Dark
Light

CEO Glispa Paparkan Potensi dan Tren Adtech di Indonesia

2 mins read
January 24, 2017

“Glispa merupakan salah satu penyedia layanan adtech yang tengah membangun pasar di Indonesia. Fokus pada bisnis e-commerce dan startup digital, kapabilitas yang diberikan memudahkan brand untuk mendapatkan konversi traksi dari iklan yang ditampilkan melalui perangkat mobile. Pertumbuhannya signifikan, hal tersebut salah satunya dikarenakan perluasan layanan ke platform mobile yang dilakukan oleh berbagai jenis layanan digital. Di luar e-commerce, khusus di Indonesia, Glispa memprediksi bahwa adtech juga segera berjaya di sektor OTA (Online Travel Agency).

Menurut Founder dan CEO Glispa Gary Lim, beberapa fakta telah mendukung pertumbuhan adtech, seperti Indonesia menjadi salah satu dalam lima pasar pariwisata terbesar di dunia, pertumbuhan layanan OTA lokal juga menunjukkan prestasi gemilang. Sehingga rencana untuk mulai memfokuskan di sektor travel sudah mulai diinisiasi oleh Glispa sejak saat ini. Adtech dinilai akan memberikan pengaruh yang signifikan.

Potensi di bisnis e-commerce masih akan terus bergerak maju

Ada beberapa pendorong dalam pertumbuhan sektor e-commerce, dalam kaitannya dengan implementasi adtech. Gary menyebutkan beberapa di antaranya adalah (1) penetrasi ponsel pintar di Indonesia, (2) peningkatan kecepatan broadband, dan (3) pasar ritel (offline) yang terfragmentasi. Kinerja kuat yang dilakukan oleh layanan e-commerce, baik lokal maupun internasional menunjukkan pergerakan yang sangat meyakinkan.

Implementasinya bukan tanpa kendala. Tantangan logistik dan infrastruktur nyatanya juga menjadi salah satu penyandung adopsi adtech di Indonesia. Seperti cakupan data yang sangat kurang ketika berbicara detail di setiap wilayah. Namun terkait dengan data, Glispa tidak khawatir, dengan capaian penggunaan perangkat mobile yang diprediksikan mencapai 31% dari total populasi di 2018 mendatang, maka kelengkapan data akan teratasi.

Gary turut menuturkan, pertumbuhan native ads dan programmatic ads di Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia pada setahun terakhir. Hal ini senada dengan apa yang diprediksikan eMarketer, bahwa belanja programmatic advertising di Indonesia akan meningkat lima kali lipat pada tahun 2019. Per tahun 2015 sendiri peningkatan nilainya sudah mencapai $244 juta per tahun.

Di seluruh dunia, native ads menjadi sangat populer, dengan tingkat konversi yang mengesankan, mendatangkan pengguna baru bagi sebuah layanan. Di Indonesia sendiri, masih dari eMarketer, untuk native ads nilainya diperkirakan mencapai $1,5 miliar di tahun depan. Menurut Gary pertumbuhan besar ini lantaran fleksibilitas konten yang mampu beradaptasi baik di layar mobile.

Proyeksi bisnis adtech di tahun 2017

Menurut Gary programmatic ads pada tahun ini mulai memiliki minat yang besar. Karena banyak perusahaan yang mulai membutuhkan kualitas data yang lebih akurat, real-time dan mampu bergerak dinamis memprediksikan beragam hal, untuk membantu keputusan bisnis. Mobile programmatic native ads pun kini sudah mulai menghiasi layar ponsel pengguna. Pemahaman adtech yang meningkat, serta transparansi dan otimatisasi yang ditawarkan, membuat metode programmatic akan cepat berkembang. Tantangannya kini pada menciptakan standar teknis yang digunakan industri.

Tahun 2016 Glispa berinvestasi dengan nilai yang cukup besar di sisi teknologi, termasuk akusisi atas Ampiri (native monetization platform) dan Avocarrot (native programmatic exchange) untuk meningkatkan portofolio adtech yang dimiliki. Dan native programmatic ads menjadi solusi yang difokuskan dalam pengembangannya.

Setelah tahun lalu membuka kantor resmi di Singapura, untuk terus menggerakkan potensi adtech di Asia Tenggara, tahun 2017 Indonesia akan menjadi fokus singgah selanjutnya. Saat ini klien Glispa di Indonesia mencakup banyak startup sukses, salah satunya ada Bukalapak, Tiket, dan Tokopedia.

“Kami melihat banyak potensi adtech, khususnya produk programmatic ads, di wilayah ini (Indonesia) … semkain banyak aplikasi yang dikembangkan oleh komunitas pemuda (startup), mereka akan semakin mencari teknologi iklan yang mampu menghidupi layanan mereka melalui pendapatan iklan,” pungkas Gary.

Previous Story

Rockit Log Ialah Speaker Audiophile dari Potongan Kayu Rancangan Mantan Pesepak Bola Jay DeMerit

Next Story

Apple Watch Series 2 Resmi Sapa Indonesia, Ini Harga Jualnya

Latest from Blog

Don't Miss

Digihackaction Membuka Kesempatan Para Inovator yang Ingin Berikan Solusi Kreatif di Bidang AdTech dan MarTech

Digihackaction Membuka Kesempatan Para Inovator yang Ingin Berikan Solusi Kreatif di Bidang AdTech dan MarTech

Perhelatan virtual hackathon di bidang Advertising Technology (AdTech) dan Marketing
Dukung Kemajuan AdTech dan Martech Indonesia, Telkomsel Adakan Digihackaction

Dukung Kemajuan AdTech dan Martech Indonesia, Telkomsel Adakan Digihackaction

Era digital telah merevolusi cara masyarakat luas dalam mengonsumsi konten.