Gara-Gara ChatGPT, Google Kurangi Kontribusinya pada Perkembangan AI

Sebelumnya, Google sangat rajin membagikan inovasi di ranah AI ke publik, termasuk teknologi yang menjadi fondasi dasar ChatGPT

Selama beberapa tahun, Google merupakan nama yang cukup dipandang di ranah perkembangan teknologi artificial intelligence. Namun belakangan pamornya mulai redup semenjak kehadiran ChatGPT pada bulan November 2022. Sekarang, dalam diskusi mengenai perkembangan AI, sering kali yang namanya disebut-sebut adalah OpenAI (pencipta ChatGPT), dan terkadang Microsoft (berkat relasinya dengan OpenAI).

Hal ini bakal terdengar cukup ironis setelah mengetahui bahwa Google-lah yang bertanggung jawab atas teknologi bernama Transformer, yang pada akhirnya menjadi fondasi dasar dari ChatGPT dan banyak model AI lain. Google secara terbuka membagikan inovasinya di ranah AI, akan tetapi sekarang mereka malah terkesan ketinggalan.

Hal ini bakal berubah ke depannya, sebab Google secara internal telah memutuskan untuk mengurangi kontribusinya terhadap perkembangan teknologi AI secara publik. Berdasarkan laporan Washington Post, keputusan ini datang langsung dari Jeff Dean selaku pimpinan divisi AI Google pada bulan Februari lalu.

Sebelumnya, divisi AI Google pada dasarnya beroperasi layaknya sebuah universitas, dengan tim peneliti yang didorong untuk memublikasikan makalah ilmiahnya secara rutin. Berdasarkan informasi yang tercantum di situs Google Research, tim peneliti Google telah membuahkan hampir 500 studi sejak tahun 2019.

Peluncuran ChatGPT pada dasarnya mengubah semuanya. Kepada timnya, Jeff Dean mengatakan bahwa OpenAI berhasil mengejar ketertinggalan dengan mempelajari makalah-makalah ilmiah yang mereka buat. Untuk mencegah hal semacam itu terjadi lagi, Jeff menginstruksikan timnya untuk tidak memublikasikan apa-apa sebelum hasil penelitiannya itu berhasil dikembangkan lebih jauh menjadi produk Google.

Google sendiri memang sedang sibuk mengembangkan sejumlah produk berbasis AI. Usai meluncurkan rival ChatGPT yang bernama Bard di bulan Februari, Google kini tengah bersiap untuk mengintegrasikan AI ke mesin pencarinya — yang kemungkinan besar akan diumumkan di ajang Google I/O tidak lama lagi.

Secara internal, perubahan kebijakan di divisi AI Google ini mendapatkan respons yang campur aduk. Ada yang melihat ini sebagai kesempatan bagi perusahaan lain untuk 'menculik' para peneliti Google, meski di saat yang sama, Google sendiri memang sudah beberapa kali kehilangan sosok peneliti topnya, termasuk yang terbaru adalah Geoffrey Hinton.

Ada juga yang merasa antusias dan melihat ini sebagai peluang bagi Google untuk mengejar ketertinggalan dan membalik keadaan. Bagi sejumlah peneliti, keputusan ini mungkin bertolak belakang dengan apa yang dijanjikan kepada mereka sebelumnya, yakni kebebasan untuk ikut berpartisipasi pada diskusi publik mengenai AI. Karena sekarang dibatasi, beberapa peneliti pun memutuskan untuk hijrah.