Aplikasi Telegram yang dikenal dengan fitur privasi dan keamanannya telah mengambil langkah berani dengan penerapan AI.
Berkolaborasi dengan Microsoft Copilot, Telegram menawarkan beberapa fitur generative AI yang dapat menjawab pertanyaan pengguna, menerjemahkan berbagai bahasa, membuat format teks kreatif, bahkan membantu programmer dalam mengoreksi baris kode-kode mereka. Ini bukanlah kali pertama asisten berbasis AI ada di dalam aplikasi messaging. Platform lain seperti Meta juga telah menghadirkan AI-nya “Meta AI” ke dalam messaging app-nya, Messenger dan WhatsApp.
Namun, munculnya fitur-fitur dari Copilot ke dalam Telegram bisa membuat pengguna ragu dan berpikir kembali mengenai isu privasi yang selama ini menjadi fokus utama aplikasi messaging tersebut.
Aplikasi Familiar dalam Lingkungan yang Baru
Copilot merupakan large language model (LLM) buatan Microsoft yang dapat melakukan hal serupa yang dilakukan oleh LLM lainnya, seperti ChatGPT dari OpenAI dan Google Gemini. Beberapa task yang dapat Copilot lakukan meliputi penulisan email profesional, pembuatan konten kreatif termasuk gambar, dan menjawab pertanyaan pengguna secara informatif dan spesifik.
Versi Copilot di Telegram ini memiliki fungsi yang kurang lebih mirip dengan AI lainnya, yang dibungkus di dalam antarmuka Telegram yang familiar.
Perlu dipahami bahwa integrasi Copilot ke Telegram sedang dalam tahap pengembangan beta dan masih ramai dengan bug. Saat tulisan ini dimuat Copilot di Telegram hanya mampu menerima 30 permintaan per harinya dan semua masih berbasis teks dan tidak dapat menghasilkan gambar ataupun mengolah task multimedia.
Walaupun demikian, Microsoft meyakinkan pengguna Telegram pada blog mereka bahwa Copilot dalam Telegram masih dapat memberikan banyak manfaat seperti membantu mengoreksi kodingan, memberi saran film untuk ditonton, menerjemahkan percakapan, maupun menjawab pertanyaan dengan instan.
Kolaborasi yang ‘terasa’ Tidak Pro Privasi
Telegram telah membangun reputasinya sebagai aplikasi messaging yang memiliki fondasi kuat dalam hal keamanan dan privasi. Dengan enkripsi end-to-end sebagai fitur unggulan, Telegram dikenal sebagai aplikasi yang berhati-hati berurusan dengan data collection. Maka dari itu, kolaborasi Telegram dengan produk milik Microsoft ini agak bikin skeptis.
Seperti yang dikutip dari The Verge, untuk menggunakan Copilot di Telegram, pengguna perlu untuk melakukan pencarian “Copilot Bot” di kolom pencarian akun. Selanjutnya, pengguna diminta untuk membagikan nomor ponsel mereka ke Microsoft. Hal ini agak berlawanan dengan fokus aplikasi Telegram terhadap aspek keamanan dan privasi, terutama dengan rekam jejak Microsoft yang meragukan di ranah privasi.
Ekosistem Microsoft yang Berkembang
Keputusan Microsoft untuk mengintegrasikan Copilot ke Telegram adalah bagian dari rencananya yang lebih besar. Microsoft juga tengah melakukan ekspansi besar-besaran dengan penawaran AI Copilotnya di banyak platform dan aplikasi, seperti yang ada pada Office 365 yang dibuat khusus untuk pengerjaan task bisnis dan ter-instal di PC Windows dengan spek tertentu. Office 365 ini juga menawarkan langganan berbayar bagi pengguna untuk mengakses fitur-fitur AI dari Copilot.