Sejak awal diluncurkan, fungsi utama Waze adalah menyajikan rute-rute alternatif sehingga pengguna bisa terhindar dari kemacetan. Metode crowdsourcing yang digunakan juga terbukti efektif, tapi bagaimana jika ada suatu event besar yang sampai menutup jalan? Bisakah pengguna mendapatkan informasi tanpa harus ‘mengorbankan’ pengguna lain terlebih dulu yang sudah terlanjur terjebak?
Bisa, dan solusinya tetap saja mengandalkan metode crowdsourcing. Pun demikian, crowd yang dimaksud bukanlah pengguna Waze, melainkan penyelenggara event–event besar tersebut.
Waze baru-baru ini mengumumkan Global Event Partner Program. Sederhananya, mereka ingin mengajak para penyelenggara event untuk memberikan informasi terkait jalan-jalan yang bakal ditutup sebelum acara dimulai, lalu meneruskannya ke seluruh pengguna Waze.
Menggunakan tool Waze Closure, mitra-mitra penyelenggara event ini bisa menginput detail-detail ekstra seperti misalnya lokasi parkir atau jalan yang dijadikan dua arah karena seberangnya ditutup. Mereka juga bisa menyematkan sebuah Live Map pada situs event guna memberikan informasi lalu lintas dan sebagainya yang terus ter-update.
Program dan fitur baru ini bakal menguntungkan semua pihak. Untuk pihak penyelenggara event, tidak menutup kemungkinan mereka dapat menjual lebih banyak merchandise karena pengunjung bisa datang lebih cepat dengan berbekal informasi-informasi seperti di atas. Untuk pengguna Waze, mereka dapat terhindar dari kemacetan karena sudah merencanakan rute alternatif lebih dulu.
Sejauh ini Waze sudah menggandeng 20 mitra yang tersebar di Amerika, Eropa dan Asia. Mengingat para partner tidak ditarik biaya, bisa dipastikan jumlah ini akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu.