Dengan segala kelebihannya, Fujifilm X-T2 bisa dianggap sebagai salah satu kamera mirrorless terbaik yang ada di pasaran saat ini. Namun dengan banderol harga yang cukup mahal, X-T2 jelas bukan untuk semua orang. Bagi sebagian konsumen, mereka mungkin lebih memilih harga yang terjangkau ketimbang fitur seperti bodi tahan cipratan air.
Pertimbangan-pertimbangan semacam ini menjadi penggerak Fujifilm dalam mengembangkan X-T20. Kamera ini pada dasarnya merupakan X-T2 versi mini, dengan banderol harga yang mini pula. Pun begitu, X-T20 masih menawarkan sejumlah fitur uniknya sendiri.
X-T20 banyak mengadopsi gaya desain X-T2, dan secara garis besar tidak jauh berbeda dari pendahulunya, yakni X-T10. Bodinya tetap terkesan kokoh, namun tanpa weather sealing seperti yang diandalkan oleh kakaknya yang berharga lebih mahal tersebut.
Kontrolnya juga sedikit lebih terbatas, dimana X-T20 tidak mengemas joystick untuk menentukan titik fokus dan kenop ISO. Kelebihan lain X-T2 yang tak dimiliki X-T20 adalah perekaman video dalam mode Log serta kompatibilitas dengan aksesori battery grip.
Namun semua itu bisa ditutupi oleh spesifikasi setara X-T2, mulai dari sensor APS-C X-Trans III 24,3 megapixel – sama seperti yang tertanam di Fujifilm X100F – plus kemampuan untuk merekam video 4K 30 fps, menjadikannya sebagai kamera Fujifilm kedua yang tergolong jagoan soal video.
Beralih ke panel belakang, pengguna akan menjumpai sebuah electronic viewfinder (EVF) dengan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot, serta layar sentuh 3 inci. Yup, layar sentuh, frasa yang termasuk langka ketika membicarakan mengenai kamera dari Fujifilm. Menutup semuanya, X-T20 juga mengemas sebuah pop-up flash.
Akhir Februari mendatang, konsumen di AS dan Kanada sudah bisa membeli Fujifilm X-T20. Harganya $900 untuk body only – $700 lebih murah dibanding X-T2 – $1.000 dengan lensa XC 18-55mm f/3.5-5.6, dan $1.200 dengan lensa XF 18-55mm f/2.8-4.0. Warna yang tersedia ada dua, yakni silver dan hitam.
Sumber: DPReview.