Dua pekan lalu (26-28 Februari 2021) kita menyaksikan tim VALORANT NXL Ligagame menjadi juara di pertandingan VCT 2021: Indonesia Stage 1 Challengers 2. Mereka berhasil melibas BOOM Esports 3-1 di babak Grand Final sehingga mereka mendapat kesempatan untuk bertanding di tingkat yang lebih tinggi, VCT 2021: SEA Masters Stage 1.
NXL Ligagame sendiri sudah punya beberapa pengalaman bertanding di turnamen-turnamen tingkat Asia Tenggara maupun Asia Pasifik. Namun VCT 20221: SEA Masters Stage 1 jadi beda cerita dengan turnamen-turnamen sebelumnya, mengingat kompetisi tersebut tergolong sebagai turnamen official dengan dukungan langsung dari Riot Games. Bagaimana persiapan NXL Ligagame menghadapi turnamen tersebut? Untuk itu saya berbincang dengan Saibani Rahmad atau Bani atau “fl1pzjder” selaku kapten NXL Ligagame membincangkan soal persiapan mereka menghadapi turnamen tersebut.
Fl1pzjder, Sosok Duelist Tajam Dipadu Dengan Kemampuan Memimpin Tim
Sebelum membahas soal persiapan tim, kami juga sempat berbincang singkat soal perjalanan Bani di dunia game kompetitif. Bani bercerita bahwa pengalaman dirinya bermain game secara kompetitif sebenarnya sudah cukup panjang. “Dulu sempat main Point Blank juga, terus pindah ke CS:GO, sampai akhirnya sekarang main di VALORANT ini.” ucap Bani.
Salah satu keunikan dari sosok Bani sendiri adalah peran dalam tim yang ia jalani. Bani mengambil posisi sebagai Duelist merangkap Kapten atau in-game leader. Posisi tersebut jadi unik karena pemain Duelist punya peran sebagai garda terdepan bagi pasukan penyerang, dengan tugas membuka atau membongkar pertahanan musuh. Karena perannya, kebanyakan pemain Duelist cenderung akan fokus menembaki musuh dan kesulitan memberi komando. Karenanya posisi in-game leader pada beberapa tim biasanya adalah pemain yang cenderung bermain secara lebih taktis dan menggunakan Agent tipe Control atau Initiator di dalam VALORANT.
Namun Bani sendiri menceritakan bahwa tidak ada kesulitan tertentu saat menjalani peran tersebut. “Jadi tidak sulit mungkin karena memang sedari dulu posisi gue di dalam tim kompetitif FPS selalu seperti itu, membongkar pertahanan lawan sambil memberi komando. Gue memainkan posisi seperti itu bahkan sejak dari dulu ketika main kompetitif Point Blank di Palembang dan usia gue masih sekitar 15 tahun. Saat sedang giat di dunia kompetitif CS:GO sekitar 2017, posisi gue pun tetap sama, pembongkar pertahanan musuh merangkap in-game leader.”
“Justru gue sendiri merasa kombinasi peran seperti itu memberi keuntungan tertentu. Gue jadi bisa melihat lebih jelas ke mana arah rotasi musuh. Juga karena gue berposisi di depan, gue bisa lebih cepat ambil keputusan pada saat ada kesempatan untuk masuk terbuka.” Bani menjelaskan lebih lanjut soal perannya di dalam tim NXL Ligagame.
Persiapan NXL Ligagame Dalam Menghadapi VCT 2021: SEA Stage 01 Masters
Topik selanjutnya yang menjadi obrolan bagi kami berdua adalah internal tim mereka saat menghadapi VCT 2021: Indonesia Stage 1 Challengers 2. Dalam perbincangan tersebut, Bani mengakui bahwa dia sendiri sebenarnya tidak merasa sepenuhnya siap pada saat jelang kualifikasi Indonesia kedua tersebut. “Perasaan tersebut muncul karena memang kami sempat kalah pada saat Indonesia Challenggers 1 melawan BOOM Esports.” tutur Bani.
Walau merupakan salah satu yang terkuat, tapi NXL Ligagame sendiri bukanlah tim adikuasa di skena VALORANT Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Bani, dirinya dan kawan-kawan NXL Ligagame sempat mendapat hasil yang kurang memuaskan pada Indonesia Challengers 1. Mereka kalah 0-2 lawan BOOM Esports yang memaksa NXL Ligagame harus bertanding lewat kualifikasi terbuka agar bisa ikut Indonesia Challengers 2.
