Ada yang baru dari layanan ride-sharing asal Singapura, Grab. Hari ini (29/11) Grab mengumumkan peluncuran layanan pembayaran non-tunai GrabPay Credits yang pada dasarnya merupakan ‘upgrade’ dari layanan GrabPay yang telah meluncur pada Januari 2016 silam. Lewat layanan yang baru tersedia di Singapura dan Indonesia ini, pengguna diberikan pilihan yang lebih banyak untuk melakukan top-up, mulai dari ATM hingga ke minimarket seperti Alfamart.
Sejak berganti brand menjadi Grab, ada banyak perubahan dan inovasi layanan yang dilakukan oleh pihak Grab untuk terus mengembangkan platform yang lebih kokoh di pasar Asia Tenggara. Salah satu inovasinya yaitu dengan mengembangkan GrabPay, cash-less digital wallet service, yang meluncur pada Januari 2016 lalu.
Namun, Grab tidak berhenti sampai di situ saja dan pada bulan Juli 2016 Grab mengumumkan untuk mengembangkan layanan pembayaran mobile non-tunai sebagai diferensiasi layanan dan pendorong keterlibatan pengguna lebih jauh terhadap layanan non-tunai. Pengembangan layanan tersebut pun melibatkan Lippo Group sebagai rekanan.
Ide dari pengembangan GrabPay sendiri pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan layanan digital wallet pada umumnya, yakni menawarkan tempat menyimpan “uang tunai” dalam bentuk digital untuk pembayaran sehari-hari. Namun, dalam hal ini adalah pembayaran untuk setiap layanan yang ditawarkan oleh Grab.
Pasar Asia Tenggara yang dibidik pun menjadi pasar yang penting dalam pengembangan layanan non-tunai mengingat kawasan ini kegiatan ekonominya masih didominasi dengan transaksi berbasis tunai. Dari total 620 juta penduduk di Asia Tenggara, berdasarkan data World Bank, hanya 27 persen dari jumlah penduduk yang memiliki rekening bank dan baru 9 persen orang dewasa yang telah memiliki kartu kredit.
Co-Founder Grab Hooi Ling Tan dalam keterangan media mengatakan, “Kami percaya bahwa menguasi metode pembayaran non-tunai merupakan hal yang sangat krusial bagi pencapaian misi kami, driving Southeast Asia forward, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat transisi menuju masyarakat non-tunai.”
“Sejak peluncuran GrabPay pada Januari 2016, [kami] telah menarik minat lebih banyak pengguna yang ditandai dengan pertumbuhan dua digit kami yang berkelanjutan dari bulan ke bulan […] sehingga memacu kami untuk menghadirkan GrabPay Credits yang memungkinkan setiap orang menikmati pembayaran non-tunai untuk setiap perjalanan,” lanjutnya.
GrabPay Credits sendiri pada dasarnya merupakan versi peningkatan dari GrabPay yang meluncur di tahun 2016. Kini, pengguna dapat melakukan top-up saldo GrabPay melalui saluran yang lebih beragam, mulai dari jaringan ATM lokal, transfer bank online lokal, layanan e-money Doku Wallet, Debit atau Credit Card (Visa dan MasterCard), dan tempat perbelanjaan (Alfamart, Dan+Dan, dan Lawsons). Sementara pilihan saldo yang tersedia untuk top-up yaitu Rp50.000, Rp 100.000, dan Rp200.000 atau jumlah mulai dari Rp50.000 hingga Rp999.999.
Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah, saldo dalam GrabPay Credits ini hanya bisa digunakan untuk perjalanan dengan Grab di negara tempat pembelian saldo. Menurut pihak Grab, ini demi kapatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan juga alasan keamanan.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, “GrabPay Credits kini memungkinkan kami untuk meningkatkan aspek keamanan dan kenyamanan dari pembayaran non-tunai baik bagi penumpang dan pengendara kami. Penumpang tak lagi harus menggunakan uang tunai atau menunggu uang kembalian. […] Para pengemudi juga dapat mengurangi jumlah uang tunai yang dibawanya dan tidak perlu khawatir akan jumlah uang kembalian sehingga dapat lebih fokus dalam memberikan pengalaman berkendara terbaik.”
Dengan kehadiran GrabPay Credits, Grab terlihat lebih tegas dalam terjun ke layanan pembayaran non-tunai yang menyesuaikan kondisi masyarakat yang memiliki penetrasi kartu kredit sangat rendah.