Dark
Light

Gandeng Binus, Nvidia Dirikan Pusat Pengembangan AI Pertama di Indonesia

1 min read
August 31, 2017

Bagi mayoritas orang, nama Nvidia hampir sinonim dengan teknologi grafis. Memang sejak didirikan, perusahaan Santa Clara itu mencurahkan perhatiannya pada pengembangan GPU. Tapi sejak 2014, Nvidia memperluas bisnis mereka ke ranah gaming, data center, otomotif serta AI. Di bulan Mei kemarin, mereka berkolaborasi bersama Toyota dalam implementasi Drive-PX di kendaraan driverless.

Di minggu ini Nvidia punya berita gembira bagi pemerhati AI di Indonesia. Tepat pada tanggal 28 Agustus kemarin, perusahaan pimpinan Jensen Huang itu mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Bina Nusantara serta Kinetica untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan pertama di Indonesia, berlokasi di Kampus Anggrek. Acara itu dihadiri oleh rektor Binus Dr. Ir. Harjanto Prabowo, CEO Ir. Bernard Gunawan, wakil presiden sales & marketing Nvidia Raymond Teh, dan wakil presiden Kinetica Joseph Lee.

Nvidia AI R&D Center Indonesia 3

AI R&D research center tersebut difokuskan pada ranah deep learning. Tim akan ‘melatih’ neural network untuk mengenali pola dari data berjumlah besar. Menurut penuturan Raymond Teh, gunanya adalah buat memecahkan masalah-masalah kompleks dalam ilmu komputer. Saat ini, kita tahu software komputer sudah bisa menulis dan belajar sendiri. Dan tak lama lagi, ‘ratusan miliar’ perangkat dapat saling mengenali.

Nvidia menjelaskan bahwa langkah awal untuk bisa sampai di sana ialah dengan menyediakan pondasi dan solusi lewat produk. Selanjutnya, perusahaan merangkul universitas-universitas buat mendirikan laboratorium. Tentu saja, peran serta campur tangan para mahasiswa turut jadi kuncinya.

Nvidia AI R&D Center Indonesia 1

Pihak Binus sendiri menyambut baik kerja sama tersebut, karena betul-betul seirama dengan visi ‘Bina Nusantara 20/20’, yaitu menjadi institusi pendidikan kelas dunia demi menghadirkan inovasi. Pusat penelitian kecerdasan buatan ini juga dianggap Binus sebagai wujud dari komitmen universitas untuk ‘menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat dalam membangun serta melayani bangsa’.

Kinetica sendiri dipilih sebagai fasilitator sistem pengelolaan database berbasis GPU. Software racikan perusahaan asal Arlington itu telah dipakai di Angkatan Darat serta Layanan Pos Amerika Serikat, hingga GlaxoSmithKline (perusahaan farmasi) untuk mempermudah proses pendataan.

“Menguasai pengetahuan dan teknologi maju di bidang TI merupakan salah satu ketentuan dalam memiliki karir yang sukses di perusahaan multinasional atau menjadi pengusaha. Melalui pusat penelitian ini, kami akan mencoba mendidik, memperkaya dan memberdayakan masyarakat,” tutur Dr. Bens Pardamean selaku direktur Universitas Bioinformatics & Data Science Research Centre via rilis pers.

Header: Nvidia.

Previous Story

Tak Mau Kalah dari Ultrabook, Acer Chromebook 15 Hadir dengan Bodi Tipis Serba Aluminium

Next Story

Berkolaborasi, Microsoft dan Amazon Sepakat Duetkan Alexa dan Cortana

Latest from Blog

Don't Miss

Solusi AI Menarik Hadir Dari Pemenang Samsung Innovation Campus

Inovasi teknologi sering kali lahir dari kepekaan terhadap masalah di

Hello Sehat Gelar Diskusi Penerapan AI dan Kolaborasi Lintas Industri

Penerapan kecerdasan buatan (AI) memang terus meluas dengan berbagai kebutuhan