Siapa yang tidak mengenal Ford Mustang? Salah satu ikon terbesar kategori muscle car ini telah eksis selama lebih dari setengah abad, dan dalam kurun waktu yang panjang itu, secara total Ford telah menelurkan enam generasi Mustang yang berbeda, dengan generasi terakhir yang dipasarkan mulai 2015.
Generasi keenamnya ini cukup istimewa. Istimewa karena untuk pertama kalinya, bakal ada model yang tak membutuhkan bensin di keluarga Mustang. Di saat muscle car identik dengan mesin V8 berkapasitas besar, Ford justru memberanikan diri merancang Mustang versi elektrik.
Dari situ terlahir Ford Mustang Mach-E, Mustang pertama yang bertenaga listrik, sekaligus yang pertama kali mengadopsi rancangan SUV. Terlepas dari dua kejanggalan tersebut, sejumlah elemen khas Mustang memang masih bisa kita lihat jelas dari eksteriornya, dan kesan sporty-nya pun sama sekali tidak luntur meski berwujud SUV.
Sebagai bagian dari keluarga Mustang, Mach-E tentu tidak mau merusak reputasinya dalam hal performa. Konfigurasi termurahnya ditargetkan mampu menghasilkan daya sebesar 332 tenaga kuda dan torsi 417 Nm. Di saat yang sama, Ford juga bakal menawarkan Mach-E GT Performance Edition, varian paling mahal sekaligus paling bertenaga yang sanggup menghasilkan daya sebesar 459 tenaga kuda dan torsi 830 Nm, dengan akselerasi 0 – 100 km/jam di kisaran 3 detik.
Soal efisiensi, Mach-E pun tidak mengecewakan. Varian termurahnya bakal hadir membawa baterai berkapasitas 75,7 kWh, akan tetapi konsumen juga bisa memilih opsi dengan kapasitas lebih besar, tepatnya 98,8 kWh. Untuk yang berkapasitas besar ini, Ford bilang satu kali pengisian cukup untuk membawa Mach-E menempuh jarak 480 kilometer.
Juga menarik adalah generasi terbaru sistem infotainment Ford SYNC yang akan menjalani debutnya bersama Mach-E. Premis yang Ford tawarkan adalah sistem yang adaptif, yang memanfaatkan machine learning untuk terus mempelajari preferensi pengemudi seiring berjalannya waktu.
Jadi semisal seorang pemilik Mach-E selalu menelepon rumahnya dalam perjalanan pulang dari kantor, SYNC bakal merekomendasikan hal tersebut di waktu yang tepat. Lalu seandainya pemilik mobil selalu berkunjung ke gym setiap hari Senin, SYNC juga akan menyuguhkan panduan navigasi ke lokasi tersebut secara otomatis di hari yang tepat pula.
Interface-nya sendiri mengandalkan layar sentuh besar berukuran 15,5 inci yang diposisikan di tengah dashboard. Satu detail yang menarik menurut saya adalah bagaimana Ford turut mengintegrasikan kenop volume fisik pada bagian bawah layar. Ini menandakan bahwa tidak sedikit konsumen yang benci harus mengoperasikan layar sentuh hanya untuk mengatur volume audio. Ya, yang saya maksud adalah konsumen Tesla Model 3, yang dashboard-nya benar-benar bersih dari input fisik.
Dashboard Mach-E sendiri sudah tergolong cukup minimalis. Panel instrumen digital di balik lingkar kemudinya pun juga terkesan mungil. Detail lain yang tak kalah menarik adalah speaker rancangan Bang & Olufsen yang disembunyikan di sekujur panel dashboard di atas ventilasi AC hingga menyerupai sebuah soundbar.
Di saat yang sama, ruang kabinnya terkesan cukup lega untuk lima penumpang, dan berhubung ia bertenaga listrik, ruang mesin di bagian depannya pun telah digantikan oleh bagasi tambahan. Terakhir, Mach-E juga menjadi mobil pertama Ford yang mengusung teknologi Phone As A Key, sehingga konsumen dapat membuka kunci pintu mobil hanya dengan mendekat sembari membawa ponselnya.
Lalu kapan mobil ini dijadwalkan mengaspal? Paling cepat akhir 2020, dengan banderol mulai $43.895 untuk konfigurasi terendahnya. Harganya termasuk terjangkau apabila dibandingkan dengan SUV elektrik lain, semisal Audi e-tron, akan tetapi kelasnya memang sudah berbeda jauh.
Sumber: Ford.