Wawancara Eksklusif: Alasan Galaxy Racer Jajaki Industri Esports Indonesia

Asia Tenggara merupakan salah satu pasar esports dengan pertumbuhan paling pesat.

Galaxy Racer berencana untuk melakukan ekspansi ke Indonesia. Salah satu alasan mengapa Galaxy Racer tertarik untuk masuk ke Indonesia adalah karena jumlah populasi yang besar. Memang, di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar. Per 2020, jumlah penduduk mencapai lebih dari 270 juta orang. Alasan lainnya adalah karena pihak Galaxy Racer merasa, Indonesia memiliki atmosfer gaming yang sehat.

Dalam wawancara dengan Hybrid.co.id, Mitch Esguerra, CEO Galaxy Racer Asia Tenggara mengatakan, sebagai organisasi esports, Galaxy Racer tidak hanya fokus pada sisi competitive gaming, tapi juga elemen lain dari industri esports, seperti produksi konten serta pembuatan merchandise dan mainan.

"Ketika kita masuk ke pasar Indonesia, kami tidak ingin hanya fokus pada satu vertikal," kata Mitch. Meskipun begitu, dia menambahkan, mengingat umur Galaxy Racer yang masih muda, mereka akan menjajaki pasar  esports Indonesia secara perlahan. "One step at a time. Jadi, audiens akan mengerti apa yang sebenarnya kami ingin lakukan," ujarnya.

Tim Dota 2, Nigma Galaxy. | Sumber: Liquipedia

Nigma Galaxy merupakan salah satu tim unggulan Galaxy Racer. Karena itu, Galaxy Racer sering diidentikkan dengan skena esports Dota 2. Sayangnya, di Indonesia, ekosistem esports dari Dota 2 tidak sebesar mobile esports. Ketika ditanya tentang hal ini, Reza Afrian, Country Manager Galaxy Racer Indonesia mengatakan, esports memang industri yang luas, tidak hanya mencakup Dota 2.

Mengingat Indonesia merupakan negara mobile-first, tidak heran skena esports yang berkembang justru mobile esports, seperti Mobile Legends. Dan Reza pun mengakui hal itu. Namun, dia mengatakan, Galaxy Racer tidak hanya akan fokus pada mobile esports di Indonesia. "Kami akan fokus ke berbagai game esports," ujar Reza. "Selama kita mendapatkan dukungan dari publisher, kita akan coba jajaki."

Tantangan untuk Masuk ke Indonesia dan Asia Tenggara

Galaxy Racer merupakan organisasi esports asal Uni Emirat Arab. Meskipun begitu, mereka tidak hanya beroperasi di kawasan Middle East and North Africa (MENA), tapi juga di Amerika Utara, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Asia Tenggara, salah satu hal yang Galaxy Racer telah lakukan adalah menanamkan investasi sebesar US$10 juta untuk mengembangkan ekosistem esports di Malaysia.

Mitch bercerita, beroperasi di banyak kawasan, Galaxy Racer sadar bahwa setiap kawasan punya karakteristik unik. "Kami harus mengerti karakteristik dari industri esports di setiap negara. Tapi, hal itu memang keahlian kami," kata Mitch. Lebih lanjut dia menjelaskan, karena itulah, Galaxy Racer tidak segan untuk mempekerjakan staf lokal. "Seperti Reza, yang memang lebih familier dengan Indonesia. Kami percaya pada kemampuan staf kami. Berkat mereka, kami bisa masuk ke pasar esports dari sebuah negara dengan efektif. Mereka juga membantu kami untuk tahu cara membangun reputasi kami di mata masyarakat lokal."

Saat Galaxy Racer mengumumkan investasi sebesar US$10 juta di Malaysia. | Sumber: Galaxy Racer

Ketika ditanya tentang tantangan untuk masuk ke pasar esports Indonesia dan Asia Tenggara, Mitch menjawab, "Tantangan terbesar kami adalah perusahaan-perusahaan lain yang bekerja di industri yang sama akan menganggap kami sebagai pesaing. Padahal, Galaxy Racer bersedia untuk bekerja sama dengan sebanyak mungkin perusahaan lain. Karena, hal itu menjadi kesempatan kesempatan untuk berkolaborasi dan saling berbagi sumber daya."

