Dark
Light

Drama dan Kontroversi Dalam Sejarah Twitter

7 mins read
July 20, 2022
Ada beberapa kontroversi dalam sejarah Twitter.

Pada awal Juli 2022, Twitter memutuskan untuk menuntut Elon Musk. Tidak tanggung-tanggung, tuntutan itu bernilai miliaran dollar. Alasannya adalah karena Musk memutuskan membatalkan rencana akuisisi Twitter senilai US$44 miliar. Padahal, pada April 2022, Musk mengumumkan rencananya untuk bergabung dengan dewan direksi Twitter, menurut laporan The Guardian. Kali ini bukan pertama kalinya Twitter harus melalui drama terkait keuangan mereka. Pada awalnya, sejarah Twitter pun punya kontroversi.

Awal Sejarah Twitter

Twitter berawal dari perusahaan bernama Odeo, yang didirikan oleh Evan Williams, Biz Stone, dan Noah Glass pada 2004. Odeo dibuat sebagai platform untuk menampung podcast. Sayangnya, satu tahun kemudian, pada 2005, Apple mengungkap bahwa mereka akan memasukkan podcast ke dalam iTunes. Hal ini membuat para eksekutif Odeo merasa, mereka tidak akan bisa bersaing dengan perusahaan teknologi raksasa tersebut. Mereka pun memutuskan untuk mengubah haluan perusahaan.

Untuk menemukan ide baru, Odeo mengadakan hackaton internal. Para karyawan di bagi ke dalam grup untuk mengembangkan ide mereka masing-masing. Di sini, Glass menjadi dekat dengan Jack Dorsey, yang dianggap sebagai karyawan bintang di Odeo.

Twitter bermula dari Odeo. | Sumber: Business Insider

Sebelum bekerja di Odeo, Glass sudah punya teknologi yang dapat mengubah pesan yang seseorang kirim melalui telepon menjadi MP3 dan mengunggahnya ke internet. Teknologi inilah yang menjadi dasar dari platform Odeo. Sementara itu, Dorsey punya ide untuk membuat produk yang fokus pada “status” seseorang, pada kegiatan yang sedang mereka lakukan.

Glass mengatakan, dia merasa, Dorsey tidak puas dengan proyek yang dia buat di Odeo. Dorsey lalu menceritakan idenya dan Glass mencoba untuk mengerti daya tarik dari ide Dorsey tersebut. Setelah berbicara panjang lebar dengan Dorsey, Glass akhirnya mengerti apa yang ingin dia buat.

Pada Februari 2006, Glass, Dorsey, dan Florian Weber — developer asal Jerman yang dipekerjakan secara kontrak — mempresentasikan ide Dorsey di hadapan perusahaan. Ide Dorsey berupa platform yang dapat mengirimkan SMS ke semua teman Anda ketika Anda mengirimkan SMS ke satu nomor. Glass mengusulkan untuk menamai platform itu Twttr. Pada akhirnnya, nama platform tersebut berubah menjadi Twitter.

Walau telah melihat presentasi dari Glass, Dorsey, dan Weber, Williams tampaknya masih meragukan potensi Twitter. Namun, dia tetap menunjuk Glass untuk memimpin tim pengembangan dari platform tersebut. Sesekali, tim Glass akan mendapatkan bantuan dari Biz Stone.

Semua orang  yang diwawancara oleh Business Insider mengatakan, ide di balik Twitter memang berasal dari Dorsey. Dia bahkan memiliki gambar konsep serupa Twitter, bertahun-tahun sebelum dia bergabung dengan Odeo. Dan tak bisa dipungkiri, Dorsey merupakan bagian penting dari Twitter. Tapi, tim untuk mengembangkan Twitter ada di bawah tanggung jawab Glass. Dan di Odeo, Glass adalah orang yang paling semangat dalam membuat Twitter.

Salah satu sumber drama Twitter adalah karena peran Noah Glass tidak diakui. | Sumber: Twitter

“Noah-lah yang mendorong agar proyek Twitter dimulai,” kata Blaine Cook, yang nantinya akan menjadi Chief Technology Officer pertama dari Twitter. Senada dengan Cook, Ray McClure, salah satu pekerja veteran Odeo, mengatakan, Glass punya visi akan Twitter.

