Perkembangan fintech mulai menyajikan layanan yang beragam dan spesifik. Salah satunya digagas oleh amalan, dengan menghadirkan sistem manajemen utang untuk membantu orang-orang yang merasa berat melunasi utang kartu kredit, kredit tanpa agunan, dan kredit kepemilikan rumah.
Selain konsultasi strategi pelunasan, amalan mengembangkan platform pengelolaan utang. Model bisnis yang diterapkan ialah dengan mengenakan success fee bagi pelanggan yang berhasil tertolong.
“amalan menawarkan layanan restrukturisasi utang, kami akan mengusahakan peminjam dan pemberi pinjaman untuk menyetujui solusi yang kami tawarkan; baik itu diskon utang atau skema pembayaran baru yang lebih terjangkau. Kami juga memberikan solusi refinancing, menggantikan utang lama yang lebih mahal dan memberatkan, dengan utang baru yang lebih terjangkau,” jelas Founder & CEO amalan Arne Hartmann.
Dalam operasionalnya, amalan terdaftar ke dalam klaster “Online Distressed Solution” dari OJK berdasarkan POJK No 13/POJK.02/2018. Mereka juga beroperasi di bawah lisensi BPKM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) bernomor 955/1/IU/PMA/2016.
Sejak berdiri di tahun 2014, amalan mengklaim telah menyelesaikan lebih dari 1500 kasus utang dengan nilai total mencapai 30 miliar Rupiah. Proses penyelesaian utang dari amalan hanya membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari, jika peminjam sudah menyiapkan seluruh dokumen dan memiliki akses ke dana yang cukup untuk pelunasan utangnya. Namun, kebanyakan peminjam membutuhkan waktu lebih lama.
Untuk membuat pelayanan lebih efisien, pihaknya juga telah merilis chatbot bernama Amalia. Salah satu fungsinya ialah membantu para konsumen untuk melakukan pengisian data dan memahami skema pelayanan yang diberikan. Dengan penerapan automasi ini, amalan mengklaim mampu meningkatkan jumlah klien hingga 6 kali lipat.
“Saat ini kami sedang berusaha untuk mengembangkan lebih banyak opsi refinancing, meningkatkan kualitas contact center dan menambahkan lebih banyak teknologi automation. Selain itu, awal bulan ini kami baru saja meluncurkan layanan di Malaysia dan sedang dalam tahap perencanaan untuk mulai menawarkan jasa kami di Thailand dan Filipina pada akhir tahun ini,” lanjut Arne.
Sampai saat ini amalan masih bootstrapping, tahun ini direncanakan akan melakukan fundraising. Mengenai target bisnis, perusahaan mematok minimal 1000 utang dapat dikelola setiap kuartal. Tahun ini juga ditargetkan mencapai break even point.