily deals hanya sebagai fitur atau justru bertahan dan head-to-head dengan Groupon.
Mari kita lihat perkembangan selanjutnya.
Pas seperti tukang2 tahu sumedang di depand Unpad Jatinangor: mereka berbaris, bersampingan, berbanyak2… dan ber-kesepihan ria.
Kita semua sudah bisa mengerti bahwa “Groupon is the new black”, dan kita semua sudah tebak bahwa Daily Deals itu harus lokal/superlokal.
Tapi innovasinya di mana coba?
Pasar di Indonesia sangat luas, niche-niche nya sangat banyak, kenapa startup2 harus bersifat seperti tukan tahu dan berbaris2 sambil menunggu profit yang semakin dibagi?
Satu lagi pertanyaanya: lama2 memang nggak capek/bingung merchandnya? Jangan sampai mereka jenuh lho…
hemat .com recommend kaga si ? minta infonya dung ggan