Dark
Light

Free Fire Punya Peta Baru: Alpine, Nintendo Ungkap Daftar Game Indie Terpopuler di Switch

3 mins read
January 3, 2022
Apine, peta baru untuk Free Fire.

Pada akhir 2021, menjelang tahun baru 2022, ada beberapa kabar menarik dari industri game. Salah satunya, Garena meluncurkan peta baru untuk Free Fire. Peta yang dinamai Alpine itu diluncurkan tepat pada 1 Januari 2022. Selain itu, Krafton juga mengungkap bahwa mereka akan merilis peta baru untuk PUBG: New State pada pertengahan 2022. Sementara Nintendo baru saja merilis daftar game-game indie paling populer sepanjang 2021. Dan President Square Enix menyambut tahun baru dengan mengungkap minatnya akan berbagai teknologi baru di dunia game, khususnya NFT.

1 Januari 2022, Garena Luncurkan Peta Baru untuk Free Fire

Free Fire kini punya peta baru, yang dinamai Alpine. Pada awalnya, Alpine merupakan desa nelayan. Desa itu lalu diubah menjadi pos militer pada Winter War. Alpine resmi dirilis pada 1 Januari 2022, menurut laporan Dot Esports.

Tampilan peta baru Free Fire, Alpine.

Bersamaan dengan peluncuran peta baru, Garena juga mengadakan berbagai events di Free Fire. Dalam salah satu event, pemain akan bisa mendapatkan Magic Cube Fragments jika mereka bermain di peta baru. Kepingan tersebut dapat ditukar dengan “item eksklusif” di Magic Cube exchange store. Di toko itu pula, pemain juga akan menemukan beberapa bundles yang bisa didapatkan dalam waktu terbatas, seperti Winter Icerunner Costume Bundle.

Nintendo Ungkap Game-Game Indie Terbaik di Switch

Sejak Nintendo Switch diluncurkan pada 2017, ada banyak game indie yang dirilis untuk konsol tersebut. Pada 2021, berbagai game indie yang unik dan kreatif juga diluncurkan untuk Switch. Untuk menunjukkan apreasiasi mereka pada developer indie, Nintendo merilis daftar game-game indie dengan penjualan terbaik sepanjang 2021. Daftar itu ditampilkan dalam video Indie World terbaru mereka.

Berikut daftar game-game indie dengan penjualan terbaik sepanjang 2021 di Nintendo Switch:

Axiom Verge 2
Curse of the Dead Gods
Cyber Shadow
Doki Doki Literature Club
Eastward
Ender Lilies: Quietus of the Knights
Islanders: Console Edition
Littlewood
Road 96
Slime Rancher: Plortable Edition
Spelunky 2
Stick Fight: The Game
Subnautica + Subnautica: Below Zero
Tetris Effect: Connected
Unpacking

PUBG: New State Bakal Punya Peta Baru di Pertengahan 2022

Minggu lalu, Krafton memamerkan tampilan peta baru untuk PUBG: New State. Melalui Twitter, developer asal Korea Selatan itu mengatakan, mereka sedang mengembangkan battleground baru yang akan diluncurkan pada pertengahan 2022. Sayangnya, saat ini, belum ada banyak informasi yang ada tentang peta baru tersebut. Selain peta baru untuk New State, Krafton mengatakan bahwa mereka juga akan meluncurkan dua peta baru — Kiki dan Tiger — di PUBG: Battlegrounds dalam waktu dekat, lapor Dot Esports.

Saat ini, PUBG: New State hanya punya dua peta. Pertama adalah Troi, yang merupakan peta eksklusif untuk game tersebut. Kedua adalah peta yang didasarkan pada Erangel. Kedua peta tersebut memiliki ukuran 8×8 kilometer. Sejauh ini, Krafton juga belum mengungkap ukuran dari peta baru untuk New State. Tampaknya, peta baru itu akan berupa medan berat yang dipenuhi dengan pepohonan.

Presiden Square Enix Tunjukkan Minat akan NFT dan Blockchain

Dalam sebuah surat terbuka, President Square Enix, Yosuke Matsuda membahas tentang berbagai teknologi baru di industri game, mulai dari metaverse, cloud gaming, sampai AI. Dan blockchain token menjadi salah satu fokus pembahasan dalam surat tersebut. Matsuda memang tidak mengatakan bahwa Square Enix akan memasukkan NFT ke game-game mereka, tapi dia mengaku, perusahaan akan terus memantau perkembangan teknologi NFT. Tak hanya itu, dia juga mengatakan, tak tertutup kemungkinan, Square Enix akan membuat token mereka sendiri, seperti disebutkan oleh PC Gamer.

President Square Enix, Yosuke Matsuda. | Sumber: Square Enix

Menariknya, dalam surat terbuka yang dia buat, Matsuda mengaku sadar bahwa ada banyak gamers yang tidak suka jika NFT menjadi bagian tak terpisahkan dari game. Pada saat yang sama, dia juga percaya, keberadaan NFT akan memberikan alasan baru bagi orang-orang untuk bermain game. Walau dia menunjukkan ketertarikan pada NFT dan blockchain, Matsuda tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana kedua teknologi itu akan bisa membuat industri game terus tumbuh.

Riot Games Bayar US$100 Juta untuk Selesaikan Kasus Diskriminasi Gender

Minggu lalu, Riot Games mengumumkan bahwa mereka akan membayar US$100 juta demi menyelesaikan kasus diskriminasi gender yang terjadi dalam perusahaan. Kasus ini diawali oleh laporan dari Kotaku pada November 2018. Ketika itu, Riot dituduh telah tidak mengacuhkan akan budaya kantor yang tidak sehat. Dari US$100 juta yang Riot bayarkan, US$80 juta merupakan kompensasi untuk semua karyawan dan mantan karyawan yang bekerja dengan mereka sejak November 2014 sampai saat ini. Sementara US$20 juta sisanya digunakan untuk membayar biaya pengadilan.

Sebelum ini, Riot sempat menawarkan untuk memberikan kompensasi sebesar US$10 juta pada para pekerjanya. Namun, California Department of Fair Employment and Housing mengatakan, para pekerja Riot seharusnya bisa menerima kompensasi hingga lebih dari US$400 juta, lapor GamesIndustry. Setelah menyelesaikan kasus diskriminasi ini dengan membayar kompensasi, Riot mengatakan, ke depan, mereka akan berusaha untuk membuat budaya kantor yang lebih transparan dan akuntabel.

Previous Story

Samsung Jual Empat Kali Lebih Banyak Ponsel Foldable di Tahun 2021

DailySocial mewawancarai Norman Ganto dari Progate Indonesia / DailySocial
Next Story

[Video] Pelokalan Dorong Pertumbuhan Platform Edtech Progate di Indonesia

Latest from Blog

Don't Miss

TECNO Gelar Turnamen Esport Pertama untuk MLBB dan Free Fire

Selain berfokus menghadirkan produk-produk menarik mulai smartphone hingga laptop, TECNO

H3RO Land dari Bima+, Teman Mabar Anak Esports

Salah satu bentuk dukungan untuk perkembangan esports di tanah air