EVOS Esports Dapatkan Pendanaan Sebesar Rp61 Miliar

Pendanaan Seri A ini difokuskan untuk manajemen influencer milik EVOS

EVOS Esports mungkin memang bisa dibilang sebagai salah satu organisasi / startup esports paling sukses yang berasal dari Indonesia. Meski baru berdiri dari tahun 2017, mereka langsung mencuri perhatian banyak pelaku industri dari dalam dan luar negeri. Sekarang, mereka juga bisa dianggap sebagai salah satu yang paling berhasil di kawasan Asia Tenggara.

Saat artikel ini ditulis, EVOS memiliki 13 tim di 6 game berbeda (dengan total 62 pemain), yang berada di 5 negara. Saat ini, EVOS juga sudah memiliki sekitar 120 karyawan, 100 di antaranya berasal dari Indonesia.

Bagi Anda yang ingin cari tahu lebih jauh mengenai perjalanan EVOS Esports jadi sebesar ini, Anda bisa membaca sendiri terjemahan tulisan dari Ivan Yeo, CEO dan Co-Founder EVOS Esports yang terbagi jadi 4 bagian.

Menurut Business Times, tahun ini (2019), mereka bahkan berhasil mendapatkan pendanaan seri A dengan jumlah fantastis sebesar US$4,4 juta (atau setara dengan Rp61 miliar). Pendanaan pertama, yang hampir mencapai angka US$3 juta, mereka dapatkan dari Insignia Venture Partners di awal tahun. Sedangkan sisanya, US$1,4 juta, mereka dapatkan dari sekelompok angel investor yang terdiri dari sejumlah konglomerasi asal Indonesia dan juga petinggi dari pemain ecommerce asal Tiongkok.

Menariknya, meski sebagai klub esports yang kompetitif, EVOS tak bisa dipandang remeh di AOV (yang langganan juara nasional dari musim pertama ASL), MLBB (yang baru saja memenangkan MPL ID S4 dan juga MPL MY/SG), Free Fire, ataupun PUBG Mobile, pendanaan ini justru difokuskan untuk EVOS sebagai manajemen influencer.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono

Manajemen influencer dari EVOS sendiri saat ini diklaim sudah mengatur 50 influencer eksklusif dan bekerja sama dengan 250 talent. Menurut Ang Teng Jen, Chief Strategic Officer EVOS, saat diwawancarai oleh Business Times, "Agustus lalu, influencer gaming papan atas dunia, Tyler "Ninja" Blevins, meninggalkan Twitch untuk kontrak eksklusif dengan Mixer dari Microsoft; dengan nilai kontrak yang perkiraannya mencapai US$20-30 juta.

Kami melihat tren yang sama di Asia Tenggara, dengan influencer papan atas di kawasan ini yang mendapatkan sekitar US$30-60 ribu sebulan -- seratus kali lebih besar dari gaji kebanyakan fresh graduate."

Ivan Yeo juga sempat memberikan pendapatnya di artikel yang sama. Menurutnya, esports memang jadi salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat secara global. Namun ada banyak potensi yang belum dimaksimalkan di wilayah Asia Tenggara. Untungnya, sekarang lebih banyak brand yang mulai melirik esports -- nilai sponsorship sekarang sudah lebih dari US$500 ribu, dibandingkan dulu yang masih di kisaran US$10 ribu saat EVOS baru mulai.

"Intinya, Ivan dan timnya memiliki rencana yang gamblang untuk mendominasi pasar Asia Tenggara, memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak-pihak penting di kawasan ini." Ujar Tan Yinglan, Founding Managing Partner dari Insignia Ventures Partners.

Sumber Feature Image: ESL Indonesia