11 July 2023

by Daniel Hamiaz

Threepeat! Gaimin Gladiators Menangkan Lagi Gelar Juara di Bali Major

Setelah Lima Major, Berlin Major, dan Bali Major, Gaimin Gladiator digadang-gadang menjadi kandidat terkuat untuk memenangkan The International 12 di Seattle

Gaimin Gladiators kembali menjuarai lagi Major DPC, yang kali ini diadakan di Bali. Mereka berhasil menaklukkan Team Liquid dengan skor 3-1, menjadikannya sebagai kemenangan beruntun yang sudah mereka ukir sejak memenangkan Lima Major pada bulan Maret lalu. Uniknya, mereka selalu dihadang oleh Team Liquid di babak Grand Final. Terhitung sudah ada tiga kali pertemuan sejak Lima Major, dan belum termasuk turnamen lain yang bersifat non-DPC.

Dengan berakhirnya Dota Pro Circuit musim ini, Gaimin Gladiators menempatkan diri sebagai tim yang paling mendominasi di sepanjang tahun 2023. Dominasi ini dimulai sejak mereka mengundang Quinn "Quinn" Callahan sebagai mid-laner mereka, menggantikan Miroslav "BOOM" Bičan.

Berikut perjalanan Gaimin Gladiators di Bali Major dari babak grup hingga Grand Final:

Group Stage

Pada babak grup, Gaimin Gladiators masuk ke dalam Grup B bersama dengan 8 tim lain dari berbagai region. Grup ini terbilang cukup berat, karena berisikan tim-tim kuat seperti BetBoom Teams, PSG.LGD,  Quest Esports, dan Evil Geniuses. Azure Ray dan 9Pandas juga termasuk tim-tim yang patut diperhatikan karena memiliki sejumlah pemain bintang.

Selama babak penyisihan grup berlangsung, perjalanan Gaimin Gladiators ke babak selanjutnya tidak semudah turnamen sebelumnya. Dari delapan kali bertanding, mereka berhasil memenangkan tiga pertandingan, empat kali seri  dan 1 kekalahan.

Pada klasemen terakhir, Gaimin Gladiators menempati posisi ketiga dengan skor 10-6. Mereka masih lolos ke babak playoff dengan menempati Upper Bracket. Uniknya, posisi pertama pada grup B ditempati oleh Quest Esports, sebuah tim baru yang memulai debut LAN pertamanya pada Bali Major.

Playoff

Menuju babak playoff, Gaimin Gladiators ditantang oleh tim asal Peru, Beastcoast. Meskipun tim ini baru saja mengganti pemain carry-nya, namun Beastcoast ternyata berhasil memberikan performa yang lebih baik dibandingkan pada turnamen-turnamen sebelumnya. Pada grup A, Beastcoast berhasil menduduki posisi kedua setelah Team Liquid.

Pada pertandingan pertama, Gaimin Gladiators sempat dikejutkan dengan last pick Meepo oleh Beastcoast dan mengakui kekalahan di game pertama. Namun pada game kedua dan ketiga, Gaimin Gladiators berhasil menutup pertandingan dengan kombo klasik mereka, Leshrac-Io.

Setelah mengalahkan Beastcoast, Gaimin Gladiators berhadapan dengan Quest Esports. Pada babak group stage, keduanya pernah bertemu dan bahkan sempat mencetak sejarah dengan memainkan salah satu game dengan durasi terpanjang, yakni selama 136 menit dan 39 detik.

Berbeda dari pertandingan di atas, Gaimin Gladiators berhasil menaklukkan Quest Esports dengan durasi pertandingan yang cukup cepat, dengan skor 2-1.

Di babak semifinal, Gaimin Gladiators bertemu dengan Tundra Esports, sang pemenang TI tahun lalu. Sayangnya, Tundra Esports terpaksa bermain dengan pemain pengganti karena salah satu pemainnya, Saksa, tidak bisa bermain dengan alasan kesehatan. Ia pun digantikan dengan coach Tundra Esports, yakni Aui_2000 yang juga pernah memenangkan TI bersama Evil Geniuses.

Kedua tim tersebut memiliki cara bermain yang cukup berbeda. Gaimin Gladiators merupakan tim yang memiliki kemampuan laning yang kuat dan disiplin, serta memiliki spesialisasi pada hero-hero tertentu.

Tundra Esports di sisi lain memiliki hero pool yang luas, pemahaman mekanik yang kuat, serta tidak takut mengambil hero-hero non meta. Hal ini dibuktikan dengan pemilihan Sven dan Arc Warden yang jarang diambil oleh tim lain.

Meski begitu, Gaimin Gladiators sepertinya berhasil mengatasi Tundra Esports dengan skor 2-0.

Grand Final

Di babak Grand Final, Gaimin Gladiators yang berhasil memenangkan semua pertandingan di Upper Bracket akan kembali melawan Team Liquid dari Lower Bracket. Pertemuan ini merupakan pertemuan ketiga mereka dalam setiap Major DPC di musim ini, yaitu sejak Lima Major, Berlin Major, dan yang terakhir di Bali Major.

Team Liquid yang awalnya jatuh dari Upper Bracket melawan Tundra Esports, harus mengalahkan sejumlah tim kuat untuk bisa sampai pada babak Grand Final. Mereka juga bisa melewati Tundra Esports yang menjatuhkan mereka di tahap sebelumnya.