Investor Odeo, George Zachary juga mengungkap, Jack Dorsey dan Noah Glass adalah dua orang yang memberikan kontribusi besar pada pengembangan Twitter. Dia berkata, “Noah layaknya seorang fanatik. Semangat Evan dan Biz tidak bisa dibandingkan dengan semangat Noah.” Pada awalnya, layanan Twitter bahkan berjalan menggunakan laptop Glass, yaitu IBM Thinkpad yang menggunakan kartu SIM Verizon.

Sementara itu, Glass menegaskan, dia bukanlah satu-satunya kreator Twitter. Namun, ketika perannya dalam pengembangan Twitter dihapus begitu saja dari sejarah media sosial tersebut, dia tetap merasa bahwa dia telah dikhianati oleh teman dan koleganya. Dia juga mengungkap, Florian Weber punya peran yang lebih besar dari yang diceritakan dalam pengembangan Twitter.

“Sebagian orang mendapatkan apresiasi yang cukup, sementara sebagian yang lain tidak. Faktanya, pengembangan Twitter adalah proyek bersama,” ujar Glass “Saya tidak membuat Twitter sendiri. Proyek ini muncul dari diskusi dengan berbagai orang.”

Pada Maret 2006, Odeo berhasil membuat prototipe dari Twitter. Tepat pada 21 Maret 2006, Dorsey membuat tweet pertama, yang berbunyi: “Just setting up my twttr.” Di Juli 2006, TechCrunch membuat artikel pertama dari Twttr. Para karyawan Odeo yang terobsesi dengan Twitter menghabiskan ratusan dollar setiap bulan untuk mengirimkan SMS ke Twitter. Kabar baiknya, Odeo setuju untuk mengganti uang tersebut.

Tweet pertama dari Jack Dorsey. | Sumber: AdWeek

Fungsi Twitter sebagai media penyebaran informasi menjadi jelasketika terjadi gempa bumi di San Francisco pada Agustus 2006. Pasalnya, berita tersebut langsung menyebar di Twitter. Tidak lama setelah itu, jumlah pengguna Twitter menembus ribuan orang. Para pengguna dan pengamat Twitter pun mulai menyadari potensi dari Twitter.

Drama Pembelian Saham Kembali Twitter

Evan Williams, yang masih menjabat sebagai CEO Odeo, memang tidak terlalu menunjukkan ketertarikan akan Twitter saat konsep platform tersebut dipresentasikan oleh Glass, Dorsey, dan Weber. Namun, pada September 2006, Williams mengirimkan surat para investor. Dalam surat itu, dia mengungkap rencananya untuk membeli kembali saham para investor. Alasannya, karena dia merasa, Odeo tidak punya masa depan yang cerah dan dia merasa bersalah karena telah merugikan para investor.

Di surat untuk para investor Odeo tersebut itu, Williams juga mengakui bahwa Twitter merupakan salah satu bagian dari Odeo yang dia anggap punya potensi. Pada saat yang sama, dia juga mengatakan jumlah pengguna terdaftar Twitter masih kurang dari lima ribu orang. Dan walau dia akan tetap berinvestasi di Twitter, dia mengimplikasikan bahwa dia tidak tahu apakah Twitter akan bisa populer atau tidak di masa depan.

Williams pun mengajukan penawaran pada para investor: dia akan membeli kembali saham mereka. Para investor setuju dengan tawaran tersebut. Alhasil, Williams pun menguasai keseluruhan saham Odeo — dan Twitter. Ketika itu, tidak diketahui berapa banyak uang yang Williams keluarkan untuk membeli saham dari para investor. Diperkirakan, dia menghabiskan sekitar US$5 juta untuk mendapatkan Odeo. Lima tahun kemudian, pada 2011, nilai saham Odeo — yang menjadi Twitter — naik hingga 1.000 kali lipat, menjadi US$5 miliar.

Lalu, bagaimana reaksi dari para investor Odeo akan hal ini?

Kebanyakan investor Odeo mengatakan bahwa mereka telah menerima hasil dari keputusan mereka. Meskipun begitu, sebagian investor tetap memiliki rasa kecewa. Satu atau dua investor bahkan merasa curiga bahwa Williams telah menipu mereka.

