Industri otomotif sedang mengalami revolusi teknologi. Dalam berbagai ajang pameran otomotif, Anda akan menjumpai segudang inovasi yang coba ditawarkan oleh pabrikan-pabrikan. Salah satu yang sedang panas-panasnya adalah mobil listrik.
Kita sudah melihat bagaimana Chevrolet Bolt EV ingin menggaet sebanyak mungkin konsumen dengan harganya yang terjangkau. Kemudian ada prototipe dari Mercedes-Benz yang mampu menempuh perjalanan dari kota Surabaya ke Jakarta dalam satu kali charge selagi penumpangnya asik bermalas-malasan.
Sederhananya, ada satu kemiripan dari kedua contoh di atas: efisiensi. Mobil listrik diciptakan sebagai solusi dari efisiensi bahan bakar mobil non-listrik yang masih terbilang boros.
Meski demikian, masih banyak calon konsumen yang enggan memilih mobil listrik karena khawatir akan kompleksitasnya, dimana keberadaan stasiun pengisian baterai masih belum sebanyak tempat pengisian bahan bakar.
Info menarik: Strati Ialah Mobil 3D Printed Pertama di Dunia, Bisa Dibuat Hanya Dalam 44 Jam
Mereka yang sependapat bisa melirik Elio. Elio merupakan mobil dua-penumpang beroda tiga. Mengapa hanya dua penumpang? Karena, menurut visi Elio, dunia semakin lama semakin sempit, dan kita membutuhkan sarana transportasi yang lebih efisien dan dalam wujud yang lebih praktis.
Keunggulan utama Elio terletak pada efisiensi bahan bakarnya. Elio menggunakan mesin bensin layaknya mobil tradisional sehingga angka 35,7 km/liter yang dicatatkannya merupakan sebuah prestasi yang hebat.
Sebagai pembanding, berdasarkan pengalaman pribadi, konsumsi bahan bakar Toyota Avanza keluaran tahun lalu hanya berkisar 11–14 km/liter – ini sudah tergolong irit bagi saya.
Meski berbodi mungil, Elio telah dirancang dengan standar keselamatan yang tinggi. Fitur-fitur pendukungnya meliputi tiga buah airbag di dalam kabin, rem ABS (Anti-lock Braking System) dan 50% crumple zone yang lebih besar – semakin besar semakin efektif dalam meredam energi saat terjadi benturan/tabrakan – ketimbang mobil lain sejenis.
Info menarik: Mobil Listrik Kaliurang UNISI, Bertenaga Android dan Buatan Indonesia
Kemudian yang tidak kalah menarik dari Elio adalah harganya. Elio rencananya akan dipasarkan seharga $6.800 atau sekitar Rp 85 juta. Memang hanya bisa menampung dua orang, akan tetapi harga ini cukup terjangkau jika memperhitungkan klaimnya bahwa 90% komponen Elio berasal dari Amerika Serikat.
Sayangnya, sejauh yang saya perhatikan, belum ada rencana Elio untuk membawa produknya keluar dari kampung halamannya. Produksinya baru akan dimulai di bulan Maret, dan di AS sendiri Elio baru akan dijual tahun depan.
Saya pribadi berharap ada dealer mobil di Indonesia yang tertarik untuk mendistribusikannya mengingat Elio bisa menjadi solusi yang cukup efektif bagi penduduk kota-kota besar, dimana lahan parkir semakin terbatas dan konsumsi bahan bakar semakin boros akibat padatnya arus lalu lintas.