“Lalu setelahnya kami mencoba melakukan pergantian pemain dan melakukan persiapan lagi. Pergantian tersebut sebenarnya juga membuat gue jadi merasa tidak sepenuhnya siap untuk Indonesia Challengers 2. Walaupun begitu, para anggota tim berusaha untuk tetap optimis dan melakukan yang terbaik untuk semuanya. Karenanya kami cukup bersyukur dengan hasil yang kami dapatkan tersebut.” Bani menceritakan di balik layar dari kemenangan NXL Ligagame dalam Indonesia Challengers 2.
Mengutip dari Liquidpedia, NXL Ligagame memang sempat mengganti satu pemainnya pada satu kali kesempatan. Pemain tersebut adalah Natz yang digantikan oleh Sayoo pada 24 Februari 2021 kemarin. “Kalau soal pergantian tersebut, sejauh apa yang gue lihat memang Natz sudah beda visi dengan kami (divisi VALORANT NXL Ligagame).” Ucap Bani membahas singkat soal pergantian pemain yang terjadi.
Setelah membahas Indonesia Challengers 2, obrolan kami berlanjut ke soal persiapan menghadapi SEA Masters 1 dan peta kekuatan skena kompetisi VALORANT baik di SEA ataupun internasional. Membicarakan soal persiapan, Bani bercerita. “Sejauh ini kalau dari hasil latih tanding, gue sendiri merasa masih banyak kurangnya sih. Terasa kurang karena lawan yang dihadapi nanti adalah tingkat SEA nantinya dan gue merasa bahwa permainan kami dijadikan bahan belajar bagi tim lain. Makanya gue merasa tim masih perlu melakukan perbaikan di sana dan sini ataupun melatih strategi baru agar permainan kami jadi tidak terlalu tertebak.” Ujarnya. “Walaupun begitu, gue sih cukup pede segala kekurangan tersebut bisa kami kejar dalam satu minggu persiapan ini.” Tambah Bani.
Membicarakan soal peta kekuatan, Bani mengatakan bahwa ada satu tim asal Thailand yang cukup diwaspadai di skala pertandingan SEA. “Waktu itu tim tersebut memang sempat mengalahkan kami dalam satu sesi latih tanding, tapi tim itu sendiri belum lolos ke SEA Masters.” Tutur Bani.
Menutup obrolan, kami pun membincangkan soal peta kekuatan VALORANT secara internasional. “Kalau secara internasional, mungkin urutannya seperti ini: Eropa (EU), Amerika Utara (NA), Korea, SEA, baru Amerika Latin (LATAM) atau Asia (Jepang dan sekitarnya).” Bani mengurutkan.
Lebih lanjut, Bani lalu menjelaskan alasan opininya soal ranking kekuatan skena kompetitif VALORANT secara internasional. “Kalau EU sih karena memang kuat dari dulu sejak di CS:GO. Kuat kenapa? Karena EU itu aim-nya sakit, pemainnya juga kebanyakan pintar, punya game sense (pemahaman map dan skill agent) yang kuat. Korea itu masuk di peringkat 3 karena Vision Strikers sih, tapi kalau semisal tim tersebut enggak ada, tim lainnya itu tergolong biasa aja.” Ucapnya.
Lalu bagaimana dengan SEA ataupun Indonesia sendiri? Bani pun mengatakan, “Indonesia itu sebenarnya punya skill aim yang bisa bersaing menurut gue. Tapi sayangnya enggak semua pemain punya otak.” Pernyataan Bani mungkin terdengar agak kasar, tapi saya sendiri sebenarnya cukup paham dengan apa yang dimaksud.
Dalam esports memang ada ujaran “otot dan otak” ketika membicarakan skill pemain. Maksudnya otot adalah kemampuan mikro di dalam sebuah game. Kalau dalam VALORANT, kemampuan aim bisa digolongkan sebagai skill “otot”. Sementara otak adalah kemampuan makro. Kalau dalam VALORANT, “game sense” yang di dalamnya termasuk kemampuan pemain dalam memahami map atau memahami cara kerja/cara efektif/cara pintar menggunakan skill seorang Agents adalah seperangkat skill “otak”.
—
VCT 2021: SEA Masters 1 sendiri akan diselenggarakan tanggal 19-21 Maret 2021 mendatang. Mengutip dari Liquidpedia, pertandingan tersebut akan menyertakan tim dari negara Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan. Selain NXL Ligagame, masih tersisa satu slot lagi untuk tim Indonesia di dalam turnamen tersebut yang akan diperebutkan dalam Indonesia Challengers 3 pada tanggal 12-14 Maret 2021 mendatang.
BOOM Esports dan Alter Ego bisa dikatakan sebagai 2 kontestan terkuat dari Indonesia Challengers 3. Tetapi apakah mungkin akan muncul kejutan dari kontestan-kontestan lainnya?
Sumber Gambar Utama – NXL Ligagame Official Website