Dark
Light

East Ventures Galang Dana Kelolaan untuk Startup Tahap Awal, Targetkan 1,2 Triliun Rupiah

1 min read
June 25, 2020
Keluarga besar East Ventures yang meliputi tim, investor, hingga founder dalam perayaan hari jadi yang ke-10 / East Ventures

East Ventures hari ini (25/6) mengumumkan penutupan pertama dari penggalangan dana untuk seed fund terbarunya. Ini jadi dana kelolaan ke-8 yang melibatkan pemodal ventura tersebut, menargetkan menghimpun dana US$88 juta atau setara 1,2 triliun Rupiah. Fokusnya untuk mendanai startup baru yang muncul atau berkembang pasca-lockdown; terbuka untuk semua sektor dengan (salah satunya) mempertimbangkan kualitas founder.

Beberapa institusi finansial telah bergabung sebagai penyuntik dana, di antaranya Pavilion Capital dan Adams Street.

Dari pernyataan yang dikirimkan, perusahaan mengatakan sengaja mempertahankan besaran dana di bawah US$100 juta untuk menjaga fokus pendanaan ke perusahaan tahap awal. Selain itu, besaran tersebut membantu East Ventures untuk lebih cepat mencapai tujuan utama perusahaan yaitu menjadi kelas aset terbaik bagi investornya (limited partner).

“Pandemi ini memberikan kesempatan bagi generasi entrepreneur baru untuk memikirkan permasalahan baru dan mencari solusi yang efisien memanfaatkan teknologi […] Situasi saat ini justru membuktikan hipotesis utama East Ventures, yaitu founder yang hebat selalu menemukan jalan untuk mengembangkan perusahaan mereka, bahkan di hadapan krisis,” sambut Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

“Flywheel Effect”

Di Indonesia, East Ventures percaya dengan keberadaan “flywheel effect”. Roda gila atau flywheel adalah bagian berbentuk roda di dalam mesin yang berfungsi untuk mengkonservasi energi. Konsep yang sama diterapkan oleh East Ventures dalam berinvestasi.

Realisasinya East Ventures bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk perusahaan lokal, family offices, startup tahap awal, dan startup pada tahap pertumbuhan yang lebih lanjut untuk membangun sebuah flywheel tanpa friksi. Kolaborasi ini melahirkan siklus lengkap di ekosistem startup mulai dari investasi pada tahap awal, menemukan product market fit, value creation, dan scaling, yang diakhiri dengan exit dan reinvestasi.

Terkait krisis yang berdampak langsung kepada ekosistem startup digital, Willson juga memberikan komentar. “Kami sadar bahwa mayoritas CEO perusahaan di portofolio kami belum pernah melalui krisis. Karena itu, kami segera melakukan analisis performa bisnis dengan founder dan CEO dari perusahaan-perusahaan di portofolio kami. Tujuannya bukan menentukan langkah detail yang harus mereka ambil, tetapi untuk memahami dampak krisis terhadap tiap perusahaan.”

Beberapa hal juga disarankan, termasuk menghemat kas, hanya mengubah bisnis inti mereka jika benar-benar dibutuhkan, mempertimbangkan dengan masak sebelum melakukan pivot, dan founder harus tegas dalam mengambil keputusan.

Program akselerator online memberikan kesempatan yang sama untuk startup di berbagai daerah, memungkinkan menghadirkan mentor yang lebih bervariasi
Previous Story

Berbagi Pengalaman Program Akselerator Online di Tengah Pandemi

Next Story

ShiftCam ProGrip Siap Hadirkan Kenyamanan ala Kamera Tradisional pada Smartphone

Latest from Blog

Don't Miss

Platform Web3 Singapura, AWST, Dapatkan Pendanaan Awal 26,4 Miliar Rupiah

AWST merupakan salah satu start-up Web3 yang berbasis di Singapura.

Semakin Banyak Developer Game yang Tertarik dengan Blockchain Game

Belakangan, semakin banyak developer game yang tertarik dengan blockchain game.