Dark
Light

Foursquare : Calon Fenomena Baru di Indonesia?

1 min read
March 23, 2010

Sebuah fenomena baru yang belakangan saya perhatikan mulai bermunculan di timeline Twitter saya. Mulai banyak teman-teman yang beralih menggunakan 4square sebagai layanan location-based pilihan. Dari beberapa event yang diadakan beberapa minggu belakangan, terlihat bahwa jumlah pengguna 4square – terutama di kalangan influencer – semakin banyak.

Lalu bagaimana dengan layanan lokal kita, Koprol? Masihkah punya kesempatan?

Memang, fenomena ini saya lihat bukan karena preferensi layanan lokal / luar. Melainkan lebih ke fitur rewarding yang ada di 4square. Sebuah fakta yang hampir tak terbantahkan bahwa pengguna 4square suka sekali memperebutkan badge yang ada di layanan tersebut. Fitur ini pula yang masih menempatkan 4square sebagai pilihan jika dibandingkan dengan layanan luar serupa : brightkite dan gowalla.

Koprol, brightkite dan Gowalla memiliki kesamaan. Mereka masih kurang fitur yang membuat pengguna kembali menggunakan layanan mereka. Lack of reward. Fitur inilah yang harus segera dikembangkan oleh Koprol, i seriously don’t care about Brightkite or Gowalla. Pendapat saya memang agak bias, karena saya lebih suka mendukung layanan lokal.

Koprol memang sedang mempersiapkan business platform yang kurang lebih akan menarik bagi pengunjung. Bisa dibilang sebagai bentuk reward juga, dan rewardnya lebih konkrit baik untuk pemilik bisnis maupun pengguna. Namun apakah cukup? Melihat dari popularitas 4square yang unggul karena reward fiktif/imajiner, seharusnya Koprol bisa kembali unggul untuk destinasi seperti mall, resto dan tempat lain yang berhubungan dengan pemilik bisnis.

Strategi yang secara konseptual cukup bagus untuk kembali mendongkrak user-user Koprol yang belakangan tidak aktif (i plead guilty). Saya juga sempat kepikiran, bisa juga Koprol mulai memfasilitasi universal check-in dimana pengguna cukup sekali check-in di 4square, gowalla dan brightkite melalui Koprol. Hanya ide saja sih, kelihatannya konsep yang cukup bagus.

Nah, bagaimana menurut anda? Apakah strategi Koprol ini mampu mengungguli 4square di Indonesia? Karena tingkat adopsi 4square di Indonesia sepertinya bertumbuh lumayan cepat, dan mungkin agak mengkhawatirkan untuk Koprol. Kami tunggu pendapat anda di kolom komentar.

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

27 Comments

  1. saya memilih foursquare bukan karena reward fiktif nya, tapi kemudahan add venue nya, seperti rumah makan favorit, spot spot keramaian di kota saya, atau sejenisnya.
    Di koprol, hal itu tidak ditawarkan. Just my two cents.

  2. saya memilih foursquare bukan karena reward fiktif nya, tapi kemudahan add venue nya, seperti rumah makan favorit, spot spot keramaian di kota saya, atau sejenisnya.
    Di koprol, hal itu tidak ditawarkan. Just my two cents.

  3. Menarik! Kapan itu saya mencoba Gowala dan langsung ingat Koprol. Geolocation, dan geobased services, bagi saya pribadi bisa berguna bisa tidak, bergantung kepentingan, situasi, kondisi. Tapi dalam urusan yang lebih serius, kalau tidak kita otak-atik maka tanpa bantuan log di BTS, saya bs pny alibi untuk soal tertentu. Sebaliknya, info yang sama ketika menjadi bagian dari data foto, bisa menjelaskan tentang “keaslian” dsb. Geobased services akan membantu layanan yang memang saya perlukan. Tapi menjadi masalah jika itu semua saya biarkan real time karena mengganggu privasi. Eh, tujuannya kan nyari teman ya? 😀

  4. Ada beberapa hal yang menarik. Pertama, seberapa jauh peranan feature dalam suksesnya Koprol vs. Foursquare? Koprol sejauh ini kurang lebih adalah Twitter (status update, conversation) ditambah geolocation. Seberapa besar nilai dari feature tambahan ini? Kita lihat service seperti Plurk dan Pownce (yang punya lebih banyak feature dibanding Twitter) gagal karena users ternyata lebih mementingkan community dibanding feature. Di sisi lain, Foursquare tidak menekankan conversation, tapi ke arah lain yaitu virtual rewards (feature yang nggak ada di Twitter, Facebook).

