18 August 2022

by Glenn Kaonang

Raksasa Industri Hiburan Fox Serius Garap Ranah NFT dan Web3

Fox siap mengucurkan dana hingga sebesar $100 juta demi membangun ekosistem Web3-nya sendiri

Melihat kesuksesan layanan seperti Disney+ dan Netflix, wajar kalau raksasa-raksasa lain di industri hiburan tertarik mengambil jalur serupa. Namun apa benar platform streaming video dengan mekanisme berlangganan merupakan satu-satunya masa depan industri hiburan? Tidak kalau kata Fox Corporation. Perusahaan yang dibentuk pada tahun 2019 sebagai imbas dari dibelinya sebagian besar aset 21st Century Fox oleh Disney ini justru lebih memilih mendalami dunia Web3 dan NFT.

Kepada Variety, Charlie Collier selaku CEO Fox Entertainment mengatakan bahwa perusahaannya siap menginvestasikan dana hingga sebesar $100 juta di sektor NFT dan blockchain. "Kami memiliki keunggulan kompetitif dalam membangun bisnis di blockchain. Kami dapat berinvestasi di situ ketimbang memiliki layanan SVOD (subscription video-on-demand); kami tidak menghabiskan miliaran dolar untuk konten dan berfokus pada churn rate," jelas Charlie.

Sejauh ini, Fox memang enggan mengonfirmasi berapa banyak uang yang sudah mereka habiskan demi mengeksekusi strateginya seputar Web3. Namun yang pasti Fox sudah mengambil sejumlah langkah konkret yang menunjukkan keseriusannya di ranah baru ini.

Setahun yang lalu, Fox mengakuisisi Eluvio, sebuah startup yang membangun platform distribusi konten premium berbasis blockchain. Juga di tahun yang sama, Fox mendirikan Blockchain Creative Labs (BCL), divisi khusus yang bertugas menangani semua inisiatif NFT dari Fox.

BCL beroperasi di bawah Bento Box Entertainment, sebuah studio animasi yang Fox akuisisi pada Agustus 2019 yang portofolionya mencakup serial kartun komedi populer macam Bob's Burgers. CEO Bento Box, Scott Greenberg, melihat pengadopsian NFT dan blockchain sebagai evolusi yang alami bagi perusahaannya, yang memang sudah berkutat dengan medium digital sejak lama.

Sejauh ini, BCL telah menghasilkan sejumlah proyek NFT yang cukup menarik. Yang pertama adalah MaskVerse, sebuah marketplace NFT untuk reality show The Masked Singer yang diproduksi oleh Fox. Kemudian ada WWE Moonsault, yang memungkinkan para penggemar gulat profesional untuk mengoleksi momen-momen terbaik yang pernah ditayangkan oleh World Wrestling Entertainment. Ketiga, BCL juga mengoperasikan marketplace NFT untuk United States Football League (USFL), liga minor football di Amerika Serikat yang baru memulai musim pertamanya setelah vakum selama 36 tahun.

Marketplace NFT WWE Moonsault merupakan hasil kolaborasi WWE dengan Blockchain Creative Labs dan Fox / Fox

Inisiatif NFT terbaru BCL dan Fox datang dalam bentuk Krapopolis, sebuah serial kartun komedi baru ciptaan Dan Harmon (co-creator Rick and Morty) yang rencananya akan tayang tahun depan. Yang menarik, BCL dan Fox berjanji untuk melibatkan komunitas penonton dalam proses produksi Krapopolis melalui penggunaan NFT.

Hadir mendampingi Krapopolis adalah koleksi NFT bernama Krap Chickens yang diluncurkan pada 11 Agustus lalu. Dengan mengucurkan dana sebesar 0,18 ETH untuk membeli satu dari 10.420 NFT bergambar ayam yang ada, Anda bakal punya kesempatan untuk ikut dalam sesi voting menentukan sejumlah elemen yang akan diselipkan ke Krapopolis — soundtrack di bagian end-credit misalnya.

Bagi yang memiliki NFT Krap Chickens dalam jumlah tertentu, mereka bahkan punya kesempatan untuk mendapat peran figuran di Krapopolis. Tentu saja, masih ada beberapa keuntungan lain yang bisa didapat dengan menjadi pemilik NFT Krap Chickens, mulai dari merchandise eksklusif, akses ke konten belakang layar (behind-the-scenes), sampai sesi meet-and-greet dengan tim kreator Krapopolis.

Sepintas, strategi yang Fox terapkan ini mungkin terkesan seperti hanya sekadar memanfaatkan momentum tren NFT yang memang sedang naik daun, namun Charlie memastikan bahwa perusahaannya punya visi jangka panjang soal ini. Secara fundamental, Fox percaya bahwa inisiatif-inisiatif yang dijalankan BCL punya potensi untuk mewujudkan model bisnis baru terkait distribusi konten dan engagement konsumen. Menurut Charlie, bukan tidak mungkin ke depannya para penonton bisa ikut memiliki bagian dari acara-acara TV favoritnya.

Berhasil atau tidaknya strategi berbasis Web3 ini di industri hiburan memang masih belum bisa dibuktikan. NFT dan blockchain sendiri masih memicu perdebatan di sana-sini, dan sebagian orang mungkin juga baru mengenal kedua istilah tersebut belum lama ini.

Fox mungkin terkesan sangat totalitas merangkul tren Web3, akan tetapi beberapa perusahaan lain di bidang hiburan sebenarnya juga banyak yang mulai mencoba-coba. Bahkan Disney pun juga tertarik mengeksplorasi NFT, terbukti dari banyaknya perusahaan Web3 yang bergabung dalam program akseleratornya tahun ini.