James Hong adalah salah satu investor yang terlibat dalam drama Twitter. | Sumber: A Total Disruption

Salah satu investor yang mencurigai Williams adalah James Hong, Co-founder dari HotOrNot.com yang juga merupakan angel investor dari Odeo. Dia mengaku, dia sempat merasa begitu kecewa sampai dia tidak mau mendengar berita apapun tentang Twitter.

Di sisi lain, ada investor yang menghargai apa yang dilakukan oleh Williams, termasuk Don Hutchinson. “Ketika itu, saya menganggap, Williams punya maksud baik,” ujar Hutchinson, pada Business Insider. “Terkadang, ketika Anda menanamkan investasi di perusahaan dalam tahap awal, Anda justru akan merugi.”

Sementara itu, sebagian investor Odeo mengaku bahwa mereka berharap, Williams lebih terbuka akan rencananya untuk mengembangkan Twitter. Karena, para investor sebenarnya tidak keberatan untuk kembali menanamkan uang mereka di Twitter. Hal ini membuat sebagian investor Odeo bertanya-tanya: apakah Williams telah menipu mereka, membuat mereka berpikir bahwa Twitter tidak punya masa depan walau dia tahu, Twitter punya potensi besar?

Menurut Britannica, setelah Williams membeli seluruh saham Odeo, bersama Stone dan Dorsey, dia mengubah nama perusahaan menjadi Obvious Corp. Setelah itu, pengembangan Twitter pun dilanjutkan. Twitter bahkan dipamerkan dalam konferensi teknologi dan musik, South by Soutwest di Texas, Amerika Serikat, pada Maret 2007. Gara-gara hal itu, minat masyarakat akan Twitter meroket. Dan pada April 2007, Twitter, Inc. didirikan, dengan Jack Dorsey sebagai CEO pertama dari perusahaan tersebut.

Evolusi Twitter dan Cara Monetisasi

Drama Twitter bukan satu-satunya masalah yang dihadapi oleh media sosial tersebut. Masalah lain yang dihadapi oleh Twitter adalah tentang monetisasi. Sejak awal, Twitter hadir sebagai layanan SMS yang memiliki fitur media sosial. Artinya, platform itu memang tidak punya sistem monetisasi yang jelas. Walaupun, jumlah unique visitors dari Twitter naik 1,300 persen pada 2009, yang merupakan bukti bahwa platform itu diminati oleh banyak orang. Padahal, di tahun yang sama, Facebook berhasil mendapatkan untung untuk pertama kalinya.

Pada 2010, Twitter memperkenalkan fitur Promoted Tweets, yaitu tweet iklan yang akan tampil ketika pengguna sedang mencari topik tertentu. Fitur ini diharapkan akan bisa menjadi sumber pemasukan utama untuk Twitter. Supaya, Twitter tidak melulu bergantung pada venture capitalists. Masih di 2010, Twitter juga memperkenalkan Promoted Trends dan Promoted Accounts. Keduanya berfungsi layaknya iklan. Jika Promoted Trends akan memasukkan topik tertentu dalam daftar topik yang sedang ramai dibicarakan, Promoted Accounts akan menampilkan akun dari pengiklan.

Promoted Trends Spotlight.

Fungsi Twitter di ranah politik mulai terlihat pada 2008. Ketika itu, Barack Obama, salah satu calon presiden Amerika Serikat, berhasil menguasai Twitter dan media sosial lainnya. Kemenangan Obama di pemilu AS 2008 membuat politikus mulai menggunakan media sosial sebagai alat kampanye.

Tak hanya sebagai alat kampanye, Twitter juga bisa menjadi wadah untuk jurnalisme warga. Pada 15 Januari 2009, pesawat US Airways penerbangan 1549 harus melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson. Salah satu penumpang pesawat, Janis Krums, mengambil foto menggunakan ponselnya, evakuasi penumpang dari badan pesawat yang setengahnya terendam air. Krums mengunggah foto itu ke Twitpic.com, layanan penyimpan foto untuk pengguna Twitter. Foto evakuasi penumpang itu diakses ribuan pengguna Twitter di saat bersamaan, yang menyebabkan situs Twitpic.com sempat mengalami crash.

Perubahan Kepemimpinan

Jack Dorsey merupakan CEO pertama dari Twitter. Pada 2008, Dorsey digantikan oleh Evan Williams. Namun, dua tahun kemudian, posisi CEO Twitter diduduki oleh Dick Costolo, yang merupakan Chief Operating Officer. Pada Oktober 2015, Dorsey kembali menjabat sebagai CEO Twitter.

