Menegaskan komitmen menjadi “super app”, Gojek secara resmi melakukan perubahan logo untuk seluruh layanan, termasuk untuk aplikasi GoLife. Perubahan tersebut diumumkan langsung kepada media hari ini (22/7) oleh Nadiem Makarim (Founder & CEO Gojek Global), Kevin Aluwi (Co-Founder Gojek) dan Andre Soelistyo (Presiden Grup Gojek). Dalam presentasinya Nadiem menegaskan, sudah waktunya perusahaan mengganti logo sebelumnya yang diklaim hanya mewakili sebagian kecil dari berbagai layanan yang ada saat ini.
“Sejak aplikasi diluncurkan 2015 lalu, Gojek sudah mengalami peningkatan dari segi layanan. Bukan hanya memberikan layanan ride-sharing saja, kini di aplikasi sudah bisa dinikmati berbagai layanan yang mempermudah kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dengan alasan itulah kami memutuskan untuk mengganti logo Gojek dengan tema ‘Solv’ (dibaca: solve), harapannya bisa menjadi aplikasi terpadu untuk menjawab semua kebutuhan pengguna,” kata Nadiem.
Nadiem melanjutkan, dari sisi rencana bisnis dan roadmap yang sudah terencana tidak akan mengalami perubahan seiring perubahan logo tersebut. Untuk teknologi sendiri Gojek tetap akan memperbarui setiap 6 bulan. Yang menjadi fokus dari Gojek dengan pergantian logo ini lebih kepada layanan dan perhatian kepada mitra pengemudi.
“Untuk investasi pergantian logo baru ini pastinya akan lebih besar karena kami harus mengganti semua perangkat yang dibutuhkan oleh mitra pengemudi, iklan dan lainnya. Namun semua perlu kita lakukan,” kata Nadiem.
Rencana bisnis di Asia Tenggara
Saat ini Gojek sudah melebarkan layanan mereka ke Singapura, Vietnam dan Thailand. Dalam waktu ke depan Gojek memiliki rencana untuk melebarkan layanan ke negara Filipina dan Malaysia. Sementara untuk Singapura sendiri saat ini masih fokus kepada layanan GoCar dan belum memiliki rencana untuk menambah layanan lainnya seperti GoRide dan GoFood.
“Kita melihat di Singapura masih cukup sulit untuk kita menghadirkan layanan GoRide karena perilaku pengguna di sana, namun untuk rencana kita meluncurkan layanan GoFood di Singapura hingga saat ini masih kita kaji,” kata Andre.
Dari tiga negara yang sudah disambangi masing-masing memiliki jumlah traksi dan pemesanan yang berbeda. Dalam waktu satu tahun terakhir, Gojek mengklaim di Singapura, Vietnam dan Thailand jumlah pemesanan sudah mencapai satu juta order. Untuk Singapura dan Vietnam jumlah tersebut dapat dicapai dalam waktu dua bulan, Thailand dalam waktu tiga bulan.
Sementara itu disinggung rencana Gojek untuk melakukan ekspansi di Filipina, Nadiem enggan untuk menyebutkan lebih lanjut layanan apa yang akan dihadirkan di sana. Sebelumnya Gojek telah melakukan akuisisi saham mayoritas startup fintech Coins.ph.
Akan ada sinergi strategis antara kedua perusahaan, termasuk membawa keunggulan GoPay di pasar Filipina. Gojek juga rencananya akan melebarkan layanan mereka di Malaysia. Namun tidak disebutkan lebih lanjut apa rencana tersebut dan kapan layanan mereka akan dirilis di Malaysia.
Dalam kesempatan tersebut juga diungkapkan pertumbuhan bisnis Gojek sejak bulan Juni 2016 hingga Juni 2019, jumlah transaksi yang diproses dalam platform melesat hingga 1100% atau 12 kali lipat. Pertumbuhan tersebut diklaim didorong dari permintaan konsumen akan layanan terintegrasi dari Gojek. Saat ini Gojek telah memiliki sekitar 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu mitra merchant dan 60 ribu penyedia jasa di Asia Tenggara.
“Pada akhirnya kita tidak hanya ingin dikenal di Indonesia saja namun juga semua pengguna di Asia Tenggara. Hal tersebut yang menjadi fokus kita selanjutnya,” kata Andre.
Fokus menjadi super app
Dengan diluncurkan logo baru diharapkan bisa melahirkan semangat baru Gojek yang secara khusus ingin menjadi platform yang mewadahi tiga layanan secara eksklusif. Di antaranya adalah aplikasi yang mengakomodasi pengguna, mitra pengemudi dan merchant. Dari sisi layanan kepada pengguna saat ini Gojek telah memiliki 22 layanan on-demand untuk berbagai kebutuhan. Per Juni 2019 aplikasi Gojek sudah diunduh lebih dari 155 juta pengguna.
Untuk mitra pengemudi sendiri saat ini Gojek sudah memperbarui aplikasi tersebut menjadi lebih lengkap, dengan tujuan memudahkan semua pemesanan dari berbagai layanan yang masuk dari pengguna. Untuk aplikasi merchant atau yang disebut GoBiz, juga sudah dihadirkan oleh Gojek untuk membantu merchant mempermudah proses transaksi antara merchant dengan mitra pengemudi dan pengguna.
Dalam kesempatan tersebut diungkapkan juga investor yang telah mendanai Gojek hingga saat ini, mulai dari Sequoia, Visa, tencent, JD.com, Google, Astra International, Mitsubishi, temasek, KKR, SCB, Northstar, Capital Group, Blibli, Meituan Dianping dan Warburg Pincus. Saat ini Gojek telah menggalang pendanaan putaran seri F.
“Dengan dukungan dari investor tersebut telah memvalidasi model bisnis yang ditawarkan oleh Gojek. Berawal dari ride-hailing kini Gojek sudah bertransformasi menjadi super app lengkap dengan platform paling terdepan di Asia Tenggara,” kata Andre.