    Kedua, apa benar pengguna Foursquare di Indonesia lebih banyak dari pengguna Koprol? Kalo saya pikir early adopter di Indonesia yang tahu Foursquare pasti tau Koprol juga. Tapi mungkin banyak pengguna Koprol yang tau service ini setelah nonton MetroTV, dll. tanpa tau tentang Foursquare. Kalau di Twitter kelihatan banyak pengguna, dugaan saya karena ada feature add Twitter-friends lewat Foursquare yang Koprol nggak punya. Mungkin di sinilah kelemahan Koprol (kalah viral).

  5. Sebenarnya di Koprol juga sudah bisa, namun masih dimoderasi jadi agak lambat proses approvalnya. Mungkin seharusnya bisa pake sistem pengaduan, dimana user juga yang menentukan apakah sebuah venue layak ditampilkan atau tidak. Serahkan kontrol ke user 😉

    ps:komen satu lagi aku hapus ya, double post

  6. IMO, antara foursquare maupun koprol sama-sama memiliki fitur-nya tersendiri dan kelebihannya masing-masing, meski saya akhirnya lebih suka koprol daripada foursquare, pertama karena foursquare memiliki dua interface (desktop & mobile browser) yang akhirnya nggak bisa sekali jalan untuk add venue, check in, dan add tips/todo

    dari sisi geolocation sendiri, foursquare lebih cepat menangkap posisi awal kita ketika menambahkan sebuah venue, walaupun nantinya bisa diubah dari desktop browser, hal ini berbeda dengan koprol yang masih manual. tapi kemudahan untuk add venue di foursquare ini sendiri akhirnya membuat kita menjadi terlalu bebas untuk memasukkan tempat ada, dan ini tentu sudah di minimalisir dengan proses aprroval yang ada di koprol, dan saya lebih setuju dengan @rampok tentang sistem pengaduan itu memang..

    contoh saja, kemaren saya mau check in di pejaten village, dan foursquare memiliki 3 data yang mirip (beda jalan dan beda sedikit di nama), beda dengan koprol yang mencantumkan 1 mall, dan beberapa toko didalamnya

    saya melihat bahwa nantinya koprol dan foursquare akan memiliki based pendukung tersendiri dan bisa jadi berjalan berdampingan tanpa harus bersaing, dari komunikasi antar user, fitur commenting yang dimiliki koprol tentu lebih mendukung, dan dari sisi penilaian terhadap venue, foursquare menawarkan 'what to do', dan ini berbeda dengan koprol yang menawarkan 'like/dislike'.

    dan saya tentu akan lebih suka menggunakan keduanya dan menggabungkan informasi dari keduanya 🙂

    CMIIW

  7. Kalau tidak salah di Foursquare, user bisa naik pangkat (mungkin kalau sudah cukup banyak melakukan check-in) jadi semacam super user dan punya akses untuk mengedit lokasi. CMIIW.

  8. kalau saya pribadi masih suka 4sq soalnya gak tau kenapa, perangkat hp pintar saya kayaknya sentimen sama koprol, susah masuknya, dan dulu gak bisa aplot poto (saya pengguna BB 8310) gak tau ya sekarang, soalnya sejak susah masuk ya udah saya tinggal blas.

    kalo 4sq selain ada app khusus BB (dan sayang sekali di perangkat hp pintar saya yg sayang sekali sepertinya bodoh) juga gak bisa login konon katanya sih harus apgret OS dulu, back to topik, walau app nya gak jalan, tapi versi mobil nya jalan, dan enak nya kita bisa nambah venue sendiri (btw, nambah venue gak harus di versi web, versi mobile juga bisa kok) tapi kalo buat check-in CMIIW emang harus via yg versi mobile sepertinya

    kalo soal badge, i don't really care, tapi karena ringan dan gampang login dari hp aja, makanya pake itu, dan karena hasil check in nya juga di lempar ke twitter (ada beberapa yg sempet sebel juga karena katanya, jangan ngawinin apapun sama twitter) tapi toh orang2 nya eksis juga di twit dan nyaut kalo dipanggil, dan si 4sq itu cuman dipake buat check-in doank, bukan buat bercakap2 or sumthing like that… jadi gak berasa ngobrol sama tembok. 😀

    ikutan… just my two cent..

