Bagi sebuah perusahaan startup, mendapat investasi dari sebuah perusahaan venture capital (VC) besar merupakan hal yang penting. Suntikan dana dibutuhkan untuk peningkatan pertumbuhan, perluas pasar, dan relasi untuk menembus pasar global. Berbagai cara dan strategi untuk mendapatkannya ditempuh, seperti mengikuti event malam investor atau mengirimkan email ke investor. Berikut adalah strategi pitching via email untuk menarik hati investor.
Pertanyaannya, apakah pitching melalui email bisa berhasil atau hanya buang-buang waktu saja? Mungkin jawaban ini akan mengejutkan sebagian orang, tetapi ya, ternyata pitching dengan cara mengirim email ke sebuah VC bisa menuai hasil.
“Ya bisa berhasil, paling tidak di perusahaan kami. Kami membaca semua pitching email yang masuk. Jika ada yang sangat menarik, kami akan mem-follow up-nya lewat telepon,” ujar Patrick Mathieson dari Toba Capital, Amerika Serikat.
Managing Director Storm Ventures Jason M Lemkin juga menyatakan hal senada. “Bisa saja. Syaratnya: email pitch itu harus sempurna!”
Pertanyaan berikut yang muncul adalah bagaimana cara membuat pitch email yang bisa menarik hati para VC? Berikut ini adalah tips penting yang diberikan langsung oleh Mathieson.
- Tulislah dengan lugas dan jelas. Anda tidak punya keleluasaan untuk menulis email penuh basa-basi, karena selain Anda ada banyak sekali startup di luar sana. Pastinya VC juga kebanjiran email pitch yang masuk ke dalam inbox mereka
- Cek tatabahasa, ejaan, atau salah tulis (typo) lain.
- Hindari terlalu banyak menggunakan jargon bisnis. Saat Anda menulis bagaimana perjalanan Anda untuk menyediakan “analisis prediktif untuk big data”, saya sudah menghapus email Anda.
- Jika ingin menyertakan perkiraan revenue, cukup berikan satu tahun ke depan saja. Memberi perkiraan revenue dua tahun ke depan atau lebih, malah membuat Anda tampak seperti tukang obat atau dukun ramal.
- Lampirkan rencana atau paket bisnis Anda.
- Pastikan VC yang Anda hubungi memang terkait dengan bidang Anda. Kami banyak mendapat email dari startup peralatan medis, sedangkan kami tidak bergerak di sana, sehingga percuma saja.
- Hindari Anda “ketahuan” membuat surat yang sama kepada ratusan VC. Tentu saja Anda tidak harus membuat email yang isinya sama sekali berbeda kepada setiap VC, tetapi tambahkan satu atau dua paragraf yang menunjukkan bahwa Anda sudah mengetahui satu atau dua hal tentang VC yang Anda surati itu.
Selain tips di atas, Mathieson menambahkan bahwa penjelasan yang ada di email itu harus punya metrik yang super solid, value proposition yang 100 persen jelas, dan yang tidak kalah penting jangan lakukan follow up. Janganlah membombardir VC dengan 70 email follow up menanyakan perkembangan. Jika VC itu memang tertarik, mereka akan meresponnya.
[Ilustrasi: Shutterstock]