Pada game pertama, kedua tim memperebutkan hero-hero kuat yang sering dipakai dalam turnamen. Saat tahap drafting selesai, Team Liquid berhasil mengamankan Broodmother untuk Zai dan Ember Spirit untuk Nisha. Sedangkan Gaimin Gladiators berhasil mendapatkan Timbersaw untuk Quinn dan Terrorblade untuk Dyrachyo. Namun MVP pada game ini dinobatkan kepada Seleri yang memakai Disruptor, karena berhasil menangkap hero-hero penting menggunakan Static Storm.

Memasuki game kedua, Gaimin Gladiators kembali mengambil Timbersaw & Terrorblade, lalu mengambil Pangolier untuk Quinn. Untuk memenangkan pertandingan, Team Liquid berhasil mengambil kombo Leshrac-Io dari Gaimin Gladiators. Draft dari Team Liquid ini tergolong unik, karena Leshrac yang biasanya dipakai oleh pemain mid, kini dioper kepada pemain carry. Dengan mengambil Primal Beast dan Dark Seer sebagai dua Hero core lain, maka banyak yang meragukan draft ini karena Team Liquid tidak memiliki Hero hard carry pada umumnya. Meski diragukan di awal, Team Liquid berhasil membuktikan kekuatan draft mereka setelah bermain dan memenangkan pertandingan yang berlangsung selama 54 menit.

Seolah ingin membalas kekalahan sebelumnya, Gaimin Gladiators langsung menyabet kombo Leshrac-Io pada tahap drafting fase pertama. Melihat hal ini, Team Liquid mengambil Medusa, Sniper, dan Enigma ke dalam tim mereka. Meski memiliki tiga range core yang cukup kuat pada laning phase, ternyata Team Liquid kelabakan menghindari pick-off dari Gaimin Gladiators. Draft Team Liquid yang seharusnya kuat hingga late-game, harus keok dalam pertandingan yang berakhir cepat.

Memegang skor unggul untuk Gaimin Gladiators, mereka hanya perlu satu kemenangan lagi untuk menjuarai Bali Major. Pada fase drafting, Gaimin Gladiators sendiri akhirnya memutuskan untuk mencuri Medusa yang dipakai Team Liquid di game sebelumnya, dan mengombinasikannya dengan Beastmaster dan Storm Spirit, sebuah draft yang tergolong cukup normal dan solid.

Meski dihadapkan dengan 1 nyawa terakhir, Team Liquid ternyata mengejutkan penonton dengan mengambil Lone Druid sebagai hero last-pick. Hero ini sangat jarang digunakan oleh tim pada patch ini. Namun memakai Lone Druid bukanlah hal yang benar-benar baru bagi Team Liquid dan masih tergolong cheese strat. Strategi ini bahkan sudah dipakai sejak MATUMBAMAN masih berada pada tim ini. Lone Druid ditempatkan pada midlane dan dimainkan oleh Nisha.

Pada 10 menit pertama, Team Liquid berhasil mengimbangi permainan Gaimin Gladiators serta menghasilkan beberapa kill. Dengan kombo Mirana-Shadow Demon, Team Liquid memiliki setup yang kuat untuk melakukan pick-off. Namun pada pertengahan game, Gaimin Gladiators berkumpul menjadi satu lalu memaksa Team Liquid untuk berperang. Agresi tersebut terus bergulir hingga Team Liquid yang kewalahan terpaksa menyerah pada menit ke-29.

Gaimin Gladiators berhasil membawa pulang trofi spesial yang diukir khusus dengan motif dan corak khas Bali, serta hadiah uang senilai USD200 ribu atau sekitar Rp3 miliar.

Sebenarnya jika menghitung juga turnamen non-DPC, maka kemenangan Gaimin Gladiators pada Bali Major menjadi gelar juara kelima secara berturut-turut. Dua turnamen lain yang berhasil mereka menangkan adalah DreamLeague S19 dan S20. Dengan prestasi dan rekor yang sangat memukau ini, Gaimin Gladiators digadang-gadang menjadi kandidat terkuat untuk memenangkan The International 12 yang tahun ini akan diadakan di Seattle, Amerika Serikat.

Selain The International, sebenarnya masih ada turnamen besar lain seperti Riyadh Masters 2023 yang akan berlangsung pada 17-30 Juli. Turnamen ini akan diselenggarakan secara offline di Riyadh dengan prize pool fantastis sebesar USD15 juta atau sekitar Rp228 miliar.

Jika dibandingkan dengan Bali Major yang memiliki prize pool sebanyak USD500 ribu, maka Riyadh Masters memiliki prize pool 30 kali lipat lebih banyak dari Bali Major. Oleh karena itu, banyak tim-tim kuat yang mulai mempersiapkan diri untuk memenangkan Riyadh Masters.

Maka dari itu juga, selain sebagai ajang pemanasan dan tolok ukur sebelum The International dimulai, setiap tim-tim pro Dota 2 yang akan berlaga di kompetisi tersebut tampaknya akan bertarung habis-habisan untuk memenangkan uang yang sangat banyak. Dengan prestasi yang panjang ini, Gaimin Gladiators diperkirakan masih akan tetap on-fire saat berlaga pada Riyadh Masters 2023 nanti.

Gambar header: IO Esports.