Kemitraan antara Gobi Partner dengan Malaysia Venture Capital Management Berhard (MAVCAP) mengusung Gobi MAVCAP ASEAN SuperSeed Fund, yakni pendanaan senilai $14,5 juta (sekitar Rp 188,5 miliar) yang akan didedikasikan untuk seed-stage startup di Asia Tenggara. Ini merupakan kolaborasi kedua mereka setelah pada bulan September tahun lalu juga bersatu meluncurkan $50 juta untuk investasi seri A bagi startup di Asia Tenggara dan Tiongkok.
SuperSeed Fund akan fokus pada empat bidang, yakni e-commerce, financial technology (fintech), mobile dan produk startup yang menargetkan konsumen Muslim, untuk memperkuat basis pasar di Indonesia dan Malaysia, yang ditahui mayoritas masyarakat beragama Islam. Indonesia, Malaysia dan Singapura sekaligus akan menjadi salah satu target singgah utama SuperSeed Fund, dikarenakan memiliki populasi besar dan dukungan pemerintah.
Sebelumnya sebanyak lima startup telah mendapat kucuran pendanaan SuperSeed tersebut, di antaranya Nuren Group, Offpeak, RecomN, Triip.me dan YouthsToday. SuperSeed Fund ini dikelola langsung oleh Co-founder and Managing Partner Gobi Thomas G. Tsao, Partner Gobi di Singapura Kay-Mok Ku, dan CEO MAVCAP Jamaludin Bujang.
“Itu membuat kami tidak hanya menjadi pemain pemula di pasar, tetapi juga salah satu perusahaan modal ventura Tiongkok pertama yang memperluas ke pasar Asia Tenggara. Sejak saat itu, kami telah melihat pertumbuhan signifikan di wilayah ini (Asia Tenggara). Ketika kami pertama kali memasuki Asia Tenggara, para startup umumnya tidak bisa menerima institutional funding kecuali mereka sudah profit,” ujar Kay-Mok Ku kepada Techcrunch.
Khusus untuk pasar Indonesia, Kay-Mok Ku mencontohkan awalnya para startup sulit untuk mengamankan pendanaan, karena banyak investor yang masih terpaku di Tiongkok, India dan Singapura, saat ini keadaan telah berubah. Banyak venture capital yang mulai memperhitungkan pasar Indonesia, terutama untuk basis bisnis e-commerce, apalagi bakal ada potensi startup unicorn dari Indonesia lahir di segmen ini.