Ketika itu, Twitter telah terbukti populer, walau mereka belum bisa menghasilkan untung. Alhasil, mereka terus merilis fitur baru untuk mendorong tingkat interaksi pengguna. Salah satu fitur baru itu adalah Moments, yang dirilis pada Oktober 2015. Moments memungkinkan pengguna untuk membuat koleksi dari tweets dan konten lainnya. Pada awalnya, Moments memiliki tab tersendiri. Namun, pada Januari 2017, Twitter menggantikan Moments dengan Explore. Di tahun yang sama, Twitter meningkatkan batas maksimal karakter dalam sebuah tweet, dari 140 karakter menjadi 280 karakter.

Fitur Fleets ditambahkan pada November 2020. Fleets merupakan konten yang akan menghilang setelah 24 jam, sama seperti fitur Stories pada media sosial lain, seperti Snapchat, Instagram, atau Facebook. Hanya saja, Fleets kurang sukses di kalangan pengguna Twitter. Jadi, fitur itu pun dihapus pada Agustus 2021. Pada Mei 2021, Twitter memperkenalkan Spaces. Melalui fitur tersebut, pengguna Twitter dengan jumlah pengikut setidaknya 600 orang akan bisa membuka ruang digital untuk berdiskusi atau mengobrol dengan audiens.

Pada Maret 2016, Twitter mengimplementasikan perubahan paling kontroversial. Mereka mengganti sistem chronological timeline — yang menampilkan tweet berdasarkan waktu tweet itu dibuat — dengan sistem algoritma, yang biasa digunakan di media sosial lain. Dengan sistem algoritma, pengguna akan melihat tweet berdasarkan minat dan ketertarikan mereka. Keputusan Twitter untuk menggunakan sistem algoritma membuat para pengguna protes. Para pengguna menganggap, penggunaan sistem ini akan menciptakan echo chamber, yang hanya akan memperkuat bias seseorang.

Jack Dorsey (kiri) dan Parag Agrawal (kanan). | Sumber: Mint

Twitter akhirnya bisa mendapatkan untung pada akhir kuartal 2017. Ketika itu, media sosial tersebut memiliki 330 juta pengguna aktif bulanan. Pada awal 2019, Twitter berhenti melacak jumlah pengguna bulanan. Sebagai gantinya, mereka menghitung jumlah pengguna harian yang bisa dimonetisasi. Di akhir 2021, Twitter mengungkap bahwa mereka memiliki 217 juta pengguna yang terekspos ke iklan dan bisa dimonetisasi.

Di November 2021, Dorsey memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai CEO. Dia digantikan oleh Parag Agrawal, yang sebelumnya duduk sebagai Chief Technology Officer Twitter. Pada 2022, Elon Musk mengemukakan rencananya untuk membeli Twitter. Untuk itu, dia rela mengeluarkan uang sebesar US$44 miliar. Dan hal ini menjadi awal dari drama Twitter baru.

Tiga bulan setelah mengumumkan rencananya untuk membeli Twitter, Musk mengatakan bahwa dia membatalkan rencananya untuk membeli Twitter. Salah satu alasannya adalah karena dia khawatir akan banyaknya akun bot di Twitter. Alasan lainnya, karena Twitter telah melanggar sejumlah ketentuan dalam perjanjian akuisisi, menurut Musk. Setelah itu, Twitter menggugat Musk karena dia berusaha untuk membatalkan proses akuisisi.

Sumber header: Pexels

Warrior NFT MMORPG
Previous Story

Warrior Adalah MMORPG Berbasis NFT dari Pencipta Dead or Alive

cara ganti background zoom
Next Story

Mudah, Ini Cara Ganti Background Zoom di HP dan Laptop

Latest from Blog

Don't Miss

Pengguna X Premium Kini Bisa Gunakan Grok AI

Secara global, Elon Musk mengumumkan peluncuran Grok 1.5 pada akhir
Review Poco X6 5G Hybrid

Review Poco X6 5G, Performa Ekstrem dan Sudah Dapat Pembaruan HyperOS

Poco X6 membawa layar AMOLED 120Hz dengan Dolby Vision lalu