Menjelang akhir tahun 2015 DailySocial bekerja sama dengan Kemdikbud, melalui Pustekkom, untuk menggelar ajang Hackathon EduCode pada tanggal 12-13 Desember 2015. Melalui ajang tersebut, pemerintah ingin mendorong keterlibatan publik untuk bersama-sama memajukan dunia pendidikan yang berbasiskan teknologi. Harapannya akan lahir solusi-solusi teknologi kreatif yang dapat diadopsi oleh pendidikan Indonesia dengan merata.
Hadirnya teknologi seharusnya bisa mendorong kualitas pendidikan meningkat secara signifikan, apalagi melihat pertumbuhan teknologi itu sendiri yang pesat saat ini. Sayangnya, ini masih belum terlihat di Indonesia meski sudah ada beberapa pihak yang mulai menaruh perhatian. Salah satu kendalanya adalah konsep otonomi daerah yang diterapkan.
Kepala Pustekkom Kemdikbud Dr. Ari Santoso dalam acara meetup Hackathon EduCode kemarin malam mengatakan, “Pendidikan itu otonomi, artinya sekolah ada di bawah kewenangan [pemerintahan] kabupaten, kota [untuk SD dan SMP], juga provinsi [SMK dan SMA]. […] Kami yang di pusat tidak bisa menyentuh langsung ke sekolah.”
“Memang policy ada di kami, seperti kurikulum, regulasi ujian, dan sebagainya. […] Tapi, meski kami punya produk, di daerah bisa menolak untuk tidak memakainya. Sebaik apapun produk itu. […] Tapi, [di satu sisi] mereka juga butuh layanan yang lebih baik,” lanjutnya.
Staf Ahli Kemdikbud Taufik Hanafi menambahkan, “Kerja sama ini terjalin bukan tanpa alasan. Di bawah kepemimpinan [Mendikbud] Anies Baswedan, ada tiga strategi penting untuk mewujudkan insan dan ekosistem pendidikan Indonesia yang berkarakter.”
“Ketiga strategi tersebut yaitu, memperkuat aktor pendidikan [guru, orang tua, dan lainnya], meningkatkan kualitas terhadap akses dan mutu pendidiakan khususnya daerah terluar, dan memperkuat keterlibatan publik dalam proses pendidikan Indonesia,” ujarnya.
Kemdikbud sendiri memiliki target di tahun 2019 nanti seluruh sekolah sudah tersambung dengan Internet dan bisa menikmati layanan yang adil. Saat ini, baru ada 154.000 sekolah yang sudah tersambung ke Internet di Indonesia dengan lebih dari setengahnya berada di Jawa. Diharapkan hackathon EduCode ini menjadi pondasi atas reaksi berantai yang dimulai dengan peran masyarakat untuk membantu dunia pendidikan.
Hackathon EduCode, yang juga mendapat dukungan dari Mendikbud Anies Baswedan, akan digelar pada 12-13 Desember 2015. Tersedia hadiah senilai 50 juta Rupiah bagi 2 orang pemenang.
Aplikasi yang dikembangkan tidak akan terbatas untuk platform tertentu saja. Peserta dapat mengembangkan aplikasi berdasarkan kemampuannya, baik itu web apps, mobile apps, hingga game. Namun, konten atau solusi yang dikembangkan harus dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan.
Hackathon EduCode pertama ini akan digelar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI – Gedung A, Jakarta. Anda yang ingin berpartisipasi dapat mendaftar secara perorangan atau tim yang terdiri dari maksimal tiga orang. Informasi lebih detil dan pendaftaran bisa dilakukan di halaman berikut ini.