  9. Aplikasi mobile utk foursquare banyak. Ada BB, ada iPhone. Itu satu keunggulan tersendiri.
    kalau untuk reward sih rasanya tidak akan menjadi hal penting. Kalau ingat Plurk dengan segala macam bentuk rewardnya, sekarang toh kurang menarik lagi.
    Ujung-ujungnya sih yang semua akan ikut ke mana yang populer (seperti biasa, tren kita kan ikut-ikutan) 😛

    Saya malah punya pikiran lain. API Urbanesia kan cukup oke tuh. Directory-nya pun sudah luar biasa banyak. Kalau mau, bukan nggak mungkin membuat aplikasi berbasis lokal (mau bergaya Foursquare dengan badge-nya atau bentukan lain) dengan memanfaatkan API Urbanesia. Andaikan API Koprol dibuka untuk publik, hihi bukan nggak mungkin pula kita memanfaatkan fungsi check-in nya di atas API Urbanesia.

  10. berarti tinggal nunggu universal checkin service, satu checkin untuk semua. Like ping.fm for checkins 😀

  11. Kayaknya API Koprol udah siap, cuma belum dibuka untuk umum aja. Kalo emang beneran dibuka, bisa mantep tuh! 😀

  12. yang menurut saya bisa jadi nilai lebih koprol adalah,
    1. search engine internal untuk mencari review
    2. aplikasi yang lebih ramah terhadap beragam jenis handphone termasuk BB apps, iphone apps, dan juga pembukaan kesempatan aplikasi pihak ketiga yang disebar melalui seperti sourceforge
    3. publikasi yang menyeluruh ke seluruh dunia secara wide. so far, koprol masih mumpuni untuk bilangan lokal – Indonesia dan region sekitarnya (Singapore, Malaysia, dll), tapi masih kurang bagus penambahan usernya di luar region tersebut.

    maju terus koprol!

  13. Wah ide bagus tuh Pitra, although dari dulu sudah banyak yang suggest untuk add check-ins di urbanesia :p . But we like koprol so we just play with our toy right now.

    Tetapi kalau ada yang mau buat app berbasis lokal dengan API urbanesia, share sama kita yah siapa tau bisa kerja sama.. 😉

    Hidup produk lokal! <3

  14. Sel, you might want to check with Streetdirectory. Kayanya mereka punya daftar lokasi-2 lokal yang terpetakan dan cukup lengkap. Umpan balik dari mereka dalam bentuk XML, yang tinggal diambil aja latitude dan longitudenya

  15. Sering cross check sama streetdirectory sih, tapi banyak juga datanya yang kurang lengkap, apalagi sekarang kita makin banyak business kecil yang unik2

  16. yg menarik dari foursquare adanya penggunaan google maps ketika kita melakukan pin down suatu lokasi n juga fitur mayor.ya pokoknya menarik mah foursquare. 🙂

  17. satu platform yang suka dilupakan para pengembang, termasuk koprol: symbian…

    dan sialnya, dengan gravity.app (aplikasi klien yang awalnya untuk twitter, namun kini mendukung google reader, statusnet, dan facebook), sekarang juga bisa akses 4sq dengan gravity.app…

    koprol? kapan giliran symbian?

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Pangsa Pasar Internet Explorer di Eropa Turun

Next Story

Opera Resmi Masukkan Opera Mini ke iPhone App Store

Latest from Blog

Don't Miss

O-Beng aplikasi berbasis lokasi untuk temukan bengkel dan toko aksesoris otomotif / Shutterstock

Aplikasi O-Beng Sediakan Informasi Bengkel dan Toko Aksesoris Otomotif Berbasis Lokasi

Inovasi layanan berbasis aplikasi tampaknya akan terus lahir. Satu yang

Satya Witoelar is OLX Indonesia’s Head of Product

Following the appointment of Daniel Tumiwa as OLX Indonesia’s new