Bagi perusahaan-perusahaan Taiwan, Computex yang rampung minggu lalu merupakan ajang paling bergengsi, tempat sempurna untuk memperkenalkan beragam produk anyar. Khusus buat Asus sendiri, konsumen kini menanti kelanjutan upaya produsen dalam berkiprah di ranah smartphone. Kita tahu, di sana, Asus secara resmi memperkenalkan ZenFone 3.
Buat sekarang, ZenFone 3 terdiri atas tiga varian: tipe standar, Ultra dan Deluxe sebagai model paling high-end. Dan di Computex 2016, saya berkesempatan mengunjungi booth Asus dan menjajal ZenFone 3 Deluxe secara leluasa. Silakan simak impresi hands-on-nya.
Dari sisi penampilan, Asus memutuskan untuk meninggalkan rancangan ZenFone 2. Lengkungan di punggung ZenFone 3 jauh lebih landai, namun tetap mempertahankan desain ergonomis. Terdapat layar super AMOLED full-HD seluas 5,7-inci – cukup untuk mengakses aplikasi-aplikasi mobile tapi mungkin resolusinya terbilang kurang tinggi buat menangani headset VR portable. Panel tersebut kabarnya memiliki rasio kontras 3 juta banding satu dan menghidangkan color gamut lebih dari 100 persen NTSC.
Frame di sisi kiri dan kanan layar hanya berketebalan 1,3mm sehingga mencetak rasio screen-to-body sebesar 79 persen, meskipun ada area hitam tipis membingkai panel. Tiga tombol navigasi kapasitif (home, back dan menu) diletakkan di luar display. Tubuh unibody ZenFone 3 Deluxe tersusun atas material aluminium; di area atas serta bawah, Anda bisa melihat pola brushed melingkar. Kabar baiknya, tombol volume dan power Asus kembalikan lagi ke samping, membuat pengoperasiannya tidak secanggung ZenFone 2.
Tak mau ketinggalan dari kompetitornya, Asus juga mengusung sensor fingerprint, diletakkan di punggung ZenFone 3, di bawah modul kamera. Unit pemindai dapat mengenali lima jari, mampu membaca dari arah 360 derajat dan mendukung integrasi app. Produsen tidak lupa membekali Deluxe dengan teknologi fast charging Boost Master yang bisa mengisi 60 persen baterai non-removable 3.000mAh di sana hanya dalam 39 menit – via USB type-C.
Untuk fungsi fotografi, Asus membenamkan teknologi PixelMaster 3.0 bersensor 23-megapixel. Kamera menyuguhkan fitur Super Resolution 92-Mp, aperture f/2.0 dengan autofocus TriTech – diklaim mampu mengunci objek dalam waktu 0,03 detik, dibantu pula oleh OIS dan EIS. Dari sesi uji coba, kemera ZenFone 3 Deluxe memang gesit merespons shutter, tapi saya merasa ia sedikit kesulitan menjepret benda berjarak dekat yang sedang bergerak.
Asus ZenFone 3 Deluxe dengan codename ZS570KL (produsen tetap menggunakan kode-kode yang sulit dihafal) berjalan di platform Android 6.0 Marshmallow dan menyimpan jeroan mumpuni, di antaranya SoC Qualcomm Snapdragon 820 dan RAM 6GB, serta tersedia memori internal dari mulai 64 sampai 256GB – spesifikasi lengkap dapat Anda lihat di situs resmi.
Boleh dikatakan, Asus ZenFone 3 terlihat sebagai usaha Asus mengejar produk-produk flagship rival, namun tentu saja langkah ini memberi dampak pada harganya. Zenfone 3 versi standar kini bukan lagi produk entry-level seperti ZenFone 4 dan 5 (first-gen), dan tipe Deluxe menuntut harga yang lebih tinggi lagi: US$ 500. Untuk sekarang, Asus belum memberi tahu tanggal pasti perilisan ZenFone 3.