Mitch memberikan contoh, salah satu hal yang Galaxy Racer bisa berikan pada tim esports Indonesia adalah kesempatan bagi mereka untuk masuk ke pasar esports global, menggunakan jaringan yang mereka punya. Bagi para pemain profesional, Galaxy Racer bisa memberikan edukasi tentang cara mengatur keuangan mereka. "Karena kebanyakan atlet esports masih sangat muda, mereka tidak terlalu paham tentang wealth management," ujarnya. Selain itu, Galaxy Racer juga bisa berperan dalam mengembangkan ekosistem esports Indonesia dengan mengadakan liga atau boot camps esports.

Tantangan lain yang dihadapi oleh Galaxy Racer di Asia Tenggara adalah tentang bahasa. Negara-negara di Asia Tenggara punya bahasa masing-masing, berbeda dengan negara-negara di Amerika Utara yang menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Meskipun begitu, Mitch merasa, negara-negara Asia Tenggara tetap memiliki kesamaan, seperti kesukaan akan K-Pop atau MMORPG.

Banyak gamers ASEAN yang suka MMORPG. | Sumber: MMORPG.gg

Selain itu, Mitch juga merasa, kreator konten di Indonesia memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang cukup mumpuni. Artinya, mereka punya kesempatan untuk melakukan kolaborasi dengan kreator konten dari negara-negara lain di Asia Tenggara. Dengan begitu, para kreator konten tersebut bisa bersatu untuk merepresentasikan Asia Tenggara.

Industri Esports di Masa Depan

Selama pandemi, industri esports tumbuh pesat. Mitch percaya, pertumbuhan ini masih akan berlanjut di masa depan. Dan Asia Tenggara dianggap sebagai salah satu pasar yang sedang tumbuh. Pasalnya, di Asia Tenggara, skena esports yang tumbuh pesat adalah mobile esports. Dan jika dibandingkan dengan platform gaming lain, seperti PC atau konsol, perangkat mobile memang jauh lebih mudah untuk didapatkan. Artinya, jumlah orang yang berpotensi untuk menjadi penonton atau fans mobile esports pun banyak. Tak hanya itu, baik generasi Milenial maupun Gen Z sudah sangat familier dengan game dan esports. Karena itulah, Mitch merasa, industri esports di Asia Tenggara punya masa depan yang cerah.

Reza mengatakan, di Indonesia, skena esportsgrassroot akan menjadi salah satu fokus dari Galaxy Racer. Alasannya karena skena esports amatir mulai menghilang dari Tanah Air. Kebanyakan kompetisi yang digelar di Indonesia adalah kompetisi untuk para pemain profesional. Padahal, roster pemain profesional saat ini tidak menunjukkan banyak perubahan. Reza menjelaskan, Galaxy Racer sadar, jumlah penonton dari kompetisi amatir mungkin tidak sebanyak kompetisi profesional. Namun, dia percaya, membangun ekosistem esports di level amatir tetap menawarkan keuntungan tersendiri.

Kiri ke kanan: Country Manager Indonesia, Reza Afrian, Country Manager Thailand-Laos, Athiti Sujarit CEO of Southeast Asia, Mitch Esguerra, Country Manager Filipina, Marcia Guillermo, dan Country Manager Malaysia-Singapura, Melvyn Lim. | Sumber: Galaxy Racer

Selain itu, Reza mengungkap, Galaxy Racer juga ingin bisa memberikan edukasi pada masyarakat Indonesia bahwa pekerjaan di industri esports tidak terbatas pada pemain profesional. Ada berbagai pekerjaan lain yang bisa seseorang tekuni untuk bisa masuk di dunia esports, seperti manajer, pelatih, analis, dan lain sebagainya. Selain sisi kompetisi, industri esports juga punya elemen entertainment.

Reza menganggap, sisi entertainment dari esports, khususnya di Indonesia, punya potensi besar. Sayangnya, saat ini, belum terlalu banyak pelaku industri esports yang fokus pada elemen hiburan tersebut. Karena itu, entertainment menjadi fokus lain dari Galaxy Racer saat mereka masuk ke Indonesia. Contoh hiburan yang Galaxy Racer hendak buat seperti vlog dari para pemain.

Sumber header: